Melanjutkan kembali aktivitas yang sempat tertunda adalah pilihan terkahir Liona, Bagas dan Nando.
Setelah selesai makan siang, lalu melaksanakan ibadah mereka bertiga lantas menemui pembina OSIS.
Syukurlah, tidak satupun yang harus direvisi, semuanya sudah lolos. Giliran memberikan surat pada kepala sekolah setelah itu baru selesai.
"Ini yang paling berat,"cicit Bagas yang tiba-tiba lesu saat harus mendatangi ruangan kepala sekolah.
Liona apalagi, wajahnya sudah pucat pasi. Badannya semakin terasa panas dan menggigil. Namun, dia kekeh berusaha untuk tetap profesional.
Biasanya di ruangan ini Bunda ada, duduk mengerjakan pekerjaan. Namun, sudah beberapa hari ini Bunda lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaannya di rumah sakit sambil menemani Lion.
Ayah jelas sibuk dengan bisnisnya. Mau tidak mau salah satu dari keduanya harus mengalah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com