webnovel

Hogwarts Express

Arel mengabaikannya.

Dan entah mengapa dia sangat berisik, dia memberikan saran yang telah Arel lakukan, bertanya pegawai, mengelilingi stasiun dan menunggu seseorang yang mungkin satu arah.

Yang pertama, bertanya pegawai sangat-sangat percuma, bagaimanapun dunia sihir dan dunia muggle adalah dua dunia yang terpisah, jika kamu benar-benar bertanya, hal yang kamu dapatkan hanyalah ejekan mereka.

Yang kedua, Arel telah melakukannya sejak awal, sejak dia melihat tiketnya malam sebelumnya, dia telah curiga ada yang salah, itulah sebabnya dia datang lebih awal untuk bisa mencarinya, tapi hasilnya bisa dilihat itu nihil, pencarian si dua kecil sangat sia-sia.

Yang ketiga?

Arel hanya bisa mengeluh bahwa dia telah melakukannya, tapi yang datang adalah bocah kacamata yang sama tidak tahunya.

"Bisakah kamu pergi saja ke toilet di sana?" Arel yang berusaha untuk mendapatkan informasi dari sekitarnya sangat terganggu dengan bocah kacamata itu.

"Uhmmm… maaf, kupikir kamu pernah bertanya ke Profesor Mcgonagall." Kata Harry dengan wajah meminta maaf.

Arel: …

Arel merasakan sakit di sudut hatinya, bagaimanapun itu adalah salahnya karena dia terlalu terlena dengan suasana saat itu.

"Bagaimana denganmu, tidak bertanya ke Hagrid?" Arel hanya bisa mengobrol untuk mengubah topik yang mengingatkannya akan kesalahannya.

"Hagrid meninggalkanku sebelum aku bisa bertanya."

"Kalau begitu kita…" Sebelum Arel menyelesaikan kalimatnya, ada sebuah suara yang mengusiknya.

"Selalu seperti ini setiap tahun. Penuh dengan kaum Muggle, ayolah."

Muggle?

Arel dan Harry saling bertatapan, oh jangan lupa juga melupakan Thea kecil kita yang mengeong lembut di atas kepala Arel.

"Peron 9¾, lewat sini."

Arel mengangguk untuk menunjukkan bahwa sudah waktunya kita mendapatkan jalan.

Arel sengaja membuat langkah melambat agar Harry bisa memimpin jalan, mau bagaimanapun dia tidak suka berbicara banyak dengan orang asing.

Mungkin adalah berkah jika itu dengan Harry, Arel hanya merasakan bahwa Harry adalah anak yang baik, jadi dia memiliki inisiatif untuk mengobrol dengannya.

Oh, mungkin alasan utamanya adalah untuk membuatnya mengubah obrolan yang menyebalkan.

"Ayo Percy, kamu duluan." Ucap wanita paruh baya yang menggandeng seorang gadis kecil di tangannya yang sepertinya pemimpin dari rombongan tersebut.

Setelah perintah dibuat, seorang anak remaja maju melangkah menembus dinding di tengah.

Arel langsung terdiam dengan apa yang dilihatnya dan Harry di sebelahnya sepertinya memiliki wajah yang sangat terkejut yang dapat dilihat dari ekspresinya.

Arel yang terdiam hanya bisa mulai menilai sekelilingnya, tempat di mana remaja tersebut yang dipanggil Percy melewatinya.

Banyak para Muggle yang lewat, tapi tidak ada yang menyadarinya.

Mungkin ini adalah alasan mengapa pegawai sebelumnya menatapnya seperti anak yang tersesat, ini jelas-jelas tersembunyi dengan baik.

'Apakah itu sama dengan Leaky Cauldron?'

Arel hanya bisa memikirkan sebuah konsep dari pub sebelumnya, sebuah bangunan yang menyendiri di tengah silaunya keramaian.

"Permisi." Teriak Harry yang telah menghilangkan perasaan terkejutnya.

Arel yang juga telah mendengar teriakan Harry, mengambil langkah untuk mengikutinya dengan pasif.

Wanita tua yang memiliki rambut bergelombang dengan warna seperti jahe mendongak untuk melihat Harry dan Arel, juga kucing kecil di atas Arel.

"Bisakah… bisakah kamu memberitahuku bagaimana untuk…" Harry yang sepertinya masih memiliki kejutan di hatinya bahkan sangat sulit untuk membuat kalimat.

Wanita tersebut yang sepertinya penuh dengan pengalaman segera menyadari kondisi Arel dan Harry yang langsung memotong ucapan Harry, "Cara masuk ke peron itu? Jangan khawatir sayang." Suara wanita tersebut datang dengan lembut, "Ron juga baru sekali ini pergi ke Hogwarts." Seraya menoleh ke anak terakhir yang belum memasuki dinding.

"Jalan lurus saja ke dinding antara peron 9 dan 10 di depan." Katanya sambil menunjuk dinding, "Kalau kamu berdua gugup, berlarilah sedikit."

"Semoga sukses." Kata gadis kecil yang berada di tangan wanita paruh baya.

Harry yang sepertinya masih memiliki rasa terkejut dalam hatinya, menghela nafas dan mengeluarkan tekad yang cukup untuk berlari.

Melihat Harry menghilang, kini giliran Arel yang menoleh ke wanita di depannya.

"Ayo, kini giliranmu. Pelan-pelan saja."

Sekarang Arel telah membuang semua pikirannya yang mengganggu dan membuat wajahnya menjadi acuh lagi, dia hanya ingin bergegas menuju peron yang menyebalkan ini.

Meong meong meong

Suara kucing yang keras berulang datang saat Arel mulai mendekati dinding membuat dirinya terkejut, namun jalan telah ditentukan dan dia tidak ingin berhenti.

Melewati dinding seperti berjalan melewati lorong, tidak ada perasaan khusus, mungkin ada sedikit rasa aneh di kepalanya yang sudah pasti Thea.

— — —

Meong meong meong

Omelan Thea segera berdatangan setelah sampai ke balik dinding.

Arel hanya bisa memeluknya untuk membiarkannya tenang.

Harry yang telah lewat lebih dulu sepertinya sedang menunggu Arel, "Arel… lihat, ini adalah peron yang kita cari." Kata Harry dengan suara senang seraya menunjuk plang nama di atas dengan tangan kanannya.

Arel yang mengikuti arah tangan Arel, melihat plang merah bernama Hogwarts Express, juga dengan tanda 9¾.

Di bawahnya ada kereta merah panjang dengan moncong depannya berwarna hitam, ada tulisan Hogwarts Express di depannya.

"Ayo… Arel." Desak Harry untuk naik kereta.