Cielo menelan ludah. Ayahnya ternyata sangat mendukungnya untuk menikah dengan Justin.
"Kalau kamu bisa menikah dengan Justin, itu bagus. Hubungan bisnis kita akan berjalan semakin lancar. Ayahnya juga adalah orang yang sangat baik. Kamu sudah bertemu dengannya kan waktu itu," kata ayahnya.
Cielo menyipitkan matanya. "Jadi, Papih sengaja mempertemukan aku dengan ayahnya Justin waktu itu ya, supaya aku bisa berkenalan dengannya."
"Ya, begitulah. Apa kamu mau main golf lagi dengan Gunawan Sugiatno?"
Cielo meringis. "Tidak, Pap. Aku tidak suka main golf. Aku lebih suka main tenis."
"Ah, sudah lama sekali kita tidak main tenis bersama ya. Ya sudah, kamu kan wanita kalau dandan lama sekali. Sekarang sudah jam segini, kamu sebaiknya pulang dan bersiap-siap."
Ayahnya kemudian bangkit berdiri dan hendak pergi. Cielo memanggilnya. "Pap!"
"Ada apa?" tanya ayahnya sambil berbalik.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com