Rose yang tidak mengira Rune akan benar-benar menciumnya, sama sekali tidak dapat bergerak, dan reaksinya terlambat. Saat kesadarannnya pulih, ia menatap lelaki itu dengan sepasang mata membulat.
"Ka.. kau..." Ia tak dapat melanjutkan kata-katanya. Rose merasa dimanfaatkan oleh Rune yang menciumnya di depan teman-temannya. Rose sama sekali tidak bisa marah.
Sialan, umpat gadis itu dalam hati.
Mereka pasti akan curiga kalau ia memukul Rune karena menciumnya, sebab mereka mengira ia dan Rune memang sepasang kekasih yang sudah tinggal bersama.
Tentu dalam pikiran mereka, Rose dan Rune sudah biasa berciuman bahkan tidur bersama. Jadi, kalau Rose tiba-tiba marah, mereka akan bertanya-tanya, apakah hubungan Rose dan Rune sebenarnya hanya pura-pura saja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com