webnovel

BAB I : CHAPTER 5 : sisi lainnya

HAPPY READING AND HAPPY WRITING

Madeleine perlahan membuka sebelah matanya karena tak kunjung merasakan sesuatu yang menyakitkan menggores tubuhnya. Ia membuka kedua matanya karena tak menemukan siapapun di depannya.

Kepalanya menoleh ke kanan dan kirinya, tak menemukan siapapun. Namun saat ia membalikan tubuhnya, kaisar Lurie III berdiri tak jauh dari tempat ia sekarang, tengah membelakanginya.

Kakinya perlahan melangkah mendekati sang kaisar, setelah ia mempersingkat jarak antara keduanya, Madeleine meragu. Ia kali ini sudah lolos dari maut, tapi jika ia menganggu orang itu kembali, dirinya mungkin tidak akan kembali. Tapi bagaimana dengan janjinya pada Oars.

Madeleine menarik nafasnya kemudian menghembuskannya, ia membalikan tubuhnya dan bersiap melangkah untuk pergi meninggalkannya. Namun alih alih meninggalkan kaisar, Madeleine kembali pada tempatnya dan berdiri tepat di sebelah sang kaisar.

Tatapan tajam langsung dapat ia rasakan begitu dirinya berdiri di sebelah orang yang memiliki aura intimidasi yang kuat itu. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin kembali keluar dari tubuhnya.

"Sa-saya tidak ada maksud jahat, yang mulia" ucap Madeleine dengan susah payahnya.

Bisa ia dengar suara dengusan yang keluar dari mulut orang di sebelahnya.

"Lantas apa maumu?!"

Madeleine sedikit terkejut dengan suara lantang yang keluar dari mulut maharaja Lurie. Ia bingung harus menjawabnya dengan jawaban apa. Tak mungkin kan, ia menjawab dengan jujur akan mengajaknya minum dan menjebaknya.

Ia sudah keluar dari masa kritis, kini mungkin saatnya ia harus mendekati kaisar yang keras ini dengan cara yang berbeda.

Pertama, ia sudah memperbaiki kesan buruknya, kemungkinan, ia sudah lebih baik di mata sang kaisar. Kedua, ia harus mendekatinya selangkah demi selangkah. Pria keras tipe seperti maharaja Lurie, belum pernah ia hadapi. Lantas bagaimana caranya merayu sang kaisar? Madeleine berpikir keras.

"Mungkin ada sedikit kesalahpahaman disini yang mulia.." ucap Madeleine lembut, ia berusaha untuk meluruskan kesalahpahamannya terlebih dahulu.

"Saya minta maaf atas semua kejadian tadi, saya sama sekali tak berniat menganggumu atau berniat tak baik pada anda yang mulia.."

"Saya hanya merasa kenapa maharaja dari kekaisaran yang seharusnya menikmati pesta yang ia buat terlihat sedih dan murung,"

"Niat saya hanya ingin sedikit menghiburmu dengan menjadi teman bicaramu.." ucap Madeleine sembari memberanikan diri menatap pada maharaja Lurie. 'maaf aku berbohong' lanjutnya dalam hati.

Madeleine sedikit terkejut karena sang kaisar ternyata sudah lebih dulu menatap dirinya dengan mata tajamnya, entah sejak kapan. Apa perkataannya ada yang salah, Madeleine bertanya tanya dalam benaknya.

"Ma-maafkan saya jika perkataanku ada yang salah atau menyinggungmu yang mulia" ucap Madeleine buru buru dan dengan segera mengalihkan tatapannya dengan menundukan kepalanya.

"Aku tidak sedih!" seru sang kaisar yang juga ikut menatap pemandangan luar istana di depannya.

"Aku hanya tidak senang dengan pesta dan keramaian" lanjutnya dengan nada suara yang lebih rendah.

"Lalu kenapa kau mengadakannya jika tak senang melakukannya?" tanya Madeleine menimpal dengan refleks.

"Apa sekarang kau sudah mulai berani?" tanya kaisar Lurie III tersenyum miring. Madeleine menutup mulutnya reflek karena merasa sangat lancang.

Kaisar Lurie III terkekeh kecil melihat tingkah Madeleine membuat Madeleine beberapa detik terkesima dengan tawa singkat yang dikeluarkan oleh sang kaisar. Jika diperhatikan, maharaja sepertinya memiliki usia yang tak jauh dari Oars.

Merasa ditatap, sang kaisar berhenti tertawa dan melirik sedikit Madeleine yang sudah membuang wajahnya.

"Aku hanya memberikan hadiah kecil pada jendralku karena kerja kerasnya yang sudah menangkap para pemberontak" ucap kaisar Lurie III.

'Apa yang dimaksud adalah Oars?' tanya Madeleine dalam benaknya. "Saya turut senang mendengarnya, jendralmu memang luar biasa" ujar Madeleine sembari tersenyum lembut.

"Ya.. kau benar, dia memang hebat. Aku menganggapnya lebih dari sekedar pengawal ku saja, dia sosok teman ku juga" mata kaisar Lurie III menatap lurus ke depan dengan senyuman kecil di bibirnya seolah memabayangkan sosok Oars dalam benaknya.

"Kau sangat beruntung, aku yakin dia orang yang sangat baik. Aku ingin bertemu dengannya"

"Ngomong ngomong, apa yang membuat yang mulia tak menyukai keramaian dan pesta?"

Madeleine berniat menyudahi pembicaraan tentang Oars. Dirinya harus bisa memancing dan menggali informasi tentang kaisar Lurie III. Menurut rumor, ia adalah orang yang sombong, kejam, dan berhati dingin. Madeleine ingin melihat apa yang dikatakan rumor apa benar.

"Entahlah, aku hanya tak menyukainya sejak aku kecil" Madeleine menganggukan anggukan kepalanya.

"Anda bukan tak menyukainya, hanya saja belum menyukainya" ucap Madeleine.

"Cobalah berinteraksi dengan beberapa orang di sekitar yang mulia, jika malu, ambilah beberapa hidangan makanan untuk menjadi alasan berdiri di tengah tengah pesta meskipun tak ada seorang pun yang yang mulia kenal, tapi pasti akan ada yang menyapamu meskipun orang itu asing"

"Karena aku juga pernah merasakannya dan mencobanya.." ucap Madeleine tersenyum malu.

"Saat itu aku sangat kesepian dan tak tahu apa yang harus aku lakukan, karena aku lapar aku mengambil beberapa makanan dan bertemu seseorang yang sekarang menjadi kekasihku" senyumnya berubah menjadi rasa bahagia.

"Cobalah, ayo ikuti saya yang mulia"

Madeleine menarik tangan sang kaisar dengan penuh keberanian dan membawanya ke tengah kerumunan dan berdiri di depan stan makanan dan mengambilkan beberapa makanan manis untuk maharaja dan untuknya.

Kaisar Lurie III menatap tangannya yang ditarik seenaknya oleh gadis di depannya ini. Matanya tertuju pada beberapa tamu yang hadir yang menatap ke arah keduanya.

Dirinya sudah tak peduli lagi, image nya sudah tak bagus sejak awal, kenapa ia harus mencoba memperbaikinya? Opsi menghancurkannya mungkin akan ia pilih.

Madeleine memberikan makanan ke tangan kaisar Lurie III yang sejak tadi menatap sekitarnya.

"Ini manis, apa yang mulia suka?" tanya Madeleine membuat atensi atensi kaisar Lurie III berpindah pada Madeleine yang menyodorkan makanan padanya yang ia terima.

"Lezat kan? ini makanan kesukaanku jika di pesta"

Madeleine memasukan makanan tersebut ke dalam mulutnya, diikuti oleh kaisar Lurie III.

"Cobalah ini, ini juga tak kalah lezat" ucap Madeleine yang menyodorkan kembali makanan kepada kaisar Lurie III.

"Tapi itu sedikit pedas" lanjut Madeleine. Wajah sang kaisar memerah seketika, ia sibuk mencari gelas minuman untuk meredakan rasa pedas yang ia rasakan.

Madeleine segera bergegas mencari minuman untuk kaisar Lurie III, setelah ia mengambilkannya dan memberikannya pada sang kaisar. Minuman itu ditengguknya oleh sang kaisar hingga tandas tak bersisa.

"Minuman apa yang kau berikan?" tanyanya dingin dan tajam membuat Madeleine panik. Dirinya juga tak menyadari jika ia memberikan alkohol pada kaisar.

"Maaf, saya tak sengaja memberikanmu alkohol. Apa anda tak menyukainya yang mulia?" tanya Madeleine takut takut.

"Sedikit pahit dan terasa sensasi membakar tenggorokanku tapi lezat"

" menyukainya?" tanya Madeleine dengan senyuman yang terbit di bibirnya.

Kaisar Lurie mengerutkan dahinya sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Sudah kuduga, tidak ada yang bisa menolak anggur"

"Anda mau lagi?" tanya Madeleine, "aku harus ke kamarku, kau boleh mengantarkannya ke kamarku" ucap kaisar Lurie III buru buru, ia tergesa pergi meninggalkan Madeleine.

"Tapi saya"

"Tidak mengetahui kamarmu.." ucapannya terpotong karena sang kaisar sudah pergi meninggalkannya.

Madeleine menghela nafas panjang, ia menatap punggung kaisar Lurie III yang semakin mejauh. Orang itu bukannya tidak baik, hanya saja kurang mengetahui menjadi orang yang ramah. Madeleine tersenyum saat perkataan kaisar Lurie III kembali dalam benaknya.

Pikirannya melayang pada kaisar Lurie III yang memiliki beberapa kemiripan dengan Oars. Madeleiene terkesiap dan mengingat kembali janjinya pada Oars. Beberapa jam yang lalu ia berpikir mustahil untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Oars padanya, namun kini ia bisa dengan mudah menyelesaikan misinya ini.

Sekarang Madeleine hanya perlu mencari dimana letak keberadaan kamar sang kaisar. Pilihannya hanya bertanya pada Oars atau pada prajurit istana ini. Madeleine memilih opsi pertama. Kaki jenjangnya melangkah dengan anggun untuk mencari keberadaan pria itu, namun karena banyaknya orang yang menghadiri pesta, ditambah dengan aula istana ini yang luas membuatnya sedikit kesulitan mencari keberadaan pria itu.

Madeleine beristirahat sejenak dan mengambil minuman untuk meredakan haus yang ia rasakan.

"Madeleine..."

-

-

-

tbc

SEE U AND THANK U