Altair tersenyum lebar dan merentangkan tangannya.
"Aku melihat lavender..." bisiknya ke telinga Alaric. "Ini seperti musim panas."
Ayahnya tersenyum haru dan mengangguk. Ia lalu mengangkat wajahnya dan menatap Aleksis dalam sekali. Bibirnya lalu mengucap 'terima kasih' tanpa suara.
Aleksis tersenyum dan mengangguk, lalu tiba-tiba saja menghambur ke arah suaminya dan mencium Alaric.
Aleksis merasa sangat bahagia, sehingga tak dapat lagi menahan perasaannya. Alaric memejamkan matanya dan menikmati kecupan bibir Aleksis pada bibirnya. Ia belum pernah sebahagia ini dalam hidupnya.
"Uhmm.... aku tidak bisa bernapas..." keluh Altair yang barusan terjepit di antara keduanya.
Orang tuanya segera tergugah dan buru-buru melepaskan diri. Aleksis tersenyum malu, karena tadi dialah yang berinisiatif mencium Alaric di depan semua orang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com