Saat Xue Cheng mendengar perkataan Ye Li, sorot matanya terlihat kosong.
Saat Xue Xi mendapatkan peringkat pertama terlahir kali, dia sangat terkejut. Tapi setelah pergi ke panti asuhan beberapa kali akhirnya dia paham bahwa itu adalah hal yang normal.
Karena setelah Xue Xi menyelesaikan pelajaran SMP, dia terus belajar secara mandiri.
Tapi olimpiade tidak hanya memerlukan kepintaran tapi juga kerja keras. Walaupun Xue Xi sangat pintar tapi dia baru saja kembali sekitar setengah bulan, jadi dia tidak yakin Xue Xi bisa mengerjakan perlombaan kemarin ataupun olimpiade matematika mendatang dengan baik.
Tapi dia menepuk-nepuk pundak Ye Li kemudian menghela nafas dan berkata sambil menyalahkan dirinya sendiri dalam hati, jika saat itu Xixi tidak hilang, maka dia pasti sudah menjadi bintang di umurnya yang saat ini…
Saat mereka berdua sedang mengobrol, tuan besar Xue tiba-tiba menghampiri mereka dan memanggil Xue Cheng, "Kemari sebentar."
Xue Cheng dengan cepat mengikuti tuan besar Xue di belakangnya sambil bertanya, "Ada apa Pa?"
Tuan besar Xue melihat ke arah Xue Cheng kemudian bertanya, "Kamu sudah mendapatkan kabar tentang orang yang bernama Lu Chao itu?"
Xue Cheng menggelengkan kepalanya.
Tuan besar Xue mengerutkan alisnya dan berkata, "Teruslah berusaha untuk mencari informasi tentangnya."
"Baik."
…
Xue Xi turun di depan minimarket, setelah selesai sarapan dia menggandeng tangan Xiang Huai untuk sesaat.
Akhir-akhir ini setiap kali mereka bergandengan tangan maka waktunya semakin lama akan semakin panjang, hari ini Xue Xi sudah memegang tangan Xiang Huai selama 2 menit tapi dadanya masih terasa sedikit sakit.
Saat Xue Xi merasakan perubahan dalam tubuhnya, Xiang Huai mendekatkan tubuhnya ke meja, tangannya yang tidak bersentuhan dengan tangan Xue Xi sambil menyangga pipinya dan berkata, "Adik kecil, apa kamu tidak merasa sedang membuang-buang waktumu?"
Suaranya pelan dan berat, terdengar sangat seksi.
Xue Xi terdiam sejenak kemudian bertanya, "Jadi?"
Xiang Huai tersenyum kecil dan saat ini seluruh cahaya di dalam ruangan seolah memancar ke arahnya. Membuat wajahnya yang tampan itu terlihat sangat mempesona kemudian dia bertanya, "Aku ada sebuah cara yang bisa membuatmu merasa tenang lebih cepat, mau dengar?"
Xue Xi tiba-tiba mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Xiang Huai. Dengan cepat ia memalingkan pandangannya dan dengan dingin menjawab, "... Tidak mau."
Sikap dingin Xue Xi sama sekali tidak membuat Xiang Huai marah. Dia malah tertawa kecil, suara tertawanya seolah menyelimuti hati Xue Xi dan membuat tenggorokan Xue Xi seketika terasa kering.
Dia kemudian bertanya, "Kenapa?"
Xue Xi perlahan menolehkan kembali kepalanya dan melihat ke arah Xiang Huai lalu menjawab, "Aku tahu apa yang ingin kamu katakan."
Xiang Huai mengangkat alisnya dan bertanya lagi, "Lalu apa kamu mau melakukannya dengan pacarmu ini?"
Xue Xi berpikir sejenak kemudian dia bersikap seolah sudah membuat keputusan dan menjawab, "... Baiklah."
Xiang Huai seketika terlihat tertegun, dia… benar-benar setuju untuk berciuman dan berpelukan denganku?
Saat dia sedang memikirkan itu, dia melihat Xue Xi mengulurkan 1 tangannya yang lain kemudian berkata, "Ayo bergandengan dengan kedua tangan, dengan begitu waktunya pasti bisa lebih cepat."
"..."
Xiang Huai tertegun selama 5 detik dan akhirnya dia tertawa lagi, bagaimana pacarku bisa begitu menggemaskan seperti ini?
Xue Xi tidak menunggu Xiang Huai melakukan apapun. Dia bangkit berdiri dan berkata, "Sudah cukup untuk hari ini, besok kita coba lagi."
Dia menggunakan tas ranselnya lalu berjalan keluar dengan seragamnya yang longgar itu.
Setelah Xue Xi pergi, senyuman di wajah Xiang Huai perlahan menghilang dan wajahnya kembali terlihat dingin.
…
Saat Xue Xi baru saja berjalan masuk gerbang sekolah, dia terkejut melihat laki-laki berambut merah 1 sampai dengan 7, dengan warna rambut mereka yang sangat mencolok, serta Qin Shuang sedang berjongkok di depan gerbang sekolah, sedangkan Gao Yanchen terlihat sedang bersandar pada sebuah pohon, menundukkan kepalanya dan bermain game di handphonenya.
Para siswa yang melewati mereka menjauh karena merasa ketakutan.
Saat Pak Liu melewati mereka dengan sepedanya, dia langsung berhenti kemudian berteriak ke arah mereka, "Peraturan sekolah melarang untuk mewarnai rambut. Gao Yanchen, kamu dan teman-temanmu sebaiknya mengembalikan warna rambut kalian seperti semula!"
Gao Yanchen tidak memperdulikan Pak Liu.
Laki-laki berambut merah 1 langsung berkata, "Pak Liu, kami bukan murid dari kelas bapak jadi bapak tidak perlu memperdulikan kami."
Pak Liu dengan maksud baik berkata, "Kalian adalah siswa di sini jadi tentu saja bapak bisa…"
Saat Pak Liu belum menyelesaikan perkataannya, laki-laki berambut merah 1 melihat Xue xi dan dengan mata berbinar dan dia langsung menyapanya, "Kak Xi!"
Mereka semua termasuk Gao Yanchen melangkah maju kemudian berdiri di samping Xue Xi.
Xue Xi merasa kebingungan dan bertanya, "Apa yang kalian lakukan?"
Qin Shuang langsung melingkarkan tangannya pada pundak Xue Xi kemudian berkata, "Hari ini hasil perlombaan matematika keluar, kami menunggumu untuk memberi semangat!"
Karena Gao Yanchen sudah mengatakan kepada mereka jika setelah hasil perlombaan keluar dan ada orang yang mengatakan hal buruk kepada Xue Xi, maka mereka harus menjaganya. Karena itu mereka menunggu di depan sekolah sehingga walaupun ada yang ingin bicara macam-macam, pada akhirnya tidak akan ada yang berani mengatakan apapun!
Saat Pak Liu mendengar itu dia turun dari sepedanya kemudian menuntun sepedanya sampai ke samping Xue Xi. Laki-laki berumur 40 tahun lebih itu memiliki kulit yang gelap karena terik matahari, dia kemudian berkata, "Xue Xi, kamu tenang saja, hasil tidak akan menunjukkan apapun. Lomba kemarin hanyalah lomba biasa dan hanya digunakan sebagai pemanasan, perlombaan yang sebenarnya adalah olimpiade matematika nanti. Sekarang sudah bulan September dan waktunya sudah semakin dekat."
Xue Xi membalas, "... Oh."
Dia tidak mengerti kenapa semua orang mengatakan kepada dirinya untuk tenang saja, karena sejak awal dia memang tidak tegang dan bersikap sangat tenang.
Dia merasa sudah mengerjakan soal saat perlombaan dengan baik.
Tapi karena hasilnya akan segera keluar, dia tidak ingin mengatakan apapun untuk menjelaskan dirinya yang tidak panik maupun tegang.
Mereka semua berjalan bersama-sama sampai ke gedung sekolah dan semua orang yang melihat mereka langsung menghindar. Walaupun mereka sebenarnya ingin melihat apa yang membuat mereka berkumpul, tapi tidak ada yang berani mengatakan apapun.
Karena Xue Xi masuk ke dalam ruang kelasnya dengan pengawalan seperti itu, dia berhasil melewati 2 jam pelajaran dengan tenang.
Jam istirahat.
Pukul 10 tepat hari ini hasil perlombaan akan diumumkan!
Xue Xi sudah selesai meregangkan tubuhnya di lapangan dan saat kembali ke dalam ruang kelas, waktu sudah menunjukkan tepat pukul 10.
Pak Liu sudah ada di dalam ruang kelas dan semua siswa sedang mengelilingi Fan Han dan melihat layar handphone Fan Han, "Cepat, cepat, lihat dapat berapa! Kamu sudah memasukkan nomor peserta dengan benar kan?"
Fan Han menganggukkan kepalanya dan setelah memasukkan nomornya, sebuah angka langsung muncul di layar handphonenya: 212.
"Wow!"
"Tinggi sekali! Pasti akan mendapatkan peringkat pertama!"
"Iya, tahun lalu nilai terendah juara pertama adalah 180, juara lomba tingkat provinsi juga hanya mendapatkan 224. Dengan tingkat kesulitan soal perlombaan tahun ini, Fan Han sudah dapat dipastikan masuk peringkat 10 besar! Hebat sekali!"
"..."
Xue Yao dan Rong Youyan duduk di samping Fan Han. Xue Yao tersenyum kemudian melihat ke arah Xue Xi dan berpura-pura bertanya dengan peduli, "Kak, berapa nilaimu?"
Xue Xi malas memperdulikan Xue Yao. Dia menundukkan kepalanya dan berjalan ke tempat duduknya. Saat dia baru saja duduk dan hendak memeriksa hasil perlombaannya tiba-tiba sebuah nomor telepon asing menelponnya.
Xue Xi sedikit tertegun tapi dia kemudian mengangkatnya dan berkata, "Halo."
Kemudian lawan bicaranya bertanya dengan panik, "Ini Xue Xi? Saya berasal dari kantor penerimaan mahasiswa Universitas Bing, setelah melihat hasil perlombaan matematika yang kamu ikuti terakhir kali, walaupun itu bukan perlombaan resmi tapi jurusan matematika universitas kami tertarik untuk mengundangmu bergabung dengan kami. Apa kamu tertarik?"
Xue Xi terdiam selama 2 detik kemudian menjawab, "... Tidak tertarik."
Universitas Bing juga merupakan sekolah ternama yang mendapatkan pengakuan dari pemerintah yang kualitasnya setara dengan universitas internasional dan juga berfokus pada tingkat kedisiplinan yang tinggi, tapi tujuan Xue Xi sejak dulu adalah universitas Hwa Hsia yang ada di ibu kota dan hal itu tidak pernah berubah.
Lawan bicaranya terus bicara untuk mengubah pemikiran Xue Xi, tapi sayang sekali Xue Xi sama sekali tidak berniat mengubah keputusannya.
Setelah mengakhiri telepon itu, Xue Xi baru membuka halaman web untuk memeriksa hasil lomba.
Qing Shuang sejak awal sudah tidak sabaran. Dia bergegas mengulurkan kepalanya dan mengintip layar handphone Xue Xi, setelah Xue Xi memasukkan nomor pesertanya dan memeriksa hasilnya...
Qin Shuang membelalakkan matanya dan mengumpat karena terkejut, "F*ck!"
Dia melihat nilai Xue Xi, 288!!!
Qin Shuang lalu berkata dalam hati, apakah ini nilai yang bisa didapatkan oleh manusia?!