webnovel

Tidak Paham

Annisa dan Nino datang ke rumah Claire pagi hari saat sebelum berangkat ke Kantor, mereka penasaran dengan Claire yang terasa aneh akhir-akhir ini.

Annisa juga khawatir kalau ada hal buruk yang terjadi lagi dengan Claire, karena Claire menghilang dari Kantor sejak jam istirahat Kantor.

Ponselnya yang bahkan tidak aktif sampai pagi ini, membuat kekhawatiran Annisa semakin bertambah lagi.

Dua mobil itu terhenti, pemiliknya langsung berjalan menuju ke pintu rumah Claire.

Belum sempat mereka mengetuk pintu, pintu itu sudah terbuka lebih dulu, mereka heran dengan apa yang dilihatnya.

Claire ada dalam rangkulan seorang lelaki, itu seperti terlalu dewasa untuk Claire, mereka terlihat sangat akrab.

Annisa dan Nino tidak mengerti, kenapa Claire bisa sedekat itu dengan laki-laki, selama ini mereka hanya melihat Claire seperti itu dengan Pras.

Claire selalu menjaraki dirinya dengan lelaki lain, bahkan teman dekatnya sekali pun.

Yang jelas hanya Pras saja yang bisa seperti itu pada Claire, tapi sekarang apa yang dilihat keduanya, Claire tampak begitu santai ada dalam rangkulan lelaki setengah tua itu.

"Claire"

Keduanya menoleh dan terdiam, beberapa saat kemudian Claire melepaskan diri dari lelaki itu.

Claire tampak gelagapan, tapi lelaki itu terlihat begitu santai.

"Siapa dia ?"

Tanya Nino peuh curiga, lelaki itu tersenyum dan mencium Claire begitu saja.

Annisa dan Nino saling lirik, keduanya tak percaya dengan apa yang dilhatnya itu.

Bagaimana bisa Claire diam saja diperlakukan seperti itu oleh lelaki yang nyaris tua, lelaki itu pamit dan berjanji akan datang lagi ketika ia butuh dengan Claire.

Claire tersenyum dan mengangguk pasti, lelaki itu lantas pergi tanpa peduli dengan keberadaan mereka berdua.

Ia berjalan begitu saja melewati Annisa dan Nino, Claire segera menutup pintu rumahnya, tapi Annisa juga menahannya dengan cepat, Nino yang menyadari itu turut mendorong pintunya hingga kembali terbuka.

Claire terdiam setelah mundur jauh dari pintu, Claire tidak ingin melihat Annisa dan Nino disana.

"Apa maksudnya Claire ?"

"Siapa lelaki itu ?"

Claire tak menjawab, tidak juga melirik dua orang disana, Claire hanya diam dengan pandangan yang tak terarah.

"Jawab Claire, siapa dia dan kenapa bisa ada di rumah kamu sepagi ini"

"Apa juga yang dia lakukan tadi, kenapa kamu diam saja seperti itu"

Claire tetap saja diam, tak berniat menjawab pertanyaan keduanya.

"Jawab Claire dia siapa, kenapa bisa berlaku seperti itu sama kamu ?"

Annisa menarik tangan Claire, memaksanya untuk bicara dan menjelaskan apa yang telah mereka lihat tadi.

Claire mendorong Annisa hingga menjauh darinya, Nino menahannya agar tidak sampai terjatuh.

"Apa-apaan ini Claire, kasar sekali kamu"

Ucap Nino semakin tak mengerti dengan apa yang dilihatnya.

"Pergi kalian dari sini, untuk apa datang kesini sekarang"

Keduanya mengernyit, kenapa Claire justru marah pada mereka, bukankah memang apa yang mereka lihat itu sangat membingungkan.

"Pergi aku bilang"

"Kamu jelaskan dulu, apa maksudnya, siapa lelaki itu ?"

"Bukan urusan kalian"

"Kenapa seperti itu, kamu tidak lagi menganggap kami teman ?"

"Tidak"

Annisa menggeleng mendengar jawaban Claire, kenapa dengan wanita dihadapannya ini.

Kenapa bisa Claire berkata seperti itu pada Annisa.

"Pergi sekarang, aku juga akan berhenti bekerja di kantor"

"Apa"

Nino dan Annisa berkata bersamaan, apa lagi sekarang, kenapa Claire berkata seperti itu.

"Sampaikan pada mereka semua, jangan lagi mengharapkan aku datang ke kantor, aku tidak akan lagi datang kesana"

"Ya kenapa, apa alasannya ?"

"Aku tidak suka suasana disana, bising, pergi kalian sekarang"

Claire berlalu memasuki kamarnya tanpa peduli dengan Annisa dan Nino lagi.

"Ada apa ini sebenarnya ?"

"Bagaimana aku bisa menjawabnya Sa, aku juga tidak mengerti dengan keadaan ini"

"Ada salah apa aku sama Claire, kenapa dia kasar sekali"

"Udah Sa, kita akan temui lagi Claire nanti, mungkin sekarang dia juga kaget dan memang belum siap buat cerita sama kita"

Annisa terdiam tak menjawab ucapan Nino, entahlah .... yang jelas Claire tidak bisa dimengerti sedikit pun.

"Kita ke kantor ya sekarang, kita akan balik lagi nanti, mungkin jam istirahat atau enggak, setelah pulang kantor saja"

Annisa mengernyit, apa bisa mereka kembali berbicara baik dengan Claire.

Kenapa Annisa merasa kalau Claire memang telah berubah sekarang, Claire memang tidak lagi mereka kenali, dia bukan Claire yang selama ini bersama mereka.

"Sa"

Annisa menoleh dan mengangguk, keduanya lantas pergi meninggalkan rumah Claire, dan melanjutkan perjalanan mereka menuju kantor.

Claire kembali keluar dan memastikan kalau annisa dan Nino memang telah benar-benar pergi dari rumahnya, kedua mobil itu memang telah melaju meninggalkan rumah Claire.

Claire menutup kembali pintunya, Claire menangis disana .... kenapa Claire harus berkata seperti itu pada mereka.

Claire tidak bermaksud membuat mereka kecewa, tapi Claire juga tidak tahu harus seperti apa dengan kedatangan mereka pagi ini.

Claire tidak bisa menjelaskan pada mereka tentang apa yang jadi pertanyaan mereka pada Claire, Claire yakin mereka akan sangat kecewa dengan apa yang akan jadi jawaban Claire nantinya.

Claire akan memutuskan jalan hidupnya mulai sekarang, tanpa mereka dan tanpa siapa pun juga.

Claire menjalani apa yang menjadi keinginannya mulai sekarang, tanpa peduli siapa pun yang mungkin akan memperdulikan Claire.

Claire suka dengan apa yang dilakukannya, jadi Claire hanya akan melakukan apa yang memang disuakinya, dan tentunya yang akan mampu membahagiakan dirinya.

Etah orang suka atau pun tidak, Claire tak akan memperdulikannya.

Hidup Claire urusan Claire dan tanggung jawab Claire, siapa pun tidak berhak ikut campur dan bahkan mengatur hidup Claire.

Claire mengusap air matanya, Claire akan bersiap untuk ke kantor sekarang, Claire akan menyelesaikan sangkut paut dirinya dengan kantor.

Claire tidak ingin lagi berususan dengan pekerjaan disana dan juga dengan mereka semua, Claire ingin sendiri tanpa ada lagi kebisingan nyang membuatnya risih.

Claire bangkit dan kembali memasuki kamarnya bergegas membersihkan diri untuk bisa segera pergi ke kantor dan menyelesaikan segala sesuatunya.

Apa pun nanti hasil akhir untuk keputusannya, Claire tidak akan peduli, Claire hanya ingin mengejar apa yang menjadi keinginannya.

Mengejar apa yang menjadi kebahagiaan hatinya, Claire tidak peduli lagi benar atau salahnya, selama Claire suka maka Claire akan tetap menjalaninya.

Claire bahagia degan apa yang sekarang dijalaninya, meski terlihat kotor tapi Claire bahagia dengan itu semua.

Claire akan berjalan sendiri dalam pilihannya. meski akhirnya nanti mungkin akan menjadi sampah sesunguhnya dimata semua orang yang mengenalnya, Claire tetap tidak akan memperdulikannya.

Claire hanya ingin bahagia setelah apa yang dialaminya, kehilangan Pras sangat membuatnya kacau, dan perlakuan Tina sangat merendahkannya.