webnovel

Lysithea

Berjalan keluar setelah mengeluarkan 7 galleon untuk tongkat sihir, Arel melihat dompetnya yang hanya tersisa satu keping galleon.

Meong

Kucing? Profesor Mcgonagall?

Tapi, apakah Profesor Mcgonagall akan mengeong saat menjadi kucing?

Arel memikirkannya untuk sesaat, tapi sepertinya dengan wajah yang sangat tegas dari wanita tua, itu sangat tidak mungkin.

Jadi, darimana kucing tersebut?

Arel membuang semua pemikirannya, kemudian melihat ke tempat Profesor Mcgonagall menunggu.

'Hah?'

Ini adalah hal yang sangat mengejutkan.

Melihat apa yang ada di tangan profesor membuat Arel tidak tahu harus berbuat apa, pikirannya stagnan, wajahnya membeku, matanya terfokus, semuanya terpaku ke satu hal, kandang di tangan Profesor Mcgonagall

Ada seekor kucing di dalamnya, kucing kecil dengan warna sepia agouti dan tanda M di dahinya yang terlihat oleh mata telanjang membuat Arel kebingungan.

Telinganya yang runcing namun besar terlihat sangat lucu dan matanya yang besar melihat sekelilingnya dengan penasaran.

Meong

Suara kucing mengeong untuk kedua kalinya membuat Arel tersadar telah menatap kucing terlalu lama.

Berjalan ke profesor dengan langkah lamban, menelan semua pemikiran yang kacau, berkata dengan penuh pertanyaan "Profesor?"

Melihat wajah kecil Arel yang kacau sangat menyenangkan bagi Profesor Mcgonagall, ini membuatnya tersenyum lebar.

Seorang wanita tua dan anak kecil yang saling bertatapan, "Profesor… mengapa ada kucing?"

"Lihat ini Arel" Profesor meletakkan kandang tersebut di tangan Arel yang membuatnya semakin bingung, "Kucing kecil dengan ras Singapura, kucing yang sangat aktif namun manja dan sangat penasaran dengan hal-hal yang ada di sekitarnya, kupikir akan cocok untukmu di Hogwarts."

"U-untukku?" Ini adalah hal yang mengejutkan bagi Arel, tidak ada yang namanya orang baik di sekitar Arel sejak kehilangan saudaranya di kehidupan terakhir.

Profesor Mcgonagall merasa telah memberikan sesuatu yang benar kepada anak di depannya.

Sangat terlihat dengan cengkraman tangannya yang erat di sudut kandang namun dia masih memeluknya dengan lembut di dadanya, jelas Arel sangat menyukai kucing ini.

"Ya… itu adalah hadiahku untukmu." Kata Profesor Mcgonagall dengan nada yang lembut.

Melihat Arel yang tidak berbicara, Profesor Mcgonagall merasakan kehangatan di hatinya.

Meletakkan tangannya di kepala Arel dan mulai mengusapnya dengan lembut, "Anggap saja itu adalah hadiah dariku untukmu yang telah diterima di Hogwarts, jagalah dengan baik."

Merasakan kepalanya diusap oleh Profesor Mcgonagall, Arel hanya diam tanpa perlawanan.

Dia menikmatinya untuk perasaan kecil ini, lagi pula sangat sedikit kesempatan dia memiliki hal-hal yang hangat dari dulu.

"Pasti." Jawab Arel dengan tersenyum lebar, ini adalah pertama kalinya Arel tersenyum dengan sangat tinggi, "Aku pasti akan menjaganya, kamu bisa yakin."

Mulai saat ini, Arel mengatakan pada dirinya, entah jalan apa yang akan dipilih oleh Profesor Mcgonagall, dia akan terus mengikutinya, tidak peduli apa hal berbahaya yang akan menantinya, lagi pun dia telah mengalami yang namanya kematian.

Jadi, apa salahnya untuk mati lagi?

Waktu mulai berlalu perlahan, namun Arel yang masih diam sangat menikmati masa-masa ini, menyimpan perasaan ini ke dalam hatinya yang rusak, meninggalkan jejak kehangatan dalam dirinya.

Sekian waktu berlalu, Profesor Mcgonagall yang sudah puas dengan apa yang dia lakukan, mengeluarkan sebuah tiket dan menunjukkannya kepada Arel.

Arel yang merasakan tangan hangatnya menjauh, segera mengangkat kepalanya untuk melihatnya dengan enggan.

Dia masih belum puas.

Tapi, Profesor Mcgonagall sudah menghentikannya, dia hanya bisa menerimanya dengan sedih.

"Arel… ini adalah tiket untuk Hogwarts Express." Memberikan kertas yang bertuliskan peron 9¾.

Arel yang masih tenggelam dalam keengganannya, langsung menyimpan tiket tanpa mengeceknya.

Menundukkan kepalanya untuk menatap kucing kecil di kandang, Arel tersenyum seperti mengingat sesuatu yang hangat.

Meong

Kucing kecil yang sebelumnya masih suka melihat sekelilingnya, mengeong ke anak kecil yang menatapnya dengan senyum, bertingkah seperti kucing kecil yang polos.

Arel yang melihat tingkahnya masih mempertahankan senyumnya, tapi sebuah pemikiran yang aneh muncul di benaknya karena kucing ini segera menoleh saat ditatap oleh Arel.

'Apakah kucing ini begitu pintar?'

Pemikiran yang hanya bertahan selama beberapa waktu langsung diabaikan olehnya, karena hal ini tidak begitu penting, selama kucing di depannya tidak berlebihan, dia masih akan menjaganya, itu saja.

"Kucing kecil." Membuka kandang untuk memegang langsung kucing tersebut, memutarnya dengan tatapan senang.

"Lysithea." Tiba-tiba ucapan keluar dari mulut Arel, "Aku harap kamu adalah hal kecil yang penuh keajaiban."

Mendengar nama kucing tersebut, Profesor Mcgonagall mencatat diam-diam dalam hatinya.

Melihat waktu yang telah berlalu terlalu lama, "Arel… sudah waktunya kita pulang, aku akan mengantarmu."

Arel yang baru sadar tentang waktu, hanya mengangguk untuk tawaran Profesor Mcgonagall.

— — —

1 September 1991, Stasiun King's Cross.

Terlihat seorang anak kecil berambut putih yang sedikit berantakan dengan kucing kecil yang berada di atas kepalanya terlihat sangat linglung.

"Thea…" Sudah jelas anak ini adalah Arel dan kucingnya Lysithea.

Meong?

Menatap tiket yang bertuliskan peron 9¾ dengan bingung, "Kita sudah mengelilingi stasiun ini, tapi dimana peron ini?"

Melihat ke kanan-kiri, Arel merasa menyesal karena sebelumnya dia tidak bertanya kepada Profesor Mcgonagall.

Dia terlalu terlena dengan suasananya saat itu, hingga mengabaikan sesuatu yang begitu penting.

Abaikan saja para pegawai stasiun, mereka tidak tahu.

Saat Arel bertanya ke seorang pegawai, dia hanya menatapnya seperti anak yang tersesat.

"Arel Arva, bukan?" Suara seseorang datang dari belakangku.

Seseorang? Meong?

Kedua orang tersebut… eh, maksudku satu orang dan satu kucing yang kebingungan terkejut mendengar panggilan seseorang dari belakangnya.

Mereka tidak menyadarinya sampai orang tersebut memanggilnya, terutama untuk Arel yang selalu waspada.

'Apakah aku terlalu bingung?'

Arel hanya bisa pasrah dengan pemikiran ini, lagi pula itu terdengar benar karena dia dan Thea belum menemukan petunjuk tentang peron 9¾ sejak datang ke stasiun in.

Menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Dia?

Jika itu dia, "Jika kamu mencari toilet, kamu bisa menemukannya di ujung jalan bagian kiri."

"Uhuk… uhuk…" Orang yang awalnya dipenuhi dengan mata harapan segera tersedak mendengar ucapan Arel, "Aku Harry Potter, orang yang bersama Hagrid saat di Leaky Cauldron."

"Uhmm… dan aku tidak mencari toilet, aku ingin menemukan peron 9¾."

Arel hanya bisa cemberut dalam hatiku mendengar tujuan Harry Potter.