Kaito
"Kenapa gak di ruang klub aja?", chat dari Ai yang ku baca dari smartphone ku.
"Hmm ... kalo kamu gak mau juga gak apa apa kok", ucap ku tanpa menghentikan langkah ku.
Ai tetap berjalan di samping ku sembari fokus mengetik di smartphone nya.
"Aku mau kok", chat dari Ai.
"Ya udah ... ayo masuk kelas", kata ku setelah kami sampai di depan gerbang sekolah.
Kami berdua pun melangkah berdampingan menyusuri jalan menuju gedung sekolah yang menjadi batas antara lapangan baseball dan basket. Seperti yang aku duga, perhatian murid murid lain tertuju pada kami berdua.
Entah apa gosip aneh yang tersebar di penjuru sekolah. Tapi yang pasti itu untuk menjatuhkan Ai.
"Jangan pedulikan mereka", ucap ku perlahan agar Ai tetap tenang.
Kami pun melewati pintu masuk gedung sekolah. Sekarang kami harus melewati koridor yang ramai untuk menuju ke kelas kami.
Cih ... lagi lagi tatapan itu!
Murid murid kelas 3 yang berdiri di depan kelas menatap Ai dengan tatapan sinis dan seakan menganggap Ai sebagai hama pengganggu. Walau aku tak ingin melewati mereka, tapi mau bagaimana lagi, tak ada jalan lain untuk ke kelas.
"Wohh ... si bisu itu akhir nya masuk juga"
"Bolos kemana dia ya seminggu kemarin?"
"Mungkin dia nyari suara nya yang ilang"
"Hahahaha ... dasar bisu"
Percakapan tak mengenakan yang ku dengar dari sekelompok gadis yang berdiri di depan kelas 3F. Ai hanya bisa menudukkan kepala nya dan diam tanpa bisa berbuat apa apa.
Walau yang mereka ejek bukan lah aku, tapi rasa. nya amarah ku ingin meledak. Aku mengepalkan tangan ku dengan kuat untuk menahan amarah ku.
"Dasar bisu aneh!!", teriak seorang dari sekelompok gadis tadi.
Aku menghentikan langkah ku saat aku mendengar nya. Siapa pun itu, aku harus memberi nya pelajaran, tak peduli laki laki atau perempuan.
Ting tung~
Suara notifikasi dari smartphone di saku seragam ku.
"Jangan, kau sendiri yang bilang jangan pedulikan mereka kan?", chat yang dikirim oleh Ai.
Seketika mata ku tertuju pada Ai. Ai tersenyum pada ku sembari memegang smartphone merah muda nya.
Apa?!
Senyuman nya itu seakan memadamkan api amarah ku. Hati ku serasa kembali dipenuhi rasa damai. Aku pun kembali melangkah menuju kelas.
Kami berdua pun akhirnya sampai di depan pintu kelas yang masih tertutup rapat. Aku pun menggeser pintu kelas agar kami bisa masuk.
Greeekk ...
"SELAMAT PAGI SEPASANG KEKASIH!!!", teriak seluruh teman teman sekelas yang ternyata sudah ada didalam kelas. Mereka semua berdiri di depan kelas dipimpin oleh pak Kakegawa.
"Eh? ... ada apa ini?", tanya ku bingung.
"Pake nanya kamu ...", kata pak Kakegawa.
"Hari ini ultah nya Ai dan juga perayaan Kaito pulang dari rumah sakit!", seru seluruh murid di dalam kelas.
"He?, He?!, tunggu ... Ai? kamu ulang tahun?", tanya ku menoleh ke arah Ai dengan wajah bingung.
Ai hanya mengangguk menanggapi pertanyaan ku, tentu disertai senyuman manis nya seperti biasa.
"Minggu ini gak ada pelajaran ... karena seminggu lagi ada festival musim gugur, kalian tau kan harus ngapain?", tanya pak Kakegawa.
"Oke paakkk!!!", jawab murid murid serentak.
"Dan kalian tetep fokus sama lomba menulis kalian ya?, jangan sampai kalah", lanjut pak Kakegawa menoleh ke arah ku.
"Hmm ... kami gak janji bakal menang, tapi oke lah, selama ada Ai", ucap ku.
"Cieee!!!", teriak murid murid lain menghebohkan suasana kelas.
Minggu ini tidak ada pelajaran sepeti tahun sebelum nya. Karena festival musim gugur akan diadakan. Setiap kelas akan membuat pertunjukan bakat. Entah itu band atau drama. Tahun lalu aku bolos seminggu karena aku tak ingin ambil bagian dalam drama kelas.
Dan untung saja tahun ini aku tak ambil bagian lagi. Walau aku terlihat santai dan tak peduli tentang keadaan sekitar, aku punya masalah saat berada di atas panggung.
Ting tung ~
Suara notifikasi dari smartphone di saku seragam ku.
"Memang nya ada apa di festival musim gugur?", chat yang ku terima dari Ai.
"Apa yang Ai tanyakan Kaito?", tanya pak Kakegawa.
"He? oh ... dia tanya ada apa di festival nanti", jawab ku.
"Kelas kita akan buat drama, memang nya kenapa Ai?", lanjut pak Kakegawa bertanya pada Ai.
Ai mengetik lagi di smartphone nya dan tak lama kemudian smartphone ku kembali berdering.
"Aku ingin ikut!"
He?! Maksud nya?!!