webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urbano
Classificações insuficientes
372 Chs

86. He Don't Need it

Nadia ke arah gazebo. Di gazebo itu, ia akan keluar dari fakultasnya. Ia akan berjalan menuju ke kosnya.

Seperti biasa, Nadia selalu berjalan kaki. Karena jarak kampus dan kosnnya semakin dekat saja. Apalagi, kos-kosan yang sekarang yang jauh lebih dekat, karena ia sudah pindah ke kos Mika.

Nadia sudah sampai di gazebo fakultasnya. Di sana, ia melihat beberapa anak yang sedang berada di gazebo menggunakan hotspot fakultas. Ternyata, lumayan rame juga hari ini? Pikir Nadia.

Nadia kemudian melihat ke arah lapangan basket. Di sana adalah tempat ia keluar melalui jalan biasanya. Kemudian, ia berjalan melewati ke sana jika ia akan keluar dari fakultasnya.

Langkah kaki Nadia benar-benar sangat berbeda dengan tadi. Tadi, saat ia baru saja datang, dan masuk ke dalam fakultasnya, ia merasa langkahnya amat berat sekali. Tapi, saat ini begitu ia yang baru saja bertemu dengan pak Gunawan, rasanya sangat enteng sekali. Bahkan, ia bisa terbang pula.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com