webnovel

Chapter 4

Ruang tempat Kirika membuat tubuh virtualnya mengeluarkan cahaya putih yang menyilaukan. Suara lembut Neomi berganti dengan dengung yang mengikuti arah putaran lorong berwarna biru tua yang menarik tubuh Kirika. Beberapa detik kemudian, dia sudah berada di tengah-tengah kota awal di Planet Eldian. Sebuah zona aman berbentuk pedesaan Eropa yang asri.

Angin lembut membelai rambut biru kehitaman Kirika. Dia mengedarkan pandangannya dan seketika dia merasakan ketenangan yang tidak dapat terungkap kata-kata. Biasanya dia selalu berada di kota yang bising, kini dunia barunya sangat jauh berbeda. Di belakangnya berdiri sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu.

Tapi dia sadar kalau sekarang bukan waktunya untuk mengagumi keindahan kota. Tujuannya melewati bagian tutorial adalah untuk keluar dari game setelah selesai membuat tubuh virtual. Meski dirinya mempercayai Virtue sebagai perusahaan yang menerapkan standar operasional yang ketat dan selalu membuat perangkat game berkualitas. Tetap saja ini adalah VRMMO RPG pertama yang pernah ada.

Kekhawatiran tetap dia rasakan, takut kalau-kalau ada bug yang membuatnya tidak bisa keluar dari game atau bug yang lainnya. Kirika mengangkat tangannya, menatap jemari lentik yang pastinya hanya terdiri dari kumpulan data. Lalu dia menggerakkan jari telunjuk dan tengahnya dan membentuk simbol huruf H pada udara di depannya untuk membuka jendela menu utama.

Seketika panel transparan yang menampilkan kotak-kotak dengan simbol yang berbeda-beda muncul di hadapannya, disertai bunyi gemerincing singkat saat jendela menu itu muncul. Pandangannya langsung tertuju pada sudut kanan bawah, sebuah kotak dengan simbol pintu membuka dan menutup saat jari telunjuk Kirika mendekatinya.

"Syukurlah…."

Dia menarik napas lega karena pilihan untuk keluar dari game masih ada, tapi hal ini belum cukup untuk menghilangkan ketakutannya. Dia pun memutuskan untuk keluar dari game, memastikan kalau menu log out berfungsi.

Pemandangan senja pun seketika digantikan dengan lorong biru tua yang berputar-putar, dan Kirika dapat merasakan kekuatan tubuhnya kembali. Dia membuka matanya perlahan, meski tertutupi penutup mata dari Dynames Gear—yang dia lihat adalah langit-langit kamarnya yang dipasangi poster Heavenly Online. Dia mendapatkan poster itu dari paket penjualan perangkat dan game-nya.

Kirika mencoba menggerakkan jemarinya, sebelum berusaha bangkit dalam posisi duduk. Dia tidak bisa membohongi dirinya, perasaan cemas dan kegirangan membuat jantungnya berdegup dengan kencang. Lalu, dia kembali membaringkan tubuhnya dan menghela napas panjang sambil mencoba menurunkan detak jantungnya yang menggila. Sekali lagi dia mengucapkan 'Game Start!"

Cahaya dari lampu di langit-langit kamar perlahan lenyap. Transmisi dari saraf penglihatannya telah terpotong, dan pandangan matanya terselimuti oleh kegelapan. Tak lama kemudian, lorong biru tua yang berputar dan mengeluarkan dengung muncul. Ini adalah proses singkat yang bertujuan mengkonfirmasi hubungan ke seluruh saraf di tubuhnya.

Setelah beberapa detik berada di lorong putar, Kirika pun telah sampai di dunia berbeda. Kota awal yang berada di Planet Eldian, dia muncul kembali di depan sebuah rumah kayu dan langit senja menyambutnya.

"Mungkin hanya aku yang melakukan hal aneh ini, tapi aku harus memastikan sekali lagi."

Dia mengangkat tangan kanannya, lalu mengarahkan jari telunjuk dan jari tengahnya untuk membentuk huruf H yang berasal dari kata Heavenly. Gemerincing lonceng pun terdengar dan panel transparan muncul sepersekian detik.Gerakan lincah jari telunjuknya tertuju pada simbol pintu yang bergerak. Dia menyentuh dengan lembut pilihan log out.

Setelah lorong biru berakhir, Kirika sudah kembali ke kamarnya. Namun kali ini sedikit berbeda, dia melihat poster Heavenly Online yang tampak seperti berputar di langit-langit. Bukan hanya itu, tapi keseluruhan kamarnya ikut berputar.

Kirika memejamkan matanya, bukan kamarnya yang berputar tetapi saat ini dia sedang mengalami efek dari log out yang terburu-buru beberapa kali.

Dalam penjelasan yang diberikan Virtue, terdapat konflik antara 'kemudahan' dan 'keadilan' mengenai log out. Dengan kata lain, harus dirancang agar orang orang yang memiliki urusan darurat seperti janji atau harus mengurus tubuh fisiknya di dunia nyata bisa dengan cepat meninggalkan game.

Namun, di sisi lain, hal itu harus diatur sedemikian rupa agar tak bisa digunakan untuk kabur dari situasi pertarungan atau mencegah pencurian. Untuk alasan ini, Virtue memasang pembatasan dan syarat tertentu untuk log out dari Heavenly Online.

Para pemain bisa log out dari mana saja, namun avatar mereka akan tetap dalam kondisi 'tak bernyawa' selama beberapa menit dan akan rentan oleh serangan dan pencurian. Tapi Kirika melakukannya di zona aman, seharusnya avatar Zeunoia miliknya akan baik-baik saja.

Kesalahannya adalah dia langsung log out tanpa menyesuaikan posisi tubuh virtual dengan tubuh asli di dunia nyata. Saat bermain game full dive, indera pemain dibawa ke dunia virtual, sehingga saat log out indera tersebut akan dikembalikan ke tubuh asli. Jadi, kalau tiba tiba mengubah dari berdiri ke berbaring, maka akan terjadi rasa vertigo yang kuat. Seperti yang sedang dirasakan Kirika saat ini.

Untuk mencegah gejala semacam itu lebih baik log out dengan cara 'sleep off', dengan kata lain, tertidur lelap. Saat avatar pemain tertidur lelap di dunia virtual, dia akan secara otomatis ter-log out dan dikirim kembali ke dunia nyata.

Tapi kecurigaan tak berdasar yang dirasakan Kirika malah membuatnya melupakan hal penting semacam ini. Padahal pihak Virtue terus mengingatkan tentang hal ini saat Virtue Station.

Mungkin dari ribuan pemain game itu, hanya dia yang terlalu mencemaskan hal tak masuk akal. Dan, mungkin saja hanya dia yang bolak-balik keluar masuk game karena takut bug terjadi.

"Kalau begini terus…aku bisa tertinggal dari pemain lain," gerutunya sambil menghentakkan kedua tangan dan kakinya. Sedikit kesal dengan dirinya sendiri yang terlalu was-was.

"Oke… kali ini aku benar-benar akan main."

Setelah menarik napas dalam-dalam dan efek pusingnya hilang, Kirika menyebutkan perintah untuk masuk ke dalam game kembali.

"Game Start!"

Tubuhnya terasa ringan setelah mengucapkan perintah memulai game. Semua indera yang ada dt tubuhnya berhenti berfungsi. Dia kembali ditarik oleh lorong biru tua dengan titik cahaya yang berputar.

Gemerincing lonceng menggema di dalam kepala Kirika. Entah sudah berapa kali dia mendengar suara itu. Hingga saat dia terdiam pun suara itu tetap terdengar. Jika biasanya dia mendengar efek suara ketika masuk ke dalam game hanya dari speaker komputernya, kini suara itu begitu dekat.

Bulu-bulu angsa berwarna putih masih berhamburan di sekitarnya. Menari-nari bersama cahaya matahari yang masih tersisa. Tentu saja itu hanya sekumpulan data yang dibuat sebagai pengiring saat avatar pemain baru saja muncul di dalam game.

Sesuatu yang mengejutkan Kirika adalah tatapan keheranan dari seorang pemain yang sudah berdiri di depannya. Terkesan seperti orang itu sudah menunggunya sejak tadi. Mungkin pemain itu bingung karena Kirika sejak tadi avatar Kirika terdiam beberapa saat dan kembali sadar dalam waktu singkat.

Entah apa yang dipikirkan pemain itu, tapi ekspresi yang ditampilkan tubuh virtual orang di depannya sangat lugu. Pemain itu menggunakan tubuh virtual perempuan yang jauh lebih pendek dari avatarnya. Wajahnya putih bersih, dengan rambut berwarna milktea. Matanya yang bulat dengan iris hazel mampu membuat orang yang bertemu dengannya langsung menyimpulkan kalau di dunia nyata orang ini pasti seorang gadis yang manis.

Lalu dia mencoba mempertajam pandangannya agar dia bisa melihat info avatar pemain di depannya.

"Crimine?"