Sudah tiga hari berlalu, Khanza kian uring-uringan sendiri. Dia satu sisi, Khanza selalu memikirkan pak Gibran yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar lagi, nomor ponselnya tak bisa lagi di hubungi. Di sisi lain, Devano mulai menggila. Hampir setiap hari dia seakan sengaja memberikan peyerangan melalaui kedua orang tuanya, setiap hari mama Devano melakukan panggilan telepon hanya untuk sekedar menanyakan kabar, atau menceritakan berbagai masakan yang di siapkannya untuk Devano setiap hari, berbicara tentang sebuah film yang mereka sekeluarga sukai, bahkan terkadang keduanya saling berebut untuk mengobrol dengan Khanza.
"Kakak…" panggil Khanza pada Arumi, kakaknya. Kebetulan hari ini Arumi sedang santai sore dirumah, karena dia mendapat jadwal sift pagi.
"Hem…" jawab Arumi cuek sambil berkutat dengan ponselnya.
"Aku ingin bicara, ada sesuatu yang… membuatku sedikit mengganggu!" ujar Khanza merengek.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com