webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · วัยรุ่น
Not enough ratings
194 Chs

Part 28 - Misteriusnya Aksa

"Aku gapapa, Ay."

"Kamu seperti menutupi sesuatu."

"Gapapa, Ayya. Yuk. Ini udah sampai keraton. Sayang, kalau gak dinikmatin."

"Kamu kalau ada yang pengin dikatakan, bilang yah. Jangan diem. Aku kawatir."

Aksa mengulas senyum di wajahnya. Berusaha meyakinkan perempuan yang ia kasihi di depannya.

"Iya, Nurul Hayya."

"Nah gitu dong. Ceria. Seperti Aksa yang kukenal."

"Eh, kalian ngapain disitu? Ayo kesini!!" Panggil Nia yang sudah duluan berjalan dengan Oki di depan.

"Eh, baru ngeh ketinggalan."

"Kamu, sih." Ledek Ayya.

Sebuah bangunan penuh nilai sejarah, budaya, spiritual keislaman sangat khas di sana. Keraton yang menjadi cermin berbagai keindahan dari kehidupan manusia pada masanya.

"Kok bisa ya, bebatuan disusun begitu bisa sampai kuat ratusan tahun?" celetuk Nia.

"Karena yang bangun pasti orang spesial. Bukan orang bawel kayak kamu, Ni." Ledek Aksa.

"Ish! Yang pasti, yang bangun juga bukan penyair level kayak kamu, Sa!" Kembali, Nia menjawab candaan Aksa.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com