Tepat pukul sebelas siang, bel sekolah berbunyi. Jam istirahat kedua dimulai.
Liona tak kunjung bangun, dia benar-benar kelelahan dengan semua tugas yang diberikan padanya.
"Liona," tegur Nando pelan. Dia tidak mungkin membiarkan Liona terus tertidur, bahkan Bagas sudah menunggu mereka di kantin.
Tidak ada respon sama sekali. Liona tetap menutup matanya dan terus melanjutkan mimpi.
"Liona," sekali lagi Nando membangunkan Liona. Waktu mereka tidak banyak, kasihan Bagas dan Liona juga pasti lapar. Belum lagi jika pembina OSIS datang. Bisa jadi masalah besar jika pembina OSIS tahu Liona tertidur. Walau hal yang biasa, tapi situasinya berbeda. Karena hari ini mereka disibukkan dengan berbagai lembaran kertas yang akan dijadikan rujukan agar acara pekan olahraga sekolah segera terlaksana.
"Liona," ucap Nando. Semakin lama semakin kencang dan mengguncang.
"Kenapa?" tanya Liona masih dengan mata yang tertutup. Dia hanya menggeliat lalu kembali membenamkan wajahnya di lengan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com