Saat Alaric menciumnya, secara refleks Aleksis memejamkan mata dan menikmati momen kebersamaan mereka sebelum esok kekasihnya itu pergi ke London.
Ia sangat terharu ketika mendengar Alaric mengatakan bahwa Aleksis membuatnya merasa ada harapan bagi manusia.
Itu berarti bagi Aleksis juga ada harapan bahwa suatu hari nanti Alaric pun akan dapat berubah.
Mungkin dengan cintanya, Aleksis dapat mengubah pikiran Alaric dan membuatnya melihat kehidupan dengan sudut pandang berbeda. Bahwa memang ada harapan bagi manusia untuk berubah... Bahwa manusia dapat berbuat lebih baik jika didukung dan diarahkan.
Alaric sangat terkejut ketika melepaskan diri dari Aleksis ia melihat tetes demi tetes air mata telah membasahi pipi gadis itu. Ia buru-buru mengusap wajah Aleksis dengan ekspresi kuatir, "Ada apa? Kenapa kau menangis? Apakah aku menyakitimu? Apakah ada kata-kataku yang salah?"
Aleksis menggeleng pelan, mencoba tersenyum.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com