Vian meraba-raba samping tempat tidurnya, matanya perlahan terbuka saat tak merasakan tubuh Briena. Mereka semala mengobrol sampai pukul 2 dini hari. Membicarakan banyak hal, untuk kali pertama mereka akur dalam membahas apapun.
Vian mengucek-ngucek kedua matanya, lalu turun dari ranjang dan berjalan dengan gontai menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi sudah dengan setelan kemeja rapi. Ia mengambil jas dan dasi yang sudah disiapkan oleh Briena. Tak lupa membawa ponselnya yang semalam sempat di charge. Vian membawa ketiga benda tersebut turun ke lantai bawah.
"Briena mana, Mbok?" tanya Vian pada pembantunya saat tak melihat sosok Briena di meja makan. Wanita itu tak mungkin melewatkan acara sarapan pagi.
"Di dapur Tuan. Katanya mau bikin wedang jahe," sahut Mbok Jum, seraya meletakkan semangkok nasi goreng di atas meja makan.
"Wedang Jahe? Tumben?" heran Vian.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com