"What's up?"
Suara pria yang sangat familiar menjawab.
"Could you help me prepare a Paternity test?"
"Untuk apa? Apa kau meragukan anak yang dikandung Chaewon?"
"Bukan dia"
"Lalu siapa?"
"Ceritanya rumit"
"Intinya saja. Bagaimana aku bisa menolongmu kalau aku saja tidak tahu siapa orang yang harus dikomparasi DNA-nya"
"Stephanie"
"Stephanie? Stephanie Lee?!" suara yang penuh dengan rasa terkejut milik Aaron menggema di telinga Kyuhyun, "Ada apa dengannya?"
"Dia bilang bahwa ia sedang mengandung anakku"
"Wah..kau benar-benar brengsek."
Kyuhyun juga mengutuk.
"Apa Chaewon tau?"
"Ya, aku tahu darinya."
"Holys*t! You really screwed up man, I'm telling you."
"I know that already. So, can you help me or not? You talk too much"
"Maaf kali ini aku tidak bisa membantumu. Untuk mengetahui DNA janin akan sangat sulit terlebih jika usia kehamilan masih sangat muda. Tingkat kegugurannya cukup tinggi, memangnya Stephanie akan mau melakukannya?"
Kyuhyun menjepit area diantara kedua alisnya "I see" dan percakapan mereka berhenti sampai di situ.
Kyuhyun mencari kontak lain di ponselnya.
'tuut..tuut'
Nada sambung terus terdengar tanpa ada tanda-tanda yang bersangkutan memiliki niatan untuk menjawab. Ya, tentu saja, dia sudah membuat masalah seperti ini mana mau menjawab telepon darinya. Kyuhyun mendecak tak sabaran seraya berkali-kali melihat layar ponselnya yang menampilakan nama yang sama. Stephanie.
Setelah panggilan kelimanya tidak terjawab juga, Kyuhyun akhirnya mengirimkan pesan yang meminta agar mereka bertemu besok. Kyuhyun melemparkan ponselnya secara sembarang dan merebahkan tubuhnya di kasur dengan helaan nafas yang terasa sangat melelahkan.
Kyuhyun menatap langit-langit kamar tanpa ada maksud apapun, suara jarum jam yang terdengar nyaring menyatakan tiap detik yang berlalu memenuhi pendengaran Kyuhyun di kamar yang sunyi itu. Beberapa kali ia berganti posisi mencoba untuk tidur tapi rasa kantuk tak kunjung menghampirinya.
Kyuhyun akhirnya memutuskan untuk keluar menemui Chaewon, dibukanya satu per satu kamar tamu yang berada di lantai dua tetapi ia tidak menemukannya dan akhirnya mencoba untuk mencari di lantai satu. Kyuhyun tidak menyangka akan menemukan Chaewon di kamar tamu yang terletak di ujung lorong lantai satu.
'Haruskah dia menghindar sejauh ini?' pikir Kyuhyun merasa tersinggung.
Chaewon yang juga sedang mencoba untuk tidur, melihat ke belakang bahunya untuk melihat siapa yang membuka pintu kamarnya. Chaewon menyalakan lampu meja untuk menerangi ruangan tersebut dan memperjelas penglihatannya. Kyuhyun telah berjalan masuk dan berdiri tepat di sampingnya.
"Apa kau harus tidur di sini? Sebegitu inginnya dirimu menjauh dariku?" tanyanya dengan raut terluka.
"Apa yang membuatmu datang kemari? Aku sedang mencoba untuk tidur, bukankah seharusnya kau juga melakukan hal yang sama?"
Tidak ada maksud untuk mengusir, tapi kalimat tersebut memang terdengar seperti itu dipendengaran Kyuhyun yang sedang sensitif. Kyuhyun semakin tidak suka dengan perilaku Chaewon yang seperti ini.
"Aku tahu kau bilang bahwa aku tidak boleh mengikutimu, tapi aku tidak bisa tidur tanpa dirimu di sampingku. Mungkin karena aku sudah terbiasa dengan hal itu." Balasnya dengan nada yang sama dengan Chaewon.
Alis Chaewon bertaut dan mata coklat miliknya menatap sosok pria yang, entahlah, mengambek? Jujur saja, Chaewon masih belum ingin melihat wajah Kyuhyun setelah argumentasi mereka tadi. Tetapi Kyuhyun rela mencarinya dan datang ke sini untuk 'komplain' padanya. Jujur, Chaewon suka sikap terbuka Kyuhyun terhadap perasaanya sendiri walau dia menjengkelkan.
"What do you want then?" Chaewon terduduk dari tidurnya.
Kyuhyun tidak berpikir bahwa Chaewon akan menyerah seperti ini, ia menyangka bahwa Chaewon akan terus keras kepala seperti biasanya. Mungkin dia benar-benar lelah "Sleep with me"
"Then sleep" Chaewon mengacukan dagunya ke sisi tempat tidur yang kosong di sebelahnya.
"Not here. Our room"