webnovel

Debat

Claire berjalan memasuki Kantor, melewati mereka semua tanpa peduli dengan sapaan mereka.

Claire menjadi bahan gunjingan mereka semua, dengan gaya jalannya yang angkuh, Claire juga mengacuhkan sapaan dari mereka yang berusaha ramah padanya.

Claire mendengar beberapa ocehan dari mulut mereka, tapi Claire tidak peduli dengan itu semua, Claire sudah malas berada di Kantor ini dan dengan mereka semua.

Langkah Claire terhenti saat melihat Nino yang berjalan dari arah berlawanan, Nino melihatnya sekarang dan tanpa menghentikan langkah juga tanpa memalingkan pandangannya, Nino terus melangkah hingga berdiri tepat dihadapan Claire.

"Aku tidak ada urusan dengan mu"

Ucap Claire tanpa peduli dengan apa pun yang akan Nino ucapkan, Claire juga enggan melihat kearah Nino.

"Kalau memang kita ada salah, kamu bisa bicarakan secara baik-baik Claire, tidak perlu seperti ini"

"Tidak ada, aku tidak bermasalah dengan kamu atau pun yang lainnya"

"Lalu kenapa kamu jadi seperti ini"

"Bosan"

Jawab Claire datar dan balik menatap Nino, Claire melihat ekspresi bingung disana.

Claire tersenyum dan menggeleng, merasa masa bodo dengan apa pun yang ada di benak Nino tentang dirinya.

"Permisi, aku masih ada urusan yang lain"

Claire berjalan melewati Nino begitu saja, tapi tidak bisa .... Nino menahannya dengan cepat, menghentikan langkah Claire yang semakin menjauhinya.

Claire menghembuskan nafasnya kesal, kenapa dengan lelaki ini, kenapa harus seperti ini, apa dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Claire padanya.

"Ikut aku sebentar"

"Tidak, aku tidak ada waktu"

Nino tetap menahan Claire, terdiam menatap wanita dihadapannya, Nino teringat dengan kecupan lelaki itu pada Claire.

Benarkah yang ada dalam fikirannya saat ini, setelah kepergian Pras, apa segitu hancurnya Claire sampai berubah sejauh ini.

"Lepas"

"Tidak"

"Sudah aku bilang, aku tidak ada urusan dengan mu sekarang"

"Tapi aku ada"

Claire mengernyit, urusan apa .... Claire tidak peduli, Nino pasti hanya akan bertanya tentang ini dan itu.

Claire tidak mau pusing dengan pertanyaan Nino sekarang, Claire akan pusing nanti saat bertemu Bagas di ruangannya.

"Lepas"

"Siapa lelaki tadi ?"

Claire tersenyum acuh, benar saja .... Nino memang hanya akan menanyakan hal yang memuakan seperti itu.

"Lepas"

"Siapa lelaki tadi Claire ?"

"Siapa pun dia, itu bukan urusan kamu, sibukan saja diri mu dengan berkas di meja kerja mu, lepas"

Nino mendorong Claire ke tembok, menahannya disana.

Entah apa yang terjadi pada wanita dalam tahanannya ini, kenapa Nino jadi tidak mengenalinya.

"Mau apa kamu ?"

"Menurut mu apa ?"

"Mereka akan mentertawakan mu disini kalau kamu berani macam-macam"

Nino balik tersenyum mendengar ucapan Claire, memangnya apa yang akan Nino lakukan.

"Lepas, aku harus pergi"

"Siapa lelaki itu, jawab atau kamu keluar dari Kantor ini"

"Aku masih punya urusan disini"

"Urusan apa .... jelaskan"

"Urusan yang bukan urusan kamu"

"Benarkah seperti itu, secepat ini kamu berubah hanya karena kematian lelaki itu"

Claire terdiam, berani-beraninya Nino berkata seperti itu, lelaki itu punya nama dan namanya adalah Pras.

"Sekacau ini kamu sekarang, sampai rela disentuh oleh lelaki tua tadi, apa yang kamu lakukan sama dia, tidur .... bercumbu, iya"

Claire menyipitkan matanya, kenapa jadi mengarah kesana pembicaraannya.

"Jawab, apa yang kalian lakukan"

Claire tersenyum lantas memeluk Nino, Nino heran dengan itu, tidak ada balasan untuk pelukan Claire.

Nino hanya terdiam dengan segala ketidak mengertianya.

"Bilang saja kalau kamu juga mengenginkan itu dari ku, datang saja ke rumah ku, kamu akan aku buat lemas disana"

Bisik Claire tepat di telinga Nino, Claire kembali tersenyum saat Nino yang mendorongnya.

"Apa maksud mu ?"

Claire sedikit tertawa dan mendorong Nino begitu saja hingga menjauh darinya.

"Kita sudah tidak cocok lagi untuk berteman, cari saja pengganti ku untuk jadi teman baru mu"

Ucap Claire yang lantas pergi meninggalkan Nino, Nino benar-benar tak mengerti dengan wanita itu.

Kenapa Claire jadi seperti itu, untuk pertama kalinya Nino melihat Claire seperti itu.

Dan apa yang baru saja didengarnya, apa Claire membenarkan semua yang ada di benak Nino tentang dirinya.

Benarkah kini Claire bukan lagi wanita baik seperti dulu, Claire tidak lagi terlihat baik, semuanya kini memang terlihat buruk.

Nino menggeleng .... akan Nino pastikan nanti untuk jawabannya, Nino akan berusaha menepis segala pemikiran buruknya tentang Claire.

Bukankah mereka berteman sudah sangat lama, jadi Nino sudah sangat mampu mengenal seperti apa Claire.

Dan Nino yakin kalau Claire bukan seperti sekarang, Nino yakin ada satu hal yang dirahasiakan Claire selama ini dari mareka semua.

Terutama setelah kejadian kecelakaan itu, Nino sangat merasakan perubahan Claire, dan sampai sekarang perubahan itu justru semakin jelas terlihat.

Nino tidak mau Claire salah langkah dalam memilih jalan hidupnya, terlepas dari Pras harusnya Claire tidak seperti itu.

Bukankah masih banyak laki-laki lain yang mungkin memang bisa untuk Claire percaya, sama seperti Claire percaya pada Pras.

Dan apa Claire tidak sadar, kalau selama ini Nino selalu berusaha menunjukan kalau Nino bisa sama seperti Pras.

Nino kembali menggeleng dan berjalan menuju ruangannya sendiri, Nino tak ingin terus memikirkan itu, Nino harus batasi pemikirannya tentang Claire.

Nino harus yakin kalau Claire memang tidak seperti apa yang ada difikirannya, mungkin Claire hanya sedang pusing saja sekarang, dan belum benar-benar bisa menentukan langkah hidupnya selanjutnya.

Nino mengangguk dan memasuki ruangannya, terduduk di kursinya, Nino kembali sibuk dengan pekerjaannya, melupakan sejenak tentang perubahan Claire.

Nino akan memikirkannya nanti setelah kesibukannya berakhir, Claire harus kembali menjadi seperti dulu, meski pun tanpa ada Pras bersamanya.

Karena tidak hanya Pras, tapi Nino juga bisa menjaga dan menyayangi Claire seperti apa yang dilakukan Pras selama hidupnya dulu.

Claire memasuki ruangan Bagas setelah dipersilahkan untuk masuk, melihat sosok Claire yang datang langsung membuat Bagas bangkit dari tempat duduknya.

"Apa-apaan kamu ini Claire ?"

Claire mengernyit, apanya .... kemana maksud ucapannya.

"Kemana kamu kemarin, kenapa tidak kembali ke Kantor ?"

"Kemarin saya buat surat ini"

Claire memberikannya pada Bagas, Bagas juga langsung menerimanya dan membukanya.

Bagas mengernyit, dan kembali melihat Claire.

"Lelucon macam apa ini ?"

Claire menggeleng, itu bukan lelucon tapi itu adalah surat pengunduran diri Claire dari Kantor.

"Itu benar, Pak"

"Jangan gila kamu, pekerjaan kamu aja belum ada yang kamu selesaikan, bagaimana bisa seperti ini, tidak .... saya menolak surat ini"

"Saya tidak peduli, saya akan tetap keluar dari perusahaan ini, dengan atau tanpa persetujuan Bapak"

"tidak waras kamu, kenapa harus seperti ini, heh .... kamu masih terikat kontrak disini, jangan macam-macam kamu, bertingkah seperti ini"