MKC 53
…
Gue terus lari tanpa permisi. Melewati apapun yang menghalangi tanpa bisa menengok ke belakang karena gue sangat takut kalau sampai Jono masih mengejar.
Gue sangat takut. Teramat sangat. Karena terlalu takut gue semakin cepat berlari.
Tanpa menghiraukan kerikil tajam yang terhampar disepanjang jalannya rel kereta api, kaki gue berlari dengan sendirinya menuju bangunan tersebut. Menuju stasiun kereta api terdekat.
Bahkan rasa sakit karena kaki yang beradu dengan kerikil tajam itu tidak cukup layak menghentikan kecepatan lari gue. Derap lari mengisi seluruh indera pendengaran gue, serta air mata yang entah kenapa tidak bisa berhenti.
Gue tidak tahu.
Gue sangat bingung dan takut. Seolah ada monster jahat yang sedang mengejar di belakang. Gue takut melihat ke arah belakang hanya untuk memastikan kalau sebenarnya tidak ada yang mengejar gue.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com