Wanita itu tidak menjawabku, justru berjalan meninggalkanku. Aku mengunci pintu gerbang dengan terburu-buru, lalu mengejarnya. Dia tidak mengatakan sepatah katapun, hanya berjalan terus dan aku mengikutinya dari belakang.
"Winnter!" panggilku yang kesulitan mengimbangi jalannya yang cepat. "Kau mengajakku ke mana?" aku masih sangat penasaran karena kami melewati jalan yang aku sendiri bahkan belum pernah mengetahuinya.
Bangunan-bangunan tua yang masih terawat dengan halamannya yang luas berjajar rapi. Pepohonan yang besar hampir tumbuh di sepanjang tepi jalan. Lampu-lampu jalan klasik, tertata rapi dengan beberapa dekorasi bunga gantung. Tempat ini seperti tidak asing untukku. Aku merasa pernah kesini, hanya saja tidak ingat kapan itu terjadi. Jalanan begitu sepi, bahkan hingga lima belas menit kami berjalan, kami tidak berpapasan dengan satu orang pun.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com