Namun tak bisa sepenuhnya menghilangkan kepribadian, tak menutup habis kesalahan sebelumnya, menimpa kembali tumpuan buangan yang membuat Nathan makin tak nyaman di dekat wanita paruh baya yang tak ada bedanya dengan mamanya itu.
"Oh, sebenarnya bukan itu yang pertama terpikirkan oleh ku. Lagipula, aku sudah mempunyai Zeno," tekan Nathan dengan pasti. Karena lebih dari pada niatan perjodohan yang di sodorkan sejak awal dengan Cherlin, ia lebih memilih perkara personal tentang kedekatan keduanya.
Sebelumnya memang karena sebuah desakan, lambat laun Nathan yang memang tak menutup kemungkinan untuk membuka hati. Hanya ingin segala prosesnya perlahan, ia tak ingin terpengaruh cepat dan akhirnya membuatnya labil di tengah jalan dan membuat segalanya menjadi makin runyam.
Nina yang kembali melipat bibirnya, terlihat menyalahkan bicaranya yang membuatnya mendapatkan sasaran intens tajam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com