05.00 wib.
Rey bangun dari tidurnya dengan keadaan yang lebih baik dari beberapa hari lalu. Lelaki tampan itu berjalan kearah kamar mandi dengan senandung indah yang kelaur dari mulutnya. Setelah kejadian kemarin di rumah Sandi, Rey selalu tersenyum dan bersenandung ria hingga membuat kedua orang tuanya heran dan bertanya-tanya 'apa yang terjadi dengan anaknya' itu.
dua puluh menit berlalu dan Rey keluar dari dalam kamar mandi dengan seragam lengkap. Kemudian lelaki tampan itu merapikan penampilannya dicermin yang bergantung ditembok kamarnya. Setelah semuanya selesai, Rey keluar dari dalam kamar dengan masih bersenandung.
Orang tua Rey yang duduk didepan meja makan itupun menatap anaknya dengan penuh heran dan tanda tanya.
"pagi ma pa" sapa Rey dengan senyum yang merekah dengan indah.
'pagi" jawab pasangan saumi istri itu dengan heran. Mereka melihat Rey yang tiba-tiba mengambil piring ayahnya dan mengisinya dengan nasi, begitu juga dengan piring ibunya. Setelah piring kedua orang tuanya terisi oleh nasi, ia mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
"selamat makan" Rey kembali berkata dengan wajah yang senang.
"selamat makan" kata dua orang paruh baya itu setelah Rey.
Satu keluarga itu makan dengan tenang dan santai.
"aku berangkat ma pa" kata Rey ketika ia sudah menyelesaikan sarapannya. Tak lupa ia juga mencium pipi kedua orang tuanya sebelum berangkat. Hal itu membuat pasangan suami istri itu terkejut dan saling pandang satu sama lain. Kedua orang itu kemudian mengedikkan bahu bersama saat dirasa mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan anaknya tersebut.
♦
Setelah menyelesaikan sarapan dan mencuci piring tn. dan ny. Key (ayah dan ibu Rey) pergi ke rumah keluarga Sandi yang ada disebelah rumah mereka.
Tok tok tok.
Tn. Key mengetuk pintu rumah tersebut dan menunggu dibukakan pintu oleh sipemilik rumah.
"oh kalian" sapa ny. Sani (ibu Sandi).
"iya, ada sesuatu yang ingin kita bicarakan" kata ny. Key sambil mendorong ny. Sani masuk kedalam rumahnya sendiri begitu saja. Padahal ny. Sani belum mempersilahkan pasangan suami istri itu masuk kedalam rumahnya.
"mana suamimu?" tanya ny. Key lagi ketika mereka masuk kedalam rumah.
"dia ada ditaman belakang" jawab ny. Sani.
"kita kesana saja" kali ini tn. Key yang berbicara dan berjalan lebih dulu dari dua wanita yang masih saling pandang itu. Kemudian ny. Key mengikuti suaminya dan terakhir ny. Sani dengan pikiran yang aneh. Ia tidak tahu kenapa dua orang itu bersifat aneh hari ini. Tak lupa ia berbelok kedapur untuk mengambil camilan dan minuman untuk mereka.
"ada apa ini?" tanya tn. Sani yang melihat orang tua Rey datang ke rumahnya. Ia menatap istrinya yang berada dibelakang kedua pasangan suami istri itu. Ny. Sani yang tahu maksud tatapan dari sang suami itupun menggelengkan kepalanya tanda tidak mengerti.
Saat ini kedua pasangan suami istri itu sudah duduk didekat kolam renang dengan camilan dan minuman yang tadi dibawa oleh ny. Sani.
"begini, aku rasa anakku bersifat aneh pagi ini" mulai ny. Key.
"seperti apa?" tanya ny. Sani.
"dia bernyanyi pagi ini dan…" ny. Key sedikit berhenti "…kemarin dia juga bernyanyi setelah pulang dari sini dan juga ia mencium kami pagi ini sebelum berangkat, ya sayang" lanjutnya sambil memandang sang suami. tn. Key menganggukkan kepalanya, membenarkan apa yang istrinya katakan.
"apa Sandi juga melakukan hal yang sama?" tanya tn. Key. Orang tua Sandi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Sebenarnya ny. Sani bingung ketika mengetahui bahwa Rey bersifat aneh setelah pulang dari sini. Ia jadi bimbang sendiri tentang apa yang ia lihat kemarin, haruskah ia mengatakannya atau tidak kepada tiga orang yang saat ini bersamanya ini. Meskipun tadi malam ia sempat bertanya kepada Sandi saat Rey sudah pulang dan anaknya berkata 'tidak ada yang terjadi diantara mereka' namun tetap saja hal itu membuatnya merasa cemas dan gelisah.
Sebuah tepukan dipahanya dari sang suami membuatnya tersadar dari lamunannya dengan sedikit terkejut dengan hal itu.
"ada apa denganmu?" tanya ny. Key ketika melihat ny. Sani sedikit terkejut.
"oh tidak apa-apa kok…ayo itu dimakan" kata ny. Sani dengan sedikit kaku. Tn. Sani yang melihat istrinya seperti itupun merasa aneh. Mungkin ia akan menanyakannya nanti ketika kedua orang didepannya ini pergi. Kemudian mereka kembali membahas sifat Rey yang aneh sambil menikmati camilan yang ada diatas meja dengan tn. dan ny. Sani sebagai pendengar dan sesekali menanggapi dengan jawaban yang seharusnya.
"mungkin dia sedang jatuh cinta atau semacamnya" kata tn. Sani.
"oh aku baru ingat...bukankah Sandi dan Rey sedang marahan beberapa minggu ini" kata ny. Sani yang membuat ketiga orang disekitarnya menatapnya.
"aaa iya kau benar" tanggap ny. Key.
"soal apa?" tanya tn. Key.
"biasalah, mungkin soal berat badan Sandi yang naik" jawab ny. Sani sambil tersenyum.
"memang berat badannya naik lagi?" tanya tn. Key.
"begitulah...tolong jangan mengatakannya didepan Sandi jika dia ada"
"aku mengerti"
Mereka kemudian tertawa bersama karena pembahasan tentang Sandi.
♦
07.06 wib.
Orang tua Rey berpamitan kepada tuan rumah setelah mereka menghabiskan waktu mengobrol banyak hal, meskipun tida terlepas dari anak mereka. Kedua orang itu sudah merasa tenang ketika menceritakan tentang Rey kepada orang tua Sandi. Mungkin anaknya itu sedang jatuh cinta atau senang karena bisa berbaikan dengan Sandi lagi.
Setelah kepergian tn. dan ny. Key, tn Sani mengajak istrinya kembali ke taman belakang lagi. Beruntung pagi ini ia tidak pergi ke kantor dan bisa bebas berbicara dengan istrinya. Ny. Sani yang diajak kembali ke taman itupun merasa heran. Padahal ia ingin mencuci gelas yang tadi mereka gunakan saat mengobrol.
"ada apa?" tanya ny. Sani ketika mereka sudah duduk dibangku yang ada diteras belakang rumah mereka.
"tadi kau memikirkan apa?" tanya tn. Sani. Ny. Sani yang tidak mengerti maksud dari pertanyaan sang suami itupun memandangnya dengan ekspresi bertanya.
"ketika aku menepuk pahamu dan kau terlihat terkejut"
Mendengar itu membuat jantung ny. Sani berdetak dengan cepat. Sungguh suaminya itu sangat peka terhadapnya.
"katakan saja" pinta tn. Sani.
Ny. Sani merasa ragu-ragu, harus mengatakannya atau tidak, tapi jika ia tidak mengatakannya. Suaminya akan marah padanya. Ny. Sani jadi serba salah.
"sebenarnya hah…" ny. Sani menghela nafarnya "…ketika Rey kesini kemarin, aku meninggalkannya mengobrol dengan Sandi diruang tamu. Tapi, beberapa saat kemudian aku menghampiri mereka ketika mendengar suara sesuatu jatuh dan aku tidak tahu jika Sandi dan Rey tindih-tindihan-"
"APA! kenapa kau tidak bilang kemarin?" tanya dan kejut tn. Sani sambil membelalakkan matanya menatap istrinya tajam.
"awalnya aku ingin memberitahumu, tapi aku tidak tahu"
"apa-"
"tapi, mereka tidak melakukan apapun…Sandi terjatuh dan Rey berusaha menolong Sandi dan mereka malah jatuh bersama…aku juga sudah bertanya pada anakmu tentang itu"
"lalu dia jawab apa?"
"tidak ada yang terjadi diantara mereka dan ia juga bilang kalau mereka sedang bertengkar begitu"
"ya sudah kalau dia bilang begitu"
Ny. Sani menganggukkan kepalanya sebagai respon dari perkataan suaminya.
"lain kali ceritakan padaku jika itu mengganggu pikiranmu" jelas tn. Sani.
"iya..maafkan aku" jawab ny. Sani.
Kemudian mereka tersenyum bersama.
Tn. Sani hanya tidak mau istrinya itu terlalu memendam dan memikirkannya sendiri. Apalagi tentang anak semata wayangnya, Sandi. Ia juga tidak mau sesuatu terjadi kepada anak manisnya itu. Apalagi samapi orientasi sexualnya berubah. Meskipun ia senang melihat Sandi dan Rey bersama, tapi ia melihat mereka hanya sebatas teman dan keluarga itu saja dan tidak lebih. Ia berharap anak manisnya itu tidak berbelok.
lama gak up disini ya, maaf kemarin Re sedang sakit dan baru sembuh....
Re bakal up sesuai dengan mood Re, entah itu satu minggu dua kali atau sekali tergantung keinginan Re, ok! :)
semoga kalian menyukai, cerita Re ini :)