Rumah Besar Adhyasta, Jakarta.
Briena mengerjapkan kedua matanya saat merasakan benda lunak menempel di bibirnya. Wanita itu merasa ada yang tengah mengecup bibirnya. Kedua matanya terbuka lebar dan menemukan wajah Vian sangat dekat dengan wajahnya. Briena bahkan dapat merasakan hembusan nafas berbau mint dari mulut pria itu.
"Maaf karena aku membangunkanmu," bisik Vian pelan, mengecuk puncak kepala Briena sekilas lalu menjauhkan wajahnya dan berdiri tegak. "Hari ini aku harus ke kantor. Sudah 2 bulan ini aku absen dan pekerjaanku sangat menumpuk." Vian berjalan ke arah walking closet miliknya.
Well, Vian memang mencium bibir Briena saat pria itu hanya mengenakan handuk sebatas pinggang. Jadi bukan saja wajahnya yang tampan dengan beberapa butir air yang masih menempel, Briena juga terkejut dengan dada bidang serta perut kotak kotak milik suaminya. Makanya hingga Vian menghilang dibalik pintu walking closet, ia tidak berbicara apapun.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com