webnovel

The Alchemists: Cinta Abadi

Finland adalah gadis paling kesepian di dunia, yang harus berani menghadapi dunia yang sulit di Singapura sendirian setelah lulus dari universitas dengan beasiswa. Setelah dibesarkan sebagai anak yatim dalam kemiskinan di pinggiran Jakarta dan selalu dibully gadis-gadis kaya di sekolahnya, ia sangat kuat membentengi dirinya agar tidak disakiti oleh orang lain. Secara kebetulan, Finland bertemu Caspar, seorang alchemist generasi kedua yang telah hidup selama 438 tahun dan sebenarnya abadi. Caspar telah menumpuk kekayaan, pengetahuan, dan kesempurnaan di dalam hidupnya (yang sangat panjang). Ia tidak pernah jatuh cinta dan bergonta-ganti kekasih sebulan sekali, sampai akhirnya karma membalas Caspar ketika dia bertemu satu-satunya gadis yang tidak peduli pada ketampanannya dan kekayaannya yang luar biasa, dan pada gilirannya membuatnya jatuh cinta setengah mati. Copyright: @2019 Missrealitybites *** Follow FB Page "Missrealitybites" untuk ngobrol dengan saya tentang novel-novel saya: 1. The Alchemists 2. Kisah Cinta Ludwina & Andrea 3. Katerina 4. Glass Heart : Kojiro - Nana 5. 1912-1932 6. Altair & Vega 7. Pangeran Yang Dikutuk 8. Finding Stardust / Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang Lihat visual novel ini di Instagram @casparthealchemist Instagram @missrealitybites

Missrealitybites · Fantasia
Classificações insuficientes
1144 Chs

Terlambat Naik MRT*

"Aku tidak boleh terlambat… Aku tidak boleh terlambat… Aku tidak boleh terlambat…" Finland terus menyemangati dirinya sambil berlari mendorong troli kopernya menuju stasiun MRT bandara. Ia mengambil penerbangan tengah malam yang paling murah dan sesudah lewat imigrasi dan pengambilan bagasi seharusnya ia masih punya waktu satu jam sebelum MRT tutup.

Brengseknya, pesawat dari Jakarta memang sering terlambat sehingga akhirnya gadis itu baru bisa boarding 45 menit lewat dari jadwal, yang artinya sekarang dia harus berlari sekuat tenaga.

"Aduh... ya ampun... Aku tidak punya uang untuk naik taksi di jam segini. Biaya surcharge-nya tinggi sekali.."

Fokus pandangannya hanya pada tanda panah menuju MRT dan Finland berlari sekuat tenaga tanpa mempedulikan sekelilingnya.

Ia terlambat melihat seorang pemuda yang berjalan melintas santai di depannya sambil mendorong sebuah koper kecil.

Hantaman akibat kecepatan lari Finland dan berat dari kedua koper di troli menabrak pemuda itu dengan sangat keras. Keduanya jatuh bertimpaan dengan koper-kopernya.

"Ya Tuhan... ya ampuunn... Maafkan aku.. aku tidak memperhatikan jalan…" Finland buru-buru berdiri dan membereskan koper dan trolinya lalu berulang kali membungkuk untuk minta maaf. Pemuda itu masih tergeletak di lantai saat Finland sudah berdiri meminta maaf, dan perlahan ia bangun sambil mengurut kepalanya yang terasa sakit..

"Ugh... kelakuan manusia zaman sekarang parah banget sih... Semuanya selalu buru-buru sampai membahayakan orang lain ..." Ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Mungkin yang ini aku harus kasih pelajaran."

Ia mengebas-kebaskan debu dan kotoran dari pakaiannya. Pemuda itu mengenakan kemeja lengan panjang biru dan jeans yang modis dengan sneaker putih.

Pandangannya terhenti pada siku kirinya yang sedikit berdarah, lalu ia mengangkat wajah dan menatap Finland dengan mata marah besar.

Anehnya, tiba-tiba saja sepasang mata biru yang galak itu berubah menjadi dingin ketika melihat Finland. Ia mendeham lalu mengeluarkan handphone-nya.

"Hei, yang kau lakukan itu membahayakan orang lain, tahu! Minta nama, nomor telepon dan alamatmu, biar aku bisa minta ganti rugi atau mengirimkan surat panggilan pengadilan".

Finland tertegun. ... Wow ... apa yang baru saja terjadi..?? Dari mana dia bisa mendapat uang untuk membayar ganti rugi? Saat ini ia hanya punya 50 dolar di rekeningnya sampai ia bisa melakukan kerja sambilan menyebar brosur di mal akhir pekan ini.

"Aku.. err..." Saat inilah Finland sadar bahwa ia sudah kehilangan kesempatan untuk naik MRT, karena MRT sudah tutup dan ia hanya bisa pulang dengan menggunakan bus atau menunggu hingga pagi di bandara untuk naik MRT. "Aku… namaku Finland. Ini nomor telepon dan alamatku..."

Finland mengambil ponsel dari tangan pemuda itu dan menuliskan nomor telepon dan alamatnya di Singapura. Ah, sebenarnya itu bukan alamatnya, melainkan alamat Jean, sahabatnya sejak kuliah di NTU.

Jean adalah seorang supermodel dan sering bepergian keliling dunia untuk pekerjaannya. Apartemennya di Robertson Road hanya dipakai untuk menyimpan barang-barangnya dan kalau Jean sedang datang ke Asia. Jean bilang apartemennya hanya berisi debu karena jarang sekali ditinggali manusia.

Setelah Finland lulus kuliah dan harus keluar dari asrama, ia menjadi kuatir karena ia harus mencari pekerjaan dan tempat tinggal di Singapura.

Kuliahnya kemarin dibiayai oleh beasiswa pemerintah Singapura dengan syarat setelah lulus ia harus mengabdikan dirinya dengan bekerja selama tiga tahun di perusahaan mana pun di Singapura.

Sekarang mencari pekerjaan di negeri Singa ini semakin sulit karena tingginya persaingan, sementara biaya hidup luar biasa mahal.

Setelah sebulanan mencoba mencari kamar sewaan murah, Finland hampir putus asa karena kamar termurah yang ia temukan adalah 600 dolar, sementara saat ini ia hanya memperoleh 50 dolar per hari dari kerja sambilan menyebarkan brosur setiap akhir pekan sampai ia mendapatkan pekerjaan permanen, dan itu sama sekali tidak cukup untuk bertahan hidup.

Untungnya, Jean, sahabatnya yang baik hati seperti malaikat, menyelamatkan Finland dari situasi malang itu dan menyuruh Finland untuk tinggal di apartemennya sampai Finland mampu menyewa apartemen sendiri.

"Ini kan daerah pemukiman mewah," komentar pemuda itu saat melihat alamat yang dituliskan Finland di ponselnya. "Dasar anak kaya manja. Kau tidak peduli pada orang lain dan sekelilingmu. Bagaimana kalau aku ini nenek tua yang sakit-sakitan? Ditubruk seperti tadi itu bisa bikin orang mati, tahu!"

Tiba-tiba emosi Finland memuncak dan ia pun menjawab kesal, "Aku kan sudah berulang kali meminta maaf, apa itu belum cukup? Aku tidak sengaja... Aku buru-buru mengejar MRT karena aku tidak punya uang untuk naik taksi. Tolong dong... aku ini sudah merasa sangat bersalah dan tidak enak terhadapmu... Kenapa kau seolah sengaja membuatku merasa tambah bersalah?"

Finland mencoba sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak tumpah dan bicara dengan gigi terkatup. Hari ini sungguh panjang dan melelahkan dan ia tidak tahan lagi. Pemuda itu memandang wajahnya baik-baik seolah mencoba menilai apakah gadis itu berbohong.

Memang, bagi orang luar, beralamat di Robertson Road yang mahal dan mengaku tidak punya uang untuk taksi rasanya tidak masuk akal. Namun Finland tidak akan menjelaskan tentang keadaannya kepada siapa saja.

"Apakah Finland itu memang benar namamu?" Pemuda itu mengangkat tangannya dan memberi tanda agar Finland menyerahkan paspornya, "Mana paspormu?."

Finland mendengus namun menyerahkan paspornya dengan enggan.

Namanya memang sangat menyebalkan, karena ia sering sekali mendapat pertanyaan seperti itu. Finland* hanya punya satu nama, bahkan juga tidak ada nama belakang, sehingga setiap kali ia membeli tiket, ia harus menulis nama "Finland Finland" seolah satu kali saja belum cukup memalukan.

Pandangan pemuda itu terlihat melunak setelah mempelajari dan memfoto paspor Finland, dan ia berkata, "Nama yang bagus. Sudah pernah ke Finlandia?"

"Aku capek. Kau sudah dapatkan alamat dan nomor teleponku? Tolong pergi..."

Pemuda itu mengembalikan paspornya dan mengangguk. Finland kemudian berjalan lesu ke bangku terdekat dan duduk dengan wajah muram. Ia terpaksa harus menunggu pagi di bandara agar bisa pulang naik MRT ke apartemen Jean, padahal tubuhnya sangat lelah dan ingin tidur, dan besok pagi ia tidak boleh terlambat untuk wawancara pekerjaan di Suntec.

.

.

*MRT = Mass Rapid Transit (sarana transportasi kereta di Singapura)

*Finland = Finlandia (dalam bahasa Inggris) nama sebuah negara di Eropa - Skandinavia.

.

@@@@@@@@@@@@@@

Dari Penulis:

Setting novel ini sebagian besar berlokasi di Singapura. Mengapa? Karena dulu Singapura adalah rumah kedua bagi saya. Sepuluh tahun yang lalu, saya tinggal dan bekerja di sana. Jadi, saya terinspirasi oleh banyak hal yang saya saksikan selama saya tinggal di Negeri Singa itu.

Seiring berjalannya cerita, kita juga akan melakukan perjalanan keliling dunia dari San Francisco ke Rumania, Brasil ke Paris, dll.

Sedikit cerita tentang Singapura yaa..

Singapura adalah negara yang sangat kecil, hanya seukuran kota dengan jumlah penduduk sangat sedikit, sekitar 5 juta orang saja. Kira-kira sama banyaknya dengan penduduk Denpasar, Bandung, atau Semarang. Kecil ya? Sebanyak 20% dari populasi di Singapura itu terdiri dari orang asing/ekspat.

Meskipun hanya memiliki sumber daya yang sangat terbatas, Singapura berhasil membangun negerinya menjadi salah satu negara paling maju di dunia. Paspor mereka adalah paspor terkuat di dunia saat ini. Warga negara Singapura bahkan tidak perlu visa untuk pergi ke negara mana pun di seluruh dunia. Beda jauh dengan kita nih, yang kemana-mana harus apply visa.

Kalau kamu belum pernah Singapura, masukkan negeri ini ke dalam daftar negara yang wajib kamu kunjungi suatu hari nanti, karena negara ini sangat menarik dan kamu akan merasa seperti masuk ke masa depan. Mereka terus berinovasi dan berkembang dan merupakan salah satu tempat paling menarik yang pernah saya kunjungi, walaupun ada orang yang mungkin menganggap Singapura membosankan karena terlalu bersih dan terlalu aman ... ha ha.

Tokoh utama perempuan adalah keturunan campuran Indonesia dan Finlandia (dan kebetulan dia diberi nama "Finland" oleh ibunya - yang berarti Finlandia). Finlandia adalah negara Skandinavia, di Eropa yang sangat maju dan progresif. Saat ini Indonesia belum benar-benar disajikan dalam buku ini, mungkin di Volume 3? Kita lihat saja nanti.

PS: Nama sahabat Finland adalah Jean-Pierre Wang, dia seorang laki-laki, tapi senang dipanggil dengan satu nama saja "Jean".