Rini menarik tangan Inggit dan menggenggamnya, mengucapkan sebuah permohonan agar dia bisa membesarkan janin yang dia kandung hingga lahir ke dunia.
"Izinkan aku berhenti sejenak hingga dia lahir ke dunia, Mih. Baru aku kembali ke tempat ini," pinta Rini dengan pandangan memelas, memohon kebaikan hati Inggit untuk tidak mendepaknya dari club 76.
"Itu hak kamu, Rin."
"Terima kasih," balas Rini sambil melepaskan genggaman tangannya.
"Jika dia mencariku, katakan aku tak lagi di sini," sambung Rini. Dia tahu, cepat atau lambat Gunawan akan mencarinya. Dia tidak ingin Gunawan tahu kalau dirinya hamil, apalagi kalau Gunawan tahu kalau itu adalah anak dia.
Sejak malam itu Rini tak lagi terlihat di club' malam 76. Dia istirahat dari dunia malam demi janin yang berada dalam perutnya. Rini yang seorang yatim piatu, terpaksa menjual diri demi pengobatan sang ibu melawan penyakit kanker ganas yang pada akhirnya tetap merenggut nyawa satu-satunya keluarga Rini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com