webnovel

Chapter 5

"Ah…ya… maaf aku mengganggumu ya? Saat baru menyelesaikan tutorial, aku melihatmu diam lalu kembali bergerak, dan diam lagi. Apa ada masalah?"

Setelah mendengar suara yang lembut keluar dari orang yang menyapanya, Kirika jadi merasa yakin orang di depannya ini memang wanita. Suara yang keluar dari avatar dibentuk dari sekumpulan data, namun saat ini Dynames Gear membuat suara asli pemain mempengaruhi suara avatar game.

"Oh…itu… tidak ada apa-apa."

Kirika tidak mungkin mengatakan kalau dia melakukan tingkah anehnya karena takut ada bug. Entah apa yang akan dikatakan pemain di depannya itu. Selain itu, jika orang di depannya ini salah mengartikannya, bisa-bisa rumor tidak mengenakan menyebar di antara pemain dan mengacaukan game yang baru saja rilis beberapa menit lalu. Akhirnya Kirika mencari alasan lain yang lebih masuk akal dan tidak terkesan bodoh.

"Aku lupa mematikan komputerku dan mengunci jendela… ya aku melupakan hal itu…"

Kirika memaksakan senyum aneh, tapi sepertinya pemain berwajah imut itu malah memperhatikan hal lain disbanding alasannya keluar masuk game. Apa ekspresi wajah avatarnya begitu aneh? Atau mungkin orang ini mengenali nama yang digunakan Kirika untuk avatarnya?

"Oh…aku sempat mengira kalau kamu mengalami masalah dengan Dynames Gear."

"Tidak…tidak ada masalah." Senyum aneh yang dipaksakan kembali menghiasi wajah vitual Kirika. Dirinya jadi menyesal karena keluar masuk game di tempat awal kemunculan pemain.

"Aku Crimine, salam kenal. Aku lihat kamu masih level 1, apa tadi kau melewatkan tutorialnya?"

Dengan sedikit ragu, Kirika menyambut uluran tangan Crimine. Dia tidak menyangka kalau dirinya bisa berkenalan dengan seseorang di hari pertamanya masuk ke dalam game. Selain itu, jika memang Crimine adalah seorang wanita—dia cukup berani menyapa duluan. Sementara dirinya bersembunyi di balik tubuh virtual seorang pria agar tidak ada yang mengganggunya

"Aku Zeunoia. Kau bisa panggil Ze kalau kesulitan menyebut lengkapnya. Tadi aku terburu-buru, jadi memilih untuk melewatkan tutorialnya."

"Sayang sekali, padahal kalau ikut tutorial—kau bisa naik sampai level sepuluh dan mendapatkan armor, lho."

Kirika memang menyayangkan hal itu, ketakutannya yang tak berdasar sudah membuka pintu kesulitan di awal bermain. Tapi apa mungkin tutorialnya secepat itu hingga pemain di depannya sudah menyelesaikannya? Tutorial awal di setiap game bisa memakan waktu hingga setengah jam dunia nyata, apa mungkin tingkah anehnya tadi memakan waktu selama itu?

Kirika hanya bisa tersenyum tipis dengan sedikit penyesalan. Dia memandangi dirinya sendiri yang menggunakan pakaian bawaan berwarna hitam yang tampak lusuh dan lemah. Benda yang dia dapatkan sejak awal membuat tubuh virtual hanya pedang panjang hitam. Tanpa armor atau benda lain yang bisa memperkuat pertahanan dirinya.

"Apa dia beta tester? Tidak mungkin tutorial yang lama itu bisa diselesaikan dalam waktu singkat," gumamnya.

"Kalau begitu, mau aku temani untuk menaikkan level di area latihan? Monster di sana dimulai dari level tujuh."

"Apa tidak merepotkan?"

Kirika merasa bersalah, tapi jika dia menolak tawaran dari Crimine—dia akan kesulitan menaikkan level. Perbedaan level memang tidak terlalu besar, tapi kalau tidak memakai armor dirinya akan jadi sasaran empuk monster.

"Tentu saja tidak. Ayo ikut aku," ujar Crimine sambil menampilkan senyum termsnis yang dimiliki tubuh virtualnya.

Kirika mulai melangkahkan kakinya yang jenjang, tapi baru satu langkah dia kehilangan keseimbangan dan nyari tersandung kerikil.

"Tinggimu berbeda jauh dari tinggi asli di dunia nyata, ya?"

Pertanyaan dari Crimine membuatnya kebingungan, tapi sepertinya dia yang melupakan hal penting ini. Administrator yang membantunya membuat avatar sudah memperingatkan agar membuat tubuh virtual yang mendekati tubuh asli. Tapi karena keinginannya untuk tinggi malah membuat dia kesulitan.

Kirika merasa pandangannya pada tanah terlalu jauh dari biasanya. Tubuh aslinya hanya setinggi 155 centimeter. Mungkin sama seperti Crimine. Apa orang ini sungguh-sungguh mengikuti instruksi dari administrator? Kalau benar begitu, berarti Crimine di dunia nyata pun sama manisnya dengan avatarnya saat ini. Tapi rasanya membandingkan seseorang di dunia virtual dan nyata adalah hal yang tidak pantas dilakukan.

"Ah, iya," jawab Kirika dengan nada sedikit menyesal. Lalu berusaha mengalihkan pikirannya ke hal lain. Dia mempertajam penglihatannya untuk melihat detail avatar Crimine dan sedikit terkejut. Mereka memiliki kesamaan, tapi Crimine memilih class Enchater. "Eh? Kamu memilih ras ankserfl?"

"Tinggiku juga berbeda jauh dari tubuh asliku. Tapi jangan khawatir, kamu akan segera terbiasa. Iya, aku memilih ras ini karena kurasa unik."

Benar yang dikatakan Crimine, dirinya akan segera terbiasa dengan kaki jenjangnya. Tapi keunikan apa yang dimiliki ankserfl selain keseimbangan antara kekuatan fisik dan sihir. Dirinya memilih ras ini karena penampilannya yang keren. Tapi Crimine mengubah kesan misterius dari avatarnya menjadi gadis yang sangat manis.

Gemerincing lonceng terdengar singkat dan di sudut kanan bawah pandangannya terdapat simbol pesan dengan tanda seru yang bergerak-gerak. Itu adalah notifikasi dari permintaan pertemanan yang dikirim oleh gadis di sebelahnya.

Dengan gerakan gemulai jari telunjuk avatar Zeunoia, Kirika menjadikan Crimine teman pertamanya di dunia baru Heavenly Online.

"Terima kasih, Ze."

Wajah kebingungan Kirika terlihat jelas setelah mendengar kata tidak terduga Crimine. Sepertinya orang yang berjalan bersamanya ini orang yang baik di dunia virtual dan nyata.

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu, lho," balasnya. Dia heran, mengapa dirinya bisa langsung merasa akrab dengan gadis itu, padahal di game lain dia selalu mempelajari semuanya sendiri. Tapi kali ini ada orang baik yang mau membantunya.

Padang rumput yang sangat luas bersinar dengan indah di bawah cahaya matahari senja yang kemerahan. Jauh di sisi utara, terlihat bayang-bayang hutan. Di sisi selatan, ada danau yang permukaannya berkilauan. Di sisi timur, ada tembok yang mengelilingin kota. Kemudian di sisi barat, terlihat sekumpulan awan berwarna keemasan menghiasi langit yang luas.

Tanpa disadari, Kirika sudah berada di padang rumput yang terbentang di dekat kota Wiltsherl yang merupakan titik awal semua pemain memulai game ini. Letaknya di bagian tengah hutan hijau Planet Eldian.

Kirika hanya mengikuti Crimine yang sepertinya sudah sangat mengenal kota Wiltsherl. Cahaya matahari sore mengiringi langkah mereka menyusuri jalan setapak menuju area latihan yang berupa hutan lebat. Pepohonan raksasa yang usinya mungkin sudah ratusan tahun, semua menjulang ke arah langit sejauh yang bisa dilihat oleh mata normal, tapi kalau terus memfokuskan penglihatan, dirinya bisa melihat bagian teratas pohon dengan sangat jelas.

"Aaaaa…tolong! Siapapun tolong aku!"

Teriakan yang datangnya dari dalam hutan membuat Kirika dan Crimine terkejut dan langsung berlari kencang ke sumber suara. Meskipun ini adalah area latihan yang dihuni monster-monster level rendah, tapi kalau baru pertama kali bermain game tentunya mental pemain tersebut belum terasah.

Ditambah ini adalah game VRMMO RPG, jika biasanya pemain melihat musuhnya hanya dari balik monitor, kali ini ketegangan berkali-kali lipat. Teknologi yang diusung Dynames Gear membuat pemain seperti berhadapan langsung dengan para monster.

Sosok pria bertubuh tegap dengan pedang di tangan kanan dan tameng di tangan kiri semakin jelas terlihat. Pemain itu dikelilingi monster yang sebenarnya dapat dikalahkan dengan mudah jika orang itu bisa menenangkan dirinya.

Crimine mengangkat tongkat sihirnya ke depan, lalu membuat pola aktivasi sihir berwarna ungu. Sementara Kirika terbengong sesaat. Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang enchanter bertarung dan langsung merasa takjub.

"Maju, Ze! Aku sudah membuat sihir untuk melemahkan musuh."