"kita akan berangkat kekantor menunggangi kuda putih ini, kau mau?". Ramel melepaskan ciuman dari bibir Reista, menahan rasa nyaman yang sedari tadi ingin terus memeluk tubuh istrinya.
"kita akan menjadi aktor jika berangkat kekantor menggunakan kuda". Reista tertawa saat membayangkan dirinya dengan Ramel diperhatikan oleh banyak orang sepanjang jalan.
"aku lebih tampan dari seorang aktor".
"tapi kita akan ditertawakan oleh orang-orang Ramel, lucu sekali dijaman semodern ini kita berdua berangkat dengan kuda".
"mereka akan tertawa, tapi saat tau siapa diriku dan dirimu pasti mereka berharap menjadi seperti kita".
"kau yakin?". tanya Reista ragu.
"kita buktikan saja, kuyakin kita akan menjadi berita utama selama seminggu ini".
"aku suka sikap percaya dirimu itu". Reista tersenyum tulus kearah Ramel, Ramel menuntun Reista untuk naik keatas kuda lalu dilanjutkan Ramel, beberapa penjaga sudah berada dibelakang mereka berdua, dengan saran sutradara semalam, kini penjaga yang mengikuti Ramel juga menggunakan kuda yang gagah berwarna coklat menambah kesan yang eksotis.
Reista benar-benar terkagum dengan totalitas yang Ramel lakukan, Reista akui bahwa uang suaminya memang benar-benar bisa membeli segalannya.
pagi kemarin Reista hanya membayangkan adegan romantis melalui satu film, dan sekarang suaminya memberikan semua adegan film Romantis itu untuknya, bahkan Reista merasa ini lebih Romantis dari sebuah adegan film.
Jikalau semua yang Ramel lakukan atas dasar cinta, maka siapa yang tidak terharu dan merasa istimewa? memang tidak ada kata-kata cinta, namun semua ini merupakan satu bentuk kepedulian seorang Ramelson kepadaku istrinya.
Dan jika semesta merestui, bolehkan semua perilaku ini akan bertahan lama?, bolehkah Reista meminta untuk menjadi pemeran utama yang mendapatkan akhir menyenangkan? bolehkan ciuman manis tadi akan terus terasa manis?.
berharap kehampaan menjauh dari dirinya mulai sekarang, bukanya diri ini tak terima kenyataan, namun hati ini hanya menginginkan kebahagiaan.
"lihatlah kedepan, kau tidak lihat banyak yang mengabadikan kedekatan kita?". suara Ramel tepat berada disamping kuping Reista, helaan nafas itu mampu membuat darah Reista berdesir. rasa nyaman membuat Reista hanyut dalam dinginya angin dipagi hari ini.
Reista melihat sudah banyak orang-orang yang berbisik tersenyum, belum lagi beberapa perempuan muda yang menjerit memanggil nama Ramel, kurasa mereka baru melihat wajah seorang pangeran ettrama secara langsung. jika aku menjadi mereka saat ini, pasti aku berteriak seperti itu. Reista tersenyum kecil saat merasa bahwa dirinya benar-benar beruntung.
"banyak wanita cantik yang memperhatikanmu". ucap Reista pelan
"ya, tapi aku hanya melihat kesatu wanita canti didepanku".
"kau sedang mencoba menggodaku?".
"aku tidak menggodamu, kau sangat cantik hari ini. memakai celana panjang yang membentuk kaki indahmu dan baju bertali spagheti ini, membuatku menahan untuk tidak membawamu kembali pulang dan mengurungmu dikamar".
"otakmu hanya ada sex huh?".
"otakku hanya ada kamu saat ini".
"aku tidak mempan dengan rayuanmu tuan Ramel".
"tapi kau mempan dengan sentuhanku". kata Ramel telak, wajah Reista sudah memerah menahan malu. mulut suaminya memang benar-benar tidak bisa dikontrol.
"otakmu memang gila".
"aku gila karenamu".
"seterah kau saja".
"kenapa? kau sedang malu? atau kau senang dengan rayuanku? jujur saja, aku lebih Romantis dari aktor yang kau sukai itu kan".
"aku memang malu, tapi rayuanmu benar-benar terdengar menggelikan ditelingaku".
"jika kau geli, kuyakin dibawahmu sudah sangat basah Reista".
"apa hubungannya?".
"karena itu artinya kau mudah terangsang karena rasa geli".
"aku tidak basah, mungkin kau yang berpikir seperti itu". Reista menahan dirinya untuk tidak berteriak saat ini, sangat malu jika sampai adegan romantis ini terlihat buruk karena Reista yang memaki suaminya yang sangat mesum ini.
"jadi? apa kau menyukai semua yang kulakukan?". tanya Ramel yang sudah memegang kedua tangan Reista dengan erat, harum kayu manis itu masuk kedalam penciuman Reista sejak tadi. dan sialnya itu membuat Reista menahan nafas berkali-kali.
"tentu aku suka, aku tidak pernah menyangka kamu akan memberikan sesuatu yang sangat manis seperti ini. aku kira kamu orang yang dingin dan tidak berperasaan".
"kau salah jika mengira aku tidak berperasaan, aku sangat Romantis jika kau ingin tau".
"ya aku tau itu sekarang, kau pantas digilai oleh banyak perempuan. darimana kau belajar menjadi Romantis seperti ini?".
"andine menyukai pria Romantis, dan aku belajar untuk menyenangkannya, aku sangat mencintai dia, dan aku selalu ingin memberikan apa yang dia inginkan".
"apa saja yang sudah kau berikan padanya selama ini?".
"semuanya, bahkan hidup dan hatiku". Reista terdiam mendengar pengakuan Ramel yang sangat gamblang, hatinya sedikit tercubit bahwa semua yang ada di diri Ramel berasal dari andine.
"ayo kita turun, kita sudah sampai". penuturan Ramel membuat Reista buru-buru tersenyum dan Ramel membantu Reista untuk turun dari atas kuda, semua karyawan menyambut mereka berdua dengan wajah gembira. senyum mereka memberikan efek magis terhadap hati Reista saat ini. setidaknya saat ini Ramel miliknya. tubuh dan jiwanya tapi mungkin belum untuk hatinya.
Reista menggandeng lengan Ramel dengan manja, Reista ingin selalu memberitahu kepada semua orang, bahwa Ramel suaminya dan ayah dari anaknya. tidak akan ada yang bisa mengambil Ramel dari hidupnya saat ini. tidak akan ada.
dan tidak akan pernah...