webnovel

BEHIND THE SCREEN

Ini cerita tentang mimpi, cinta dan persahabatan 2 insan manusia. Tentang mereka yang berjuang meraih mimpi menjadi seorang idol. Bagaimana kisah mereka menjalani kehidupan seorang idol yang tidak mudah dan dituntut untuk menjadi seorang yang sempurna. Tentang mereka yang saling perhatian satu sama lain. Yang tetap saling menguatkan dan memberikan semangat meski tak bisa selalu bersama. Dan tentang mereka yang ternyata diam-diam menyimpan rasa pada satu sama lain.

Rows18_ · ดนตรีและวงดนตรี
เรตติ้งไม่พอ
23 Chs

NINE

Kali ini kami sedang berada di wahana Comet Express. Kami tak tahu wahana seperti apa ini, tapi mari kita coba. Aku duduk disebelah Mingyu. Awalnya aku dapat melihat tatanan tata surya tapi kemudian bangku yang kami duduki kini berputar. Lampu-lampu berkedip sangat cepat berganti-ganti warna. Aku bisa mendengar suara Yuna yang takut saat menaiki wahana ini.

Ah, wahana ini sangat creepy. "Awwww, kepalaku" teriakku saat kepalaku kejedot bangku yang kini kami duduki cukup keras sambil memegangi kepalaku.

"Oh kenapa? Kau tak apa?" tanya Mingyu yang kini memegang kepalaku.

"No, ini sakit sekali." Ucapku sedikit berteriak.

"It's Okay, aku akan memegangi kepalamu." Ucapnya sambil mengelus kepalaku dan berada di belakang kepalaku sampai wahana berakhir.

"Wow, aku ga akan naik wahana ini lagi" ucap Yuna yang sepertinya masih takut setelah menaiki wahana barusan.

"Iya, wahana ini sangat creepy. Kepalaku kejedot kursi beberapa kali. Sakit banget" sahutku.

"Kalian tak lapar?" tanya Seokmin.

"Lapar sekali, kalian mau makan apa? Bagaimana kalau kita makan di dalam? Aku merasa tiba-tiba saja cuaca menjadi dingin" usulku.

"Let's Go. Aku juga merasa tiba-tiba cuca menjadi dingin sekali" ucap Yuna

"Oke Lets Go"

Lalu kami pergi menuju area Indoor Lotte World. Dan pergi ke salah satu restoran yang ada disana. Setelah menghabiskan makanan, kami berputar-putar sebentar sambil menunggu makanan kami tercerna dengan baik.

Kini kami sedang berlomba memasukkan bola basket ke dalam ring. Mingyu melawan Seokmin. 10 detik terakhir sebelum waktu berakhir, skor mereka tak beda jauh. 42 vs 40. Mingyu memenangkan games kali ini.

Kini giliran aku melawan Yuna. 20 vs 12 Yuna unggul, skor kami sangat jauh. Ah, aku tidak berbakat dalam olah raga.

"Eunbi-ya semangat" teriak Mingyu dan Seokmin. Aku masih berusaha menyeimbangkan skorku dengan Yuna.

Tiba-tiba saja sebuah tangan membantuku, memegang kedua tanganku dan mengarahkannya. Aku membeku.

"Eunbi-ya, are you okay?" tanya Mingyu yang sepertinya menyadari jika aku sedang melamun.

"Oh, its okay" aku kembali memfokuskan diriku dalam permainan.

Shooot. Bola basket itu masuk ke dalam ring. Meskipun kalah aku tetap melompat-lompat dan berteriak kegirangan. 35 vs 27. Tak terlalu jauh kan.

Setelah bermain beberapa games kami menaiki wahana lagi. Kali ini Viking. Kami duduk di barisan paling belakang. Kami menchallenge untuk tidak berpegangan dan mengangkat tangan sambil menunjukkan wajah datar.

"Ya, ya, ya no hands dan poker face" ucap Seokmin saat wahana ini dimulai.

Seokmin gagal menjalani misi, ia berteriak begitu kencang tapi tetap mengangkat tangannya. Membuat kami tertawa. Dia sangat lucu sekali.

Setelah selesai menaiki Viking, kami mencoba beberapa wahana lain.

Sambil menikmati sebuah ice cream, kini kami menaiki sebuah wahana yang menjadi icon dari Lotte World, Camelot Carousel. Meskipun terlihat seperti anak kecil, tapi aku menikmatinya.

"Eunbi-ya" panggil Mingyu yang berada tepat di belakangku.

Aku menoleh dan tepat saat itu suara jepretan kamera berbunyi. Mingyu memfotoku lagi beberapa kali. Ia juga memfoto Seokmin dan juga Yuna. Ia beberapa kali mengeluarkan kameranya saat sedang menungguku menaiki suatu wahana.

"Mingyu-ya, kemarikan kameramu" ucapku sambil mengulurkan tanganku. Aku berniat memfoto Mingyu.

Mingyu memberikan kameranya kepadaku. Aku memfoto Yuna yang berada di sampingku lalu aku mengarahkan kamera ke arah Mingyu. Dan

Cekreeekk

Aku memfotonya. Hasilnya menurutku cukup bagus untuk seorang amatir fotografi sepertiku. Setelah carousel ini berhenti berputar, kami berpikir untuk bermain satu wahana lagi sebelum pulang.

Area indoor Lotte World ini sangat luas sekali terdapat 27 wahana dan juga 3 lantai di area indoor ini. Di lantai paling bawah bahkan terdapat area Ice Skating yang sangat besar.

Dan disinilah kami, bermain di area Ice Skating sebelum mengakhiri liburan kali ini. Rasanya tidak cukup jika hanya bermain satu hari saja disini.

Aku berpegangan pada besi-besi yang ada di sekeliling area ini. Yuna terlihat mahir bermain di area ini, aku bahkan tidak dapat melihat keberadaannya. Seokmin juga terlihat cukup mahir. Sebenarnya aku juga bisa, hanya saja perlu sedikit waktu untuk bisa menyeimbangkan tubuhku.

Sesekali aku melepaskan peganganku pada besi-besi itu. Dan beberapa kali aku terjatuh. Kali ini aku sudah bisa menyeimbangkan tubuhku. Aku tidak lagi berpegangan pada besi. Aku mencoba berseluncur secara perlahan.

Saat aku melihat Mingyu yang baru saja kembali dari menaruh kameranya, aku melambaikan tanganku ke arahnya. Aku berseluncur ke arahnya. Sialnya, aku tidak melihat ada seorang pria dari arah yang berlawanan. Aku berusaha menghindar, hampir saja aku menabraknya.

Aku berpegangan pada besi-besi lagi. Setelah berusaha menghindar, aku malah kehilangan keseimbanganku. Kini Mingyu berada di sampingku, dia sedang berputar-putar di sebelahku.

"Kau meledekku ya?" tanyaku.

"Tidak tuh wlee" ucapnya sambil menjulurkan lidahnya.

Aish bocah ini pasti melihat saat aku hampir menabrak seseorang tadi dan kehilangan keseimbanganku.

Saat aku ingin menjahilinya, aku malah terjatuh karena kehilangan keseimbanganku lagi. Dia tertawa melihatku.

"Kau tak apa?" ujarnya sambil menahan tawanya lalu mengulurkan tangannya menawarkan bantuan padaku.

"I'm Okay" ucapku agak ngegas sambil menepis tangannya dan berusaha berdiri sendiri.

Mingyu yang merasa bersalah karena sudah menertawaiku, meraih tanganku dan membantuku berdiri.

"Sorry" ucapnya kini sambil mengelus rambutku. Aku berjalan menjauhinya.

Dia mengejarku "Aigoo, our Eunbi is so cute" ucapnya lagi sambil mencubit pipi kananku.

"Yaakkk, sakit tau" ucapku sedikit kesal. Dia hanya terkekeh melihatnya.

"Aku tidak akan melepaskannya sebelum kau memaafkanku" ujar Mingyu yang kini berada di depanku dan kedua tangannya kini berada di pipiku.

"Baiklah, aku akan memaafkanmu. Asalkan kau belikan aku coklat" ucapku sambil mencoba melepaskan tangannya yang berada di pipiku.

"Oke, setuju. Aku akan membelikanmu coklat" jawabnya sambil melepaskan cubitannya.

~

MINGYU'S POV

"Oke, setuju. Aku akan membelikanmu coklat" ucapk sambil melepaskan cubitan di pipinya ysng sedikit memerah.

Matanya menatapku sambil tersenyum seolah berterima kasih karena telah membelikannya coklat.

"Kau mau berseluncur? Aku akan memegangimu" ucapku. Yang dijawabnya dengan anggukan.

Aku mengajaknya bereliling, sesekali ia melepaskan peganganku. Namun ketika ia mulai kehilangan keseimbangannya, aku segera menangkapnya.

Kami berputar-putar selama beberapa menit. Hingga akhirnya aku mendapat sebuah panggilan masuk. Aku mengangkat panggilan dari Yuna,

"Oh, Yuna. Ada apa?" ucapku

"Yaa, kalian ada dimana? Kalian tak ingin pulang? Aku dan Seokmin udah ganti sepatu nih" ujarnya.

"Oh, kalian sudah selesai bermain? Oke, oke kami akan segera kesana" ucapku sambil mematikan sambungan telepon itu.

"Why?" tanya Eunbi sambil berseluncur ke arahku dan meraih tanganku saat ia hampir kehilangan keseimbangannya.

"Yuna dan Seokmin sudah selesai bermain" jawabku.

"Oh, kalau gitu, ayo kita ganti sepatu juga" ucapnya dan berseluncur mendahuluiku.

~

YUNA'S POV

Aku berjalan lebih dulu menuju luar area Ice Skating. Seokmin sedang mengganti sepatunya. Sedangkan Eunbi dan Mingyu masih berada di area Ice Skating.

"Waahh, sepertinya kita hanya nyamuk saja dari tadi" ucapku kepada Seokmin yang kini berada di sampingku.

"Hah? Nyamuk? Disini ada nyamuk? Atau kau digigit nyamuk?" tanya Seokmin yang sepertinya tidak paham dengan perkataanku.

"Aishh, itu lihatlah" ucapku sambil menunjuk ke arah Mingyu dan Eunbi yang masih berada di area Ice Skating.

"Aahhh, itu. Aku juga memperhatikan mereka sedari tadi" ucapnya yang kini memahami omonganku.

"Mereka berdua terlihat menggemaskan" ucapku.

"Benar, sayangnya mereka hanya bisa sebatas sahabat untuk saat ini" ujar Seokmin.