Song Ran mengulurkan tangan dan mencegat taksi. Ia masuk ke taksi, duduk, dan melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul setengah tujuh. Waktu yang tepat untuk pergi. Wen Huihui, kau sia-sia datang. Kakakku tidak akan bermain denganmu, pikirnya.
Song Ran tiba-tiba teringat bahwa ia hanya perlu 20 menit untuk pergi ke taman, sedangkan Gu Jingxing setidaknya perlu waktu dua setengah jam untuk ke taman. Mereka berjanji untuk bertemu pukul delapan dan Song Ran menentukannya terlalu pagi. Jika Gu Jingxing harus sampai di taman pukul delapan, maka pria itu pasti harus berangkat pukul 5:30 dan sudah bangun pukul 05:00.
Tak ayal, Song Ran merasa tegang seperti jarum selama perjalanan. Aduh, tidak beres. Pukul 05:30, belum ada bus yang berangkat. Benar-benar mengerikan. Mengapa Gu Jingxing tidak menelepon untuk mengingatkanku? pikirnya sepanjang perjalanan. Ia hanya memikirkan itu hingga tak terasa ia akan segera sampai di taman.
Song Ran melihat ke sebelah pohon dedalu dan melihat sesosok punggung tegap yang sedang berdiri di sana. Begitu Song Ran selesai membayar argo taksi, ia membawa tas besar dan tas kecilnya lalu berlari ke arah sana. Gu Jingxing melihat Song Ran sekilas dengan dandanannya yang tampak sangat cantik menarik perhatian. Begitu ia melihat gadis itu membawa tas besar dan kecil, Gu Jingxing segera menyambutnya dan mengambil tas makanan kecil dari pundaknya. "Apa ini semua?" tanyanya.
"Makanan untuk makan siang kita hari ini," jawab Song Ran.
Gu Jingxing membalas, "Gadis bodoh. Apakah kau takut aku lapar?"
Song Ran memberikan semua barangnya ke tangan Gu Jingxing dan ia seketika merasa lebih ringan. "Makanan di taman harganya mahal dan rasanya tidak enak. Siang hari kita makan ini saja, oke?"
Gu Jingxing menegak ludah hingga jakunnya beberapa kali naik-turun. Hatinya mengambang dan terasa berat. Sorot matanya dalam dan kompleks. Ia tahu bahwa gadis itu datang membawa makanan ini untuk menghemat uang.
Song Ran salah bicara. Pada kenyataannya, Gu Jingxing membiarkan Song Ran peduli padanya dengan sepenuh hati dan membiarkannya memperlakukan pria itu dengan sangat baik. Beberapa kata bergulir di tenggorokan Gu Jingxing sampai beberapa kali, tapi akhirnya ia tidak mengatakan apa-apa.
Song Ran kasihan pada Gu Jingxing dan ia mengerti maksud baik Song Ran. Song Ran mempertimbangkan martabatnya sebagai seorang pria sehingga tidak mengatakan bahwa agar ia menghemat uang. Karenanya, ia juga harus menerima kebaikan Song Ran dan nantinya membalasnya dengan lebih baik lagi. Gu Jingxing mengulurkan tangannya dan membelai kepala Song Ran sambil berkata, "Nanti jangan mengangkatnya lagi. Ini terlalu berat."
Song Ran mengangkat wajah Gu Jingxing dan tersenyum hingga matanya melengkung seperti bulan sabit. Deretan giginya yang rapi membuat senyumnya terlihat semakin manis, "Oke, aku akan mendengarkanmu."
Gu Jingxing akhirnya tidak bisa menahan hatinya lagi. Ia pun berjalan maju dan menarik Song Ran ke dalam pelukannya. Suaranya yang rendah terdengar dari atas kepala Song Ran, "Gadis ini..."
Karena ini hari Minggu, ada banyak turis di gerbang taman pagi-pagi yang sebagian besar adalah pasangan muda. Beberapa turis melirik mereka. Tangan Song Ran tergantung di punggung Gu Jingxing dan ia bertanya dengan suara lembut, "Kau tidak takut orang lain memperhatikan?"
Gu Jingxing sangat tradisional dan konservatif. Bahkan, ketika diberi obat-obatan dan anggur, ia masih bisa menahan diri dengan tenang untuk tidak menyentuh Song Ran. Gu Jingxing dibuat terharu seperti ini oleh Song Ran hingga hatinya berputar ribuan kali. Kekhawatiran Gu Jingxing berlebihan. Setelah beberapa hari, ternyata Xiaoran-nya masih memikirnya dengan sepenuh hati. Song Ran yang masih berpikir untuk menghemat uang untuknya. Gu Jingxing tidak layak. Ia tidak layak untuk wanita yang begitu baik padanya.
Song Ran tidak tahan dengan pandangan orang yang lalu lalang sehingga ia mendorong Gu Jingxing dan berkata, "Jingxing, ayo pergi membeli tiket."
Gu Jingxing akhirnya sadar dan menjawab, "Oke, pergi beli tiket."
Gu Jingxing menarik tangan Song Ran dan ketika mereka berjalan ke loket tiket, sudah ada antrian panjang di sana. Lalu, Song Ran bertanya, "Jingxing, bagaimana kau tiba sepagi ini?"
Bagaimana bisa Gu Jingxing datang sepagi ini? Kemarin lusa, ia mendengar bahwa keluarga Song Ran telah membahas masalah pernikahan. Mana mungkin Gu Jingxing bisa tidur jika seperti itu? Hari ini, ia bangun pukul empat pagi. Lalu, ia berjalan kaki sampai halte di kota sambil berpikir sembarangan sepanjang jalan.