Sementara Zeno yang mendengar kalimat asing di pendengarannya lantas mencampur adukkan raut wajah marahnya dengan alis berkerut kebingungan. "Apa itu bertekuk lutut?"
"Sii... al!" Jevin mengganggalkan umpatannya. Lantas mengerut dahinya yang tiba-tiba saja berdenyut menyakitkan. "Bertekuk lutut itu, orang yang sangat-sangat menyukai orang lain." Namun masih saja Jevin yang berbaik hati memberi penjelasan.
"Jadi kau mengatakan banyak orang yang menyukai mu, apakah begitu?" decih Zeno yang jelas tak berniat menyakini.
"Lalu yang kau pikir? Aku adalah standar tertinggi semua orang untuk di jadikan kekasih."
"Mana bisa aku percaya, orang yang nyaris sempurna yang ku baca di buku dongeng bahkan tak mengklaim dirinya sendiri. Kau hanya mengaku saja." Zeno yang menampilkan dirinya sangat mengesalkan. Bahkan melipat tangannya di depan dada dengan dagu terangkat tinggi seolah memang berniat melanjutkan perdebatan yang di buka jalan oleh Nathan yang seperti sudah menyerah.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com