Tiba-tiba saja Cantika kehilangan ketenangan, dia mengajak kakaknya menghampiri Ana.
"Hallo Ms. Ana, senang bertemu denganmu, apakah yang di dalam mobil itu pasangan barumu?". tanya Cantika. Ana hanya tersenyum pahit kearah Cantika.
Dia tidak punya waktu meladeni mereka, jadi dia memilih mengacuhkan tiga perempuan itu, namun baru saja dua langkah Shasa menarik tangan Ana dan memeluknya, setelah itu dia berpura-pura jatuh seolah Ana yang mendorongnya.
"Aduh ... Sakit, Kakak kenapa kamu mendorongku? apa salahku?". Shasa merengek sambil menangis.
Putri dan Cantika yang melihatnya memberikan jempol buat Akting Shasa. Semua orang keluar dari hotel ketika mendengar keributan di luar, Aldi, Violin dan kedua orang tuanya yang sedari tadi duduk menunggu penghulu berlari keluar.
"Ada apa ini?". tanya Ibu Aldi dengan geram.
Seketika itu dia melihat Ana dengan tatapan tajam sembari bertanya.
"Apakah kamu yang membuat keributan ini?". Semua orang mencibir ke arah Ana, sedang Ana masih tetap diam dan tenang.
"Ana kenapa kamu tega menyakiti Shasa? diakan adik mu, apakah ini caramu untuk menggagalkan pernikahanku? bukan salahku jika Aldi meninggalkanmu, tapi kenapa kamu melakukan keributan ini?". ucap Violin dengan ekspresi sedih.
Semua orang bersimpati melihat Violin dan semakin tidak senang dengan Ana. Ana tersenyum pahit ke arah Violin, sedang di tempat tertentu ada dua orang yang merasa sangat bahagia melihat Ana direndahkan. Putri dan Cantika merasa puas untuk itu.
"Sebaiknya kamu pergi dari sini, kehadiranmu tidak diharapkan, dan juga meskipun kamu menggunakan pakaian mewah dan mobil mewah itu tidak bisa menutupi statusmu yang rendah". ucap Ibu Aldi seraya menatap jijik kearah Ana.
Ana masih tak bersuara, dia tenang dan mempertahankan senyum di sudut bibirnya, dia merasa orang-orang ini mulai salah minum obat.
Shasa yang sedari tadi sudah berdiri dibantu tunangannya menatap Ana dengan senyum licik sambil menahan rasa sakit.
Melihat ekspresi tenang Ana, Ibu Aldi mulai kehilangan ketenangan, tiba-tiba dia mengangkat tangan kanannya dan melemparkannya ke arah Ana. Namun sayang sebelum sampai di pipi Ana, tanganya dipegang oleh telapak tangan besar, dia pun menoleh ke arah lelaki itu dengan ekspresi kesal. Ibu Aldi dan semua orang menjadi kaget melihat lelaki itu kecuali para pengusaha termasuk ayah Aldi mengenalnya. Para Eksekutif yang ada di sana mulai pada berbisik tentang lelaki itu.
"Itukan ... Presiden direktur PT Royal salah satu pengusaha sukses selain MH grup bisa dikatakan saingan kuat MH Grup".
"Iya aku mengenalnya, dia baru saja kembali dari London tapi susah untuk ditemui, aku tidak menyangka bisa bertemu di sini, ini kesempatan baik buat kita".
"Ya benar, kita harus bisa bekerjasama dengannya, soalnya dia adalah investor gila yang tidak main-main ketika memberikan suntikan dana".
"Seperti yang dikabarkan dia sangat kuat dan mempesona, auranya seperti raja, tapi apa hubunganya dengan gadis itu?". Lelaki itu melempar tangan Ibu Aldi. Ibu Aldi merasa kesal dan malu.
Namun sebelum dia mampu berkata apa-apa, suaminya segera mendekati lelaki itu mencoba untuk menjilatnya.
"Ya ampun bukankah ini Tuan Jhon Fahri Presiden direktur PT Royal, selamat datang, maaf kami tidak mengadakan penyambutan buatmu". ucap Ayah Aldi dengan polos. Namun lelaki itu tidak menghiraukan apa yang dikatakan ayah Aldi, dia malah berbalik ke arah Ana yang masih terkejut.
"Sayang apakah kamu baik-baik saja?". tanya Jhon. Ana seperti di bius oleh lelaki itu, dia tidak menyadari kalau lelaki itu memanggilnya sayang, dia hanya mengangguk patuh.
Semua orang merasa iri pada Ana, Shasa yang sedari tadi diam mengertakan giginya karena kesal melihat Ana menggandeng pemuda tampan dan kaya raya, malah lebih kaya dan tampan dari tunangannya.
"Maaf Tuan Jhon, apakah tuan Jhon kesini untuk menghadiri pernikahan anak saya". tanya ayah Aldi tanpa malu.
Ada senyum dibibir Jhon, sehingga memperlihatkan belahan manggis di dagunya, dia tampak manis dengan lesung pipit di pipinya, kulitnya hitam manis meski tidak setampan Alvin tapi aura mereka hampir sama.
"Saya di sini untuk mendampingi dewiku".
Kata lelaki itu sambil mengarahkan tatapan lembutnya untuk Ana.
"Oh ya, jadi perempuan gatel ini adalah ...". kata Ibu Aldi.
"Dia dewiku". sahut lelaki itu spontan memotong perkataan Ibu Aldi dengan tatapan tajam. Ayah Aldi merasa jengkel kepada istrinya yang masih berkata kasar kepada Ana.
"Oh iya, kalau begitu mari kita masuk ke dalam menyaksikan pernikahan anak saya!". kata ayah Aldi. Namun sekali lagi lelaki itu memandang ke arah Ana sambil bertanya,
"Sayang apa kamu masih mau masuk ke dalam?". Ana yang masih terkejut dan linglung menjawab dengan lemah.
"Aku ingin pulang". Sontak Aldi memutar pikirannya, dia merasa sakit hati melihat Ana menggandeng lelaki lain.
"Jhon Fahri. Apakah dia adalah lelaki dengan singkatan nama JF yang memberikan Ana hadiah berlian, tidak diragukan lagi itu pasti dia, karena hanya dia yang pantas bisa membeli berlian dan membakar uang untuk seorang gadis, aku harus merayu Ana agar dia bisa membuatku mengenal Jhon, karena jika bisa bekerjasama dengan nya itu suatu kebanggaan". Batin Aldi.
Aldi langsung bergegas mendekati Ana setelah selesai membatin.
"Ana tolong maafkan Ibu ku. Bawalah Tuan Jhon masuk ke dalam, karena dia hanya akan masuk kalau kamu juga masuk". kata Aldi dengan ramah. Ana tidak menjawab Aldi, dia malah berbalik dan masuk ke mobil, dan tanpa sadar Jhon mengikutinya masuk ke mobil. Ana tau maksud Aldi jadi dia merasa kasihan dengan sikap Aldi yang tanpa malu.
disamping itu ekspresi Violin berubah gelap melihat Aldi memohon kepada Ana.
"Sialan gadis itu dia benar-benar membuatku naik darah bahkan di hari pernikahanku dia masih bertingkah". Batin Aldi.