"Hai, Sayang," sapa Ratu pada putrinya. Wanita paruh baya itu memeluk putrinya erat.
Menyalurkan rasa rindunya pada sang putri. Padahal mereka baru semalam bertemu, tapi sudah saling merindu. Sebelum menikah juga Briena lebih sering menginap di apartemen daripada di rumah.
Naluri seorang ibu memang berbeda. Setelah menikah, Briena akan menjadi tanggungjawab Vian sepenuhnya. Hal berat bagi setiap ibu di dunia untuk melepas anak-anak mereka.
Briena melepas pelukannya dengan sang ibu lalu beralih menyapa mertuanya. "Hai, Ma," sapa Briena pada Mama Mertuanya.
"Hai, Sayang." Shinta juga memeluk menantunya erat. Senang karena akhirnya dia bisa mempunyai anak perempuan.
Vian juga cipika-cipiki dengan dua wanita paruh baya itu.
"Ayo sarapan, Ma," ajak Briena pada mereka berdua.
"Tadi kita sudah sarapan," sahut Shinta tersenyum ramah.
"Iya, Mama sudah sarapan di rumah mertuamu," imbuh Ratu membenarkan ucapan Besannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com