"Marah-marah itu tidak baik untuk jantung dan darah tinggi, lho," komentar London dengan suara menggoda. Ia menarik L ke pangkuannya tanpa mempedulikan protes gadis itu. "Sekarang kau sudah tahu kalau aku memang sudah gila. Pertanyaannya sekarang, apakah kau mau menghabiskan seumur hidupmu dengan orang gila ini?"
L akhirnya menyerah dan menatap London dengan pandangan rumit. Setelah agak lama barulah ia mengangguk, pelan sekali.
"Aku tidak dengar. Kau bilang apa?" tanya London sambil mengerutkan keningnya.
"Aku... mau," jawab gadis itu sambil mengatupkan bibirnya, hingga suaranya hampir tidak terdengar.
"Kau tidak boleh berubah pikiran setelah ini," kata London dengan sungguh-sungguh. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku lalu mengunjukkannya kepada L. "Aku sudah merekam jawabanmu barusan."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com