webnovel

Chapter 3

Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya. Kirika merasa gugup, tapi juga sangat antusias. Dia tidak bisa menahan dirinya. Tinggal beberapa menit lagi hingga dia bisa masuk ke dalam dunia barunya. Dunia virtual yang sudah dinanti-nanti sejak tiga bulan lalu.

Dia berbaring di atas kasur empuk, sementara Dynames Gear telah terpasang di kepalanya. Ada tiga titik cahaya berwarna hijau yang menjadi indikator kalau alat full dive yang dia pakai saat ini berjalan dengan baik hanya menunggu perintah dari Kirika sendiri. Sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pihak Virtue beberapa waktu lalu. Pemain harus memberi perintah secara lisan untuk mengaktifkan Dynames Gear.

Kirika memjamkan matanya, kedua tangannya dia rentangkan agar tubuhnya lebih relaks, semua saraf dan otot-otot tubuhnya harus tenang. Tapi tetap saja, rasa takut kalau alat full dive yang sedang dia pakai mengalami masalah itu tetap ada.

Tentu saja, ini adalah alat full dive pertama yang pernah ada. Apalagi Dynames Gear terhubung langsung dengan kepalanya dan nantinya akan mengirimkan sinyal ke saraf-saraf di otak sebagai ganti dari indera tubuh yang lain.

Kirika berusaha menenangkan dirinya lagi. "Virtue bukan perusahaan baru. Mereka sudah terkenal dengan alat-alat pendukung game yang bagus. Tidak akan ada masalah."

"Game Start!"

Setelah mengucapkan perintah itu, seketika Kirika tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan terasa seperti terjatuh dari atas langit ke suatu tempat. Gemerincing lonceng terdengar begitu dekat. Kirika membuka matanya, bulu-bulu angsa berwarna putih menari-nari di sekelilingnya. Kini dia berada di sebuah ruangan bergaya eropa. Di hadapannya berdiri sebuah cermin besar yang menampilkan keseluruhan tubuh avatarnya.

"Selamat datang di Heavenly Online."

"Eh?"

"Aku adalah Neomi, administator ruangan ini. Di sini, kamu akan membuat tubuh virtualmu. Silahkan memilih di antara lima ras yang ada."

Kirika memandangi bayangan dirinya di cermin yang masih diselimuti cahaya putih dan bulu-bulu angsa. Ras yang disuguhkan Heavenly Online hanya lima, manusia, elf atau peri, draycos atau manusia yang memiliki darah naga, pysarlf atau manusia duyung, dan ras kuno ankserlf yang memiliki keseimbangan antara kekuatan fisik dan sihir.

Setelah berpikir sejenak akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan avatar pria ras manusia, karena ras lain memiliki kelebihan jika dipakai untuk class tertentu. Dia sudah melihatnya saat Virtue Station memutarkan video tentang macam-macam ras. Dalam sekejap cahaya putih dan bulu angsa pun menghilang, dan kini dia menjadi seorang pria bertubuh tegap. Tapi karena Kirika adalah seorang wanita, wajah avatarnya jadi sedikit feminin.

"Kamu bisa mengatur semuanya sesuai dengan keinginanmu. Mulai dari ras, warna rambut, iris mata, tinggi, hingga berat badan. Tapi Neomi sarankan agar tidak terlalu berbeda dengan tubuh aslimu, ya."

Suara administrator itu terdengar sangat imut, mungkin kalau dirinya adalah seorang pria, dia pasti akan langsung mengidolakan administrator yang satu ini.

"Tidak masalah 'kan kalau aku menggunakan gender yang berbeda?"

"Ya...kamu bisa menggunakan avatar dengan gender yang berbeda sesukamu."

"Baiklah..."

Kirika mencoba menggerakkan tangan dan kakinya untuk memastikan dia dapat menggerakkan avatarnya dengan baik. Lalu mencoba penglihatannya. Dia mengatur tinggi badan juga postur avatarnya jauh melebihi tinggi aslinya karena ingin terbebas dari kesan pendek yang selalu melekat pada dirinya. Hal ini membuatnya terlihat seperti pendekar pedang sungguhan. Tangannya secara bergantian memilih aksesoris dan pakaian yang bisa digunakan oleh pemula seperti dirinya.

Jubah hitam panjang hingga lutut yang dibiarkan terbuka, menampilkan baju dalam berwarna abu gelap, lalu celana panjang hitam. Dan penampilannya terasa begitu lengkap dengan sepatu boots berwarna coklat kehitaman. Untuk aksesoris dia hanya memilih sarung pedang yang digantungkan di punggung. Kirika memang tidak suka menggunakan aksesoris berlebih, dan kebiasaan di dunia nyatanya ikut terbawa hingga ke dunia virtual.

"Apa kamu sudah yakin dengan pilihanmu?"

Kirika mengangguk, sekali lagi dia memandangi avatar gamenya, dari ujung kaki hingga kepala. Semua sudah sesuai dengan keinginannya, pendekar pedang yang menjadi tokoh utama di dalam novelnya. Dia ingin segera menyelesaikan pembuatan avatar dan tutorial ini lalu bergerak bebas di dunia barunya.

"Kalau begitu, silahkan pilih class yang ingin kamu mainkan. Kamu bisa melihat video singkat tentang cara bermain tiap class, keahlian, juga kelemahannya."

Dari dua belas class yang ada, hanya dua yang menyita perhatiannya. Cryomancer dan Enchanter. Tapi dia tidak memiliki bakat untuk mengatur pertempuran. Di game yang pernah dia mainkan, Kirika selalu menggunakan pedang. Sebenarnya dia ingin mencoba hal baru di Heavenly Online, tapi mengingat dia belum mengetahui aturan-aturan yang ada di game ini, Kirika lebih memilih mengambil langkah aman. Terlebih penampilan tubuh virtualnya sudah sangat cocok dengan Cyromancer.

"Aku memilih Cryomancer."

"Kamu yakin dengan pilihanmu? Setiap pemain bisa mengganti class di administrator dalam game nanti, tapi untuk pemula mungkin akan sedikit kesulitan karena weapon yang diberikan saat pembuatan avatar tidak bisa digunakan oleh semua class."

Kirika mengangguk pelan, dia sudah mantap dengan pilihannya. Crymancer, class yang menggunakan pedang panjang tipis. Di dalam trailer yang dibagikan Virtue, class ini memiliki kelincahan di atas semua class yang ada, ditambah dia sangat menyukai pertarungan menggunakan pedang. Semua avatar novelnya juga merupakan pengguna pedang.

"Baiklah kalau begitu. Selanjutnya adalah memberikan nama pada avatar kamu."

Kirika mengerutkan dahinya. Nama. Itu adalah bagian yang selalu membuatnya pusing. Entah sudah berapa puluh nama, mungkin ratusan kali dia harus memikirkan nama. Di setiap novel yang dia tulis, dia harus memikirkan nama yang unik dan berbeda-beda.

"Nama?" gumamnya. "Kenapa selalu nama yang membuatku pusing?"

Kirika melebarkan kaki avatar gamenya, kedua tangannya terlipat di depan dada. Mulanya dia menunduk menatap lantai yang dilapisi karpet berwarna ungu tua dengan garis-garis krem. Lama-lama dia pun mulai frustasi, sambil menatap langit-langit ruangan pembuatan avatar yang mewah itu dia pun kehabisan ide.

"Ah...kalau begitu aku gunakan pen-name-ku saja. Semoga tidak ada yang mengenaliku. Lagipula mana ada penulis sembrono sepertiku yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bermain game?" gumamnya dalam hati.

"Zeunoia!" teriaknya. Seolah telah berhasil lepas dari kebuntuan.

"Baik. Neomi akan periksa dulu. Kamu tidak bisa menggunakan nama avatar yang sudah digunakan orang lain."

"Apa? Jangan bercanda, itu nama buatanku sendiri. Kalau sampai ada yang menggunakannya, pasti dia fansku," katanya penuh percaya diri.

"Selamat! Kamu bisa menggunakan nama Zeunoia!"

"Ah...syukurlah."

"Pembuatan avatar sudah selesai. Apa Ze mau mengerjakan tutorial class lebih dulu?"

"Ze? Rupanya administrator bisa memilih nama panggilan untuk pemain ya. Selain itu, memangnya bisa memilih untuk melewati bagian tutorial?"

"Bisa, tapi tutorial sangat berguna untuk pemain pemula."

Perkataan administrator ruangan tempatnya berada saat ini membuat Kirika sedikit ragu. Jika memilih untuk mengikuti tutorial, pasti akan memakan waktu yang lama. Dan dia sudah tidak tahan ingin melihat dunia luar. Pasti sudah banyak pemain yang mendahuluinya di luar sana. Alasan kedua, dia ingin keluar dari game sebentar untuk memastikan semuanya aman. Perasaan takut kalau tiba-tiba dia tidak bisa keluar dari game sedikit mengganggu pikirannya dari tadi. Tapi kalau melewatkan tutorial, dia jadi kehilangan info penting yang tidak diberikan Virtue.

Demi alasan keamanan, akhirnya Kirika memilih untuk melewatkan tutorial dan langsung pergi ke kota awal. Dia berencana untuk keluar game, kalau dia keluar saat pembuatan avatar, pasti tubuh virtual yang dibuatnya ini akan menghilang sebelum datanya sempat tersimpan.