"Bohong! Kau pembohong! Kau suka kan aku cium?" ejek Evan lalu melahap sandwich itu kembali.
Di setiap gigitan yang menerpa mulutnya itu Evan akan tersenyum. Rupanya dia merasakan bibir Luci di sana. Evan merasakan bagaimana kelembutam bibir milik Luci yang bisa dia rasakan seperti roti lembut yang tengah ia makan.
Sementara itu Luci berdecih dengan kesal. Gadis itu pun bangkit berdiri untuk mencuci piring kotor yang berada di atas meja. Matanya yang besar dan hidup itu melirik kesal pada Evan.
'Dasar plin-plan,' batin gadis itu.
"Jika Anda sudah selesai makan silakan tunggu di ruang tamu! Aku akan mandi terlebih dahulu. Setelah itu kita bisa membicarakan tentang kontrak dan pertemuan dengan Nyonya Besar lebih detailnya. " Luci hampir beranjak. Tubuhnya yang indah itu berayun dan hampir pergi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com