Rune ikut tertawa mendengar penjelasan Rose. Ah... benar juga.
Ia tidak berpikir ke arah sana. Ia hanya senang bisa mengenakan pakaian yang mirip dengan Rose agar mereka terlihat seperti pasangan.
"Aku tidak keberatan," kata pemuda itu dengan ringan.
Rose mengangguk. "Baiklah. Kalau kau tidak malu, aku juga tidak akan malu."
Ia lalu menarik tangan Rune agar berjalan mengikutinya turun dari lantai dua. Pemuda itu tentu saja sangat gembira.
Sungguh sangat menyenangkan berada di negerinya Rose. Karena statusnya di sini adalah sebagai kekasih gadis itu, tentu saja Rose akan selalu bersikap mesra kepadanya.
Mereka lalu berjalan bergandengan tangan menyusuri koridor di lantai dua dan turun ke ruang tamu.
Rose mengajak Rune menuju ke bagian samping rumah dan menemukan ibunya sedang menunggu mereka di teras cantik yang dihiasi banyak tanaman hijau dalam pot, menghadap ke kebun besar dengan lapangan rumput luas.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com