webnovel

Serendah Itu Claire ?

Claire keluar dari kamar mandi, jam 10 Claire baru membersihkan diri, malam sekali rasanya.

Sejak pulang tadi, Claire hanya rebahan saja dengan ditemani rangkaian bunga yang bahkan telah rusak.

Claire merapikan pakaiannya, kusut sekali piama tidurnya itu, sudah lama tidak pernah di pakai.

Claire semprotkan parfum ke bajunya, karena apek terlalu lama disimpan di dalam lemari.

Claire duduk menghadap kaca, terdiam menatap dirinya disana, Claire tersenyum perlahan.

Claire masih merasa kalau dirinya itu masih cukup cantik untuk bisa menarik para lelaki, penampilannya juga selalu Claire buat semenarik mungkin, agar tetap bisa di pandang indah oleh mereka.

Claire merasa dirinya masih sempurna, meski pun keadaan dirinya yang tak lagi sempurna.

Claire menyisir rambutnya perlahan, merapikan setiap yang terlihat berantakan oleh matanya.

Penampilannya harus tetap menarik, agar mereka juga bisa tertarik dengannya, siapa pun yang mendekatinya tidak akan lagi Claire hindari.

Bahkan mereka yang mengganggunya sekali pun, silahkan saja.

Claire sedikit tertawa ketika mengingat saat dulu, betapa dirinya selalu menjaga jarak dengan setiap orang khususnya para lelaki.

Terkecuali Pras, hanya Pras yang bisa memeluk Claire, selebihnya hanya akan mampu menatap Claire saja tanpa harus Claire balas menatapnya.

Sekarang semua telah berubah, Claire tidak sebersih dulu lagi, jarak yang selalu Claire pertahankan itu kini telah rusak seluruhnya.

Tak ada yang tersisa dari sisi baiknya, Claire kini hanya seonggok sampah kotor yang menjijikan.

Dipandang sebelah mata oleh mereka, Claire menggeleng .... tidak apa, Claire akan mencari jalan hidupnya sendiri.

Memilih langkah kebahagiaannya sendiri, Claire tidak peduli baik buruknya, yang jelas Claire akan melalukan apa yang memang Claire inginkan.

Masa bodo dengan orang yang mungkin akan menghina Claire.

(braakkk) Claire terlonjak bangkit dari tempat duduknya, saat pintu kamarnya dibuka secara kasar.

Claire terdiam menatap orang disana, bagaimana bisa .... dari mana dia tahu keberadaan Claire.

"Kenapa diam manis ?"

Claire mengernyit, memang tidak salah.

Dia adalah satu dari dua lelaki yang waktu itu bersama Claire.

"Heran"

"Bagaimana bisa ?"

Ucapnya pelan, Claire berusaha menormalkan detak jantungnya karena rasa kagetnya itu.

Tidak masalah .... dia bukan seseorang yang harus Claire hindari sekarang, bukankah sosok seperti itu yang Claire cari sejak siang tadi.

Ternyata Claire tidak perlu susah payah mencarinya, karena ternyata dia datang dengan sendirinya sekarang.

"Sampai kapan diam ?"

Lelaki itu mulai berjalan mendekati Claire, tak ada respon apa pun, Claire hanya diam saja di tempatnya.

Benaknya itu masih bertanya, tentang bagaimana cara lelaki itu bisa sampai di hadapannya sekarang ini.

"Aku sudah mengikuti mu sejak dari pemakaman tadi, kenapa selalu seperti itu ekspresi mu setiap keluar dari sana"

Claire melirik lelaki yang berjalan kearahnya dan mengusap pelan tangannya.

"Bukan sedih tapi kecewa"

Claire mengernyit, apa maksudnya .... kenapa berbicara seperti itu.

"Siapa yang membuat mu kecewa ?"

Claire memejamkan matanya, tersenyum perlahan ketika lelaki itu memeluknya dari belakang, menciumi lehernya dan bersandar di pundaknya.

"Siapa ?"

Claire membuka kembali matanya dan meliriknya.

"Tidak ada, dia hanya orang menyebalkan yang hanya pintar mengomel saja"

Ia tersenyum mendengar jawaban Claire.

"Lalu kemana tujuan mu tadi yang sebenarnya ?"

"Tidak ada, aku mencari mu sejak tadi"

Lelaki itu tertawa dan melepaskan pelukannya, Claire tersenyum mendengarnya.

"Haaah .... lelah sekali mengikuti mu sepanjang hari"

Lelaki itu menjatuhkan tubuhnya di kasur Claire, terlentang disana sesuka hatinya.

Claire semakin tersenyum melihat itu, ternyata dalam hal ini, Tuhan bisa adil pada Claire.

Tuhan mengabulkan apa yang menjadi keinginannya sejak tadi siang, bukankah itu adil sekali, Tuhan memberikan obat terbaik untuk lelah Claire berjalan sepanjang hari.

Claire melangakah dan menaiki tubuh itu tanpa permisi, keduanya sama-sama tersenyum.

Lelaki ini ketika itu sangat menjijikan, dengan penampilan kotor dan mulut yang bau minuman.

Tapi sekarang terlihat lebih rapi, tidak ada lagi bau minuman yang memabukan, Claire menyukainya.

"Secepat ini manis"

"Lalu untuk apa datang kesini sekarang ?"

Kedua tangan itu terangkat, menelusup masuk ke dalam baju Claire.

Sial .... Claire menutup daerah itu dengan sehelai kain yang cukup tebal.

Claire tersenyum melihat ekspresi lelaki itu, apa itu sangat bermasalah baginya.

"Untuk apa menutupinya ?"

"Aku tidak menemukan siapa pun tadi, jadi untuk apa membukanya"

Lelaki itu sedikit tertawa, memang tidak salah ia mendatangi Claire sekarang, karena apa yang menjadi tujuannya bisa tercapai dengan mudah.

Mata Claire mulai terpejam ketika dua tangan itu bermain dibagian tubuhnya, Claire akan melupakan semua masalahnya sesaat saja, selama lelaki ini ada bersamanya.

"Bagus sekali"

Ucapnya yang kemudian bangun, Claire melihatnya dan sama-sama tersenyum.

"Apa lagi ?"

Tanya Claire tidak sabar, Claire membiarkan lelaki yang kini mulai melepas kancing bajunya.

Melepas semua dari setengah badannya, Claire meremas rambut itu ketika pemiliknya menggila pada tubuh Claire.

Claire tersenyum senang, inilah yang Claire ingin sejak tadi, kenapa baru datang sekarang.

Claire merasakan kedua tangan itu menyusuri pinggangnya, dan berusaha untuk melepaskan setengah lagi penutup tubuh Claire.

Claire menahannya, Claire tidak memberi celah untuk itu, Claire masih ingin merasakan yang sedang dirasakannya.

Claire tertawa saat celanannya dirobek begitu saja.

"Kamu ingin mempermainkan ku ?"

"Kenapa semua harus serba mudah, kamu tidak terlalu bodoh bukan ?"

"Tentu saja, aku bisa melakukan apa pun"

Ucapnya lantang, Claire menengadah seraya memejamkan matanya, Claire merasa ada yang menelusup masuk ke dalam tubuhnya.

Jemari itu lincah sekali di dalam sana, Calire meremas kedua pundak yang jadi pegangannya.

"Jangan menahannya"

Ucap lelaki itu, Claire hanya tersenyum tanpa meliriknya.

Claire suka, Claire tidak melakukan apa pun ketika tubuhnya dibaringkan ke samping.

Biarkan saja, Claire juga akan bahagia dengan apa yang dilakukannya.

Lelaki itu bangkit, entah apa yang sedang dilakukannya, kenapa lama sekali, tapi Claire juga tidak ingin membuka matanya.

"Marilah"

Ucapannya yang mampu Claire dengar meski pun pelan, Claire merasa semuanya kini telah terlepas.

"Lama sekali"

Lelaki itu tertawa renyah mendengar kekesalan Claire, tapi sedetik kemudian Claire harus menahan nafanya beberapa saat.

Claire merasa ada yang menerobos masuk ke tubuhnya, bersamaan dengan tubuh lelaki yang menimpanya.

"Iya"

Ucap Claire yang tak bisa menghilangkan senyumannya, Claire mulai melenguh keenakan.

Claire menolak untuk dicium saat ini, diamlah Claire ingin menikmatinya satu demi satu jangan dulu dibabad habis semuanya.

"Emmmm ...."

Claire mulai tidak bisa mengatur nafansnya, lelaki ini begitu cepat membuat Claire melayang.

Semakin naik ritmenya Claire semakin berisik saja, ingin sekali ia menggigit bibir tipis wanita dalam himpitannya.

Tapi kenapa susah sekali, Claire terus saja menolak dengan terus bersuara.