Ruangan pesta yang sudah dipenuhi oleh para bangsawan. Para pelayan yang terus berjalan untuk menawarkan minuman kepada tamu pesta. Dekorasi ruangan yang sangat indah dan mewah, serta tak ketinggalan alunan musik sebagai pelengkap untuk memeriahkan suasana pesta.
Meskipun pesta masih belum dimulai tetapi para tamu sudah mulai menari mengikuti irama musik yang dimainkan. Para bangsawan pun juga mulai berdatangan ke ruangan itu. Sekarang ruang tempat diadakannya pesta penyambutan dan kemenangan menjadi sangat sesak karena banyak tamu yang hadir dalam pesta tersebut.
Di depan pintu masuk ruang pesta sudah ada Rowena yang tengah menggandeng lengan kanan Sir Damian dengan erat. Rowena melihat Sir Damian yang tengah berbisik dengan salah satu penjaga pintu ruang pesta itu. Setelah selesai berbisik Sir Damian pun merapikan pakaiannya dan berdiri dengan gagah.
Penjaga pintu pun membukakan pintu ruangan untuk mereka berdua dan berteriak, "Marquess Damian Leonard von Squella dan Rowena Ernest von Squella memasuki ruangan."
Dengan memakai gaun putih dengan bagian bahu yang terekspos serta kain putih yang dililitkan di kedua lengan, ia berjalan memasuki ruang pesta bersama Sir Damian. Suara langkah kaki yang jelas saat memasuki ruangan membuat semua orang yang berada di ruang pesta melihat ke arahnya. Dari pelayan sampai bangsawan disana kagum dengan kecantikanya, rambut panjang berwarna hitam gelap tergerai dengan hiasan bunga Camelia merah di seluruh bagian rambutnya, dan bola mata yang berwarna biru berlian.
Semua tatapan hanya tertuju padanya. Sir Damian yang sangat peka dengan keadaan pun langsung membisikkan beberapa kalimat di telinga Rowena.
"Ingatlah jangan pernah melepaskan tanganmu dariku. Lalu jangan pernah menerima ajakan dansa dari orang lain. Sial! Entah mengapa aku sangat yakin setelah ini akan ada banyak surat lamaran yang akan datang ke kediamanku," bisik Sir Damian.
"Kalau begitu kenapa kau menambahkan nama keluargamu di belakang namaku?" balas Rowena.
Sir Damian tidak menghiraukan perkataan Rowena. Setelah mereka masuk ke dalam ruangan itu, pesta pun dimulai. Rowena berpikir mungkin mereka adalah tamu terakhir yang baru datang.
Alunan musik pun berhenti. Penjaga pintu mengumumkan kehadiran Baginda raja, ratu, dan pangeran mahkota ke dalam ruangan itu. Semua orang termasuk Rowena pun membungkukkan badan mereka untuk menyambut kehadiran keluarga kerajaan Sunverro. Pangeran Helios yang berjalan tepat di belakang kaisar dan permaisuri tersenyum saat melihat Rowena.
Ketiga tonggak utama dari kerajaan Sunverro pun duduk di singgasananya masing-masing. Sang kaisar pun kembali bangkit dari singgasananya dan mengucapkan sambutan untuk pembukaan pesta penyambutan itu.
"Sebagai seorang raja, aku sangat berterima kasih kepada pangeran mahkotaku serta para anggota pasukannya karena telah berjaya menaklukan benua sehingga aku menjadi seorang kaisar seperti sekarang. Mulai sekarang Sunverro telah berubah menjadi kekaisaran besar yang tidak akan terkalahkan. Pesta kali ini diadakan sebagai bentuk rasa terima kasihku kepada kalian semua yang telah berjuang selama beberapa tahun ini. Kuharap kalian semua dapat menikmatinya dengan penuh sukacita," ujar sang raja yang jabatannya telah naik tingkat menjadi kaisar.
"Tentu saja aku akan memberikan penghargaan yang layak bagi orang-orang yang telah berjuang bersama anakku di Medan perang sana," lanjut sang Kaisar.
Kemudian sang Kaisar pun memanggil satu per satu nama yang bagi telah sangat berjasa dalam pembentukan kekaisaran Sunverro ini hingga tibalah saat yang ditunggu-tunggu oleh Rowena.
"Kemarin kau bilang siapa yang paling berjasa dalam penaklukan kali ini?" tanya Baginda Kaisar pada Pangeran Helios dengan pelan.
"Rowena Ernest, dia adalah orang yang sangat berjasa karena strategi serta kekuatannya yang luar biasa," balas Pangeran Helios.
Baginda Kaisar menganggukan kepalanya sebagai tanda kalau ia sudah mengerti. "Lalu yang terakhir Rowena Ernest."
Rowena berjalan ke arah singgasana Baginda Kaisar. Ia berdiri dengan anggun sekitar delapan langkah dari singgasana sang Kaisar.
Rowena membungkukkan badannya dan memberikan salam. "Salam kepada matahari yang selalu bersinar di kekaisaran, Yang Mulia."
Kedua mata Baginda Kaisar langsung terbelalak saat melihat wajah Rowena, begitu juga dengan sang permaisuri. Bahkan sang permaisuri juga ikut bangkit dari singgasannya untuk melihat wajah Rowena dengan lebih jelas. Rowena tersenyum melihat reaksi dari kedua orang yang ada di depannya. Sesuai dugaannya, kaisar dan permaisuri pasti melihatnya sebagai ibunya, Erica.
"Apakah benar kau yang membantu Helios selama peperangan ini dengan strategi-strategimu yang luar biasa itu?" tanya Baginda Kaisar yang ingin memastikannya.
"Benar, Baginda Kaisar. Meskipun saya adalah seorang wanita yang lemah tetapi sayalah yang membantu Pangeran Helios dalam memenangkan setiap pertempuran di benua Utara," jawab Rowena.
Semua yang ada di ruangan itu tentu saja tidak percaya dengan perkataan Rowena. Hal itu sangat tidak masuk akal bagi mereka. Bagaimana bisa seorang wanita yang terlihat lemah dan ringkih itu bisa membantu dalam medan perang yang kejam dan haus akan darah? Menurut pemikiran mereka mungkin Rowena memang membantu para pasukan Sunverro, membantu melepaskan napsu seksual mereka.
"Bukannya aku tidak mempercayaimu karena kau seorang perempuan, aku hanya ingin memastikan informasi yang diberikan oleh pangeran mahkota itu benar atau tidak."
Rowena pun tersenyum kecil dan berkata, "Semua yang dikatakan oleh Pangeran Mahkota adalah benar adanya."
Baginda Kaisar tertawa dengan sangat kencang setelah mendengar jawaban Rowena. "Baiklah. Sebagai hadiah atas keberanian dan kebijaksanaanmu aku akan menganugerahkanmu sebuah nama keluarga, gelar bangsawan, dan beberapa wilayah kekuasaan."
"Yang Mulia, anda tidak bisa memberikannya nama keluarga ataupun gelar bangsawan karena dia adalah adik angkatku," sahut Sir Damian menginterupsi perkataan Baginda Kaisar.
"Bukankah Marquess Squella masih belum menambahkan nama nona Rowena di daftar keluarga Squella? Kalau begitu sebelum kau menambahkan namanya, aku akan memberikannya nama keluarga serta gelar kebangsawanan terlebih dahulu," balas Baginda Kaisar yang sepertinya ingin membuat Sir Damian kesal.
"Sialan, Pak tua itu sangatlah sama persis dengan Helios," gumam Sir Damian sembari menggertakkan giginya.
"Mari kita lanjutkan lagi. Rowena Ernest, aku akan memberikanmu nama 'Erica' sebagai nama keluargamu. Lalu kau akan kuanugerahkan posisi Grand Duchess serta dua wilayah kekuasaan tambahan seperti Kerajaan Kretia dan Luxuzo. Kuharap kau bisa membantu Pangeran Mahkota untuk kedepannya," ujar Baginda Kaisar.
Semua orang yang ada disana dibuat terkejut oleh hadiah yang diberikan oleh Kaisar. Di Sunverro tidak pernah ada seorang pun yang mengisi posisi Grand Duke dan sekarang Baginda Kaisar tiba-tiba mengumumkan kalau Rowena adalah seorang Grand Duchess. Sama seperti kerajaan lainnya, Sunverro menganut paham kalau seorang wanita tidak boleh memegang pedang maupun memiliki gelar bangsawan kecuali jika gelar bangsawan tersebut didapatkan dengan pernikahan.
Bagi mereka, Rowena itu bukanlah orang yang tepat untuk menjadi Grand Duchess karena dia hanya menjual tubuhnya kepada Pangeran Helios serta pasukannya selama peperangan.
Mendengar hadiah yang diberikan oleh Baginda Kaisar, Rowena pun menyeringai. "Bukankah kau sangat jahat kepadaku, Yang Mulia? Bagaimana bisa kau memberikan Kerajaan Kretia dan Luxuzo padaku yang merupakan rakyat jelata yang baru beberapa menit menjadi seorang bangsawan?"