webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Teen
Not enough ratings
114 Chs

Chapter 74

Kaito

"He?!", aku terkejut mendengar perkataan ibu nya Ai.

"Gak usah kaget gitu ... lagian kalian kan udah pernah tidur sekamar kan?", kata ibu nya ai mengingatkan ku pada kejadian musim panas lalu.

"He?! bukan gitu tante ... aku sama sekali gak nyentuh Ai malem itu ...", ujar ku panik menjelaskan bahwa aku tak berbuat yang aneh aneh malam itu.

"Iya iya ... jangan panik gitu ... Hina udah cerita semua nya", ucap ibu nya Ai.

Hina?, oh dia yang punya penginapan itu ...

"Ya udah tante ... aku pamit pulang dulu ...", ucap ku lalu berjalan ke arah pintu keluar.

Setelah beberapa langkah keluar dari rumah Ai, aku menghentikan langkah ku dan kembali menoleh ke arah rumah Ai. Ternyata Ai masih berdiri di belakang jendela kamar nya untuk melihat bintang. Dia terlihat sangat cantik sampai mata ku tak ingin lepas dari nya.

Aku mengeluarkan smartphone dari saku celana ku dan memotret Ai dengan kamera smartphone ku. Setelah itu aku kembali melangkah sembari memasukan smartphone ku kembali kedalam saku celana ku.

----------------------

Kring kring ~

Suara alarm smartphone yang membangunkan ku dari alam mimpi.

Dengan mata masih tertutup aku mematikan alarm dari smartphone ku yang terletak di samping bantal ku seperti biasa.

Tunggu! ... hari ini kan aku mulai nulis novel bareng Ai ...

Mata ku langsung terbuka lebar. Aku langsung bangkit dari kasur dan menuju ke kamar mandi. Setelah beberapa saat menghabiskan waktu untuk membersihkan badan, aku segera memakai seragam sekolah ku dengan rapi.

Tanpa basa basi aku segera menuruni tangga untuk menuju ke ruang makan.

"Weh?, kakak kok bangun pagi?", tanya Hanabi yang sedang sibuk memasak di dapur.

"Gak ada apa apa ... apa kamu masih lama?", tanya ku lalu membuka lemari es yang berada di dapur.

"Lumayan ... emang kenapa?", wajah Hanabi mulai terlihat bingung melihat ku.

"Ya udah ... kakak sarapan roti dari kulkas aja ...", ucap ku lalu mengambil roti yang ada di lemari es lalu menutup pintu lemari es dengan rapat.

"Hee?!! ... pasti mau ketemu cewe kan?, ngeselin aja!", ujar Hanabi dengan wajah kesal nya.

"Terserah kamu lah ...", kata ku seraya melahap roti yang tadi ku ambil dari lemari es.

"Kalau mau minum, susu nya ada di meja makan kak", kata Hanabi yang masih sibuk di dapur.

Setelah mendengar perkataan Hanabi aku segera ke meja makan.

"Hmm ... kakak langsung berangkat ya ...", ucap ku setelah meneguk segelas susu hangat.

"Salam buat pacar kakak", ujar Hanabi dari dapur.

"Pala mu ...", umpat ku sembari memakai sepatu sekolah ku di depan pintu keluar.

Setelah mengikat tali sepatu dengan kuat, aku segera membuka pintu dan melangkah menuju sekolah. Entah kenapa semangat ku hari ini terasa meluap luap. Udara pagi yang segar di musim gugur ini membuat ku semakin bersemangat menjalani hari.

Ketika aku hendak melewati persimpangan jalan, Ai muncul dari arah jalan menuju rumah nya. Ia tampak tak melihat ku dah hanya melanjutkan langkah nya menuju sekolah seperti biasa.

Aku langsung mengejar langkah nya dan menepuk pundak nya sembari berkata.

"Met pagi Ai"

Ai terperanjat dan pipi nya mulai mengeluarkan rona merah saat melihat ku tiba tiba ada di samping nya.

"Maaf maaf ... kamu gak marah kan?", tanya ku karena merasa bersalah telah membuat nya terkejut.

Ai hanya menggelengkan kepala nya menjawab pertanyaan ku. Wajah cantik nya itu selalu membuat ku tenang dan meembakar semangat ku di saat yang sama.

"Ya udah ayo berangkat bareng", ucap ku lalu melanjutkan langkah ku menuju sekolah.

Mentari pagi yang menyinari hari, pagi ini terasa sangat indah. Ditambah Ai berada di sisi ku. Aku tak ingin hari ini berlalu dengan cepat. Jika saja aku bisa melakukan perjalanan waktu lagi, aku akan selalu kembali ke waktu ku bersama nya.

Walau aku tak pernah mendengar suara nya. Tapi aku bisa merasakan suara hati nya. Gadis yang tak pernah mengeluarkan suara nya, gadis yang tak pernah marah, gadis yang selalu tersenyum pada ku, itulah Mirai Ai.

"Ai? pulang sekolah kita ke perpustakaan kota mau gak?", tanya ku di tengah langkah kami.

Setelah mendengar kata kata ku, Ai mengeluarkan smartphone dari saku seragam nya dan mengetikan pesan yang pasti itu untuk ku.