webnovel

Kamu Seperti Kekasihku

Setelah kehilangan kekasihnya sekaligus calon suaminya yang bernama Arkana, Nindya harus menghadapi banyak masalah. Dia harus rela menikah dengan pria bernama Ray karena dia harus melakukan sebuah pernikahan bisnis. Namun, disaat Nindya berada di jurang keputus asaannya. Dia bertemu dengan pria yang 'mirip dengan Arkana.' Akankah Nindya meneruskan pernikahan dengan Ray? Atau mungkin dia memilih untuk bersama dan memperjuangkannya cintanya bersama pria yang mirip dengan Arkana? Lalu, Akankah kematian Arkana mengungkapkan banyak misteri yang tersembunyi selama ini?

Dhini_218 · Urbano
Classificações insuficientes
51 Chs

selamat tinggal

mereka berlima pun masuk kedalam mobil secara bersama . wajah Nindya yang sangat pucat dan terus menerus menangis. dia masih tidak menyangka ,jika Arkana akan meninggalkannya begitu cepat.

mobil pun melaju ke tempat pemakaman umum terbesar di kota ini.

tidak lama kemudian,mereka pun sampai di tempat tersebut.

Nindya yang merasa tubuhnya sudah sangat lemas bahkan untuk berdiri pun kakinya gemetar.

melihat keadaan putrinya. Wira semakin merasa khawatir. dia pun berkata " dya, kamu sepertinya sedang merasa kurang sehat.ayo sini papa bantu kamu" ucap Wira. dia pun membantu memapah putrinya.

Tidak lama kemudian,mereka pun sudah sampai di tempat dimana peristirahatan terkahir Arkana.

Nindya pun sudah tidak bisa membendung air matanya lagi,dia pun kembali menangis. dan dengan langkah yang tertatih,Nindya pun berjalan ke makam Arkana yang sudah selesai. Diatas makam itu ,sudah bertaburan bunga-bunga segar dan papan nisan yang tertancap. semerbak bau bunga tercium segar menandakan jika makam itu ,adalah makan yang baru saja di buat. Karena upacara pemakaman sudah selesai. semua orang sudah pergi dan suasana pun menjadi hening. hanya da mereka berlima.

Fera dan Sally saling memeluk. mereka menangis karena kepergian Arkana dari dunia ini untuk selamanya ditambah melihat sahabat mereka yang sedang berduka. mereka merasakan apa yang Nindya rasakan saat ini.

Sedih,kehilangan ,putus asa dan merasakan kehancuran dihatinya . membuat Nindya merasa hati dan jiwanya hampa . kesedihan mendalam menyelimuti hatinya.

Nindya terduduk lemas dan air mata pun terus membanjiri wajah cantiknya. Dia meratapi kepergian Arkana, Nindya tidak rela kehilangan kekasih yang paling dia cintai. dia merasa hidupnya sudah tidak ada artinya lagi tanpa Arkana.

Nindya memeluk papan nisan Arkana ,dia menangis sejadi-jadinya.

melihat putrinya yang seperti itu. membuat Wira ikut merasakan sakit hati. dia berjongkok dan memeluk putrinya sambil menitikkan air matanya

Wira pun berkata " dya,ikhlaskan kepergian Ar ,ini semua adaalah takdir dari tuhan. Tuhan tahu yang terbaik untuk hambanya. dya ,papa mohon agar kamu harus bangkit kembali. masa depan kamu masih panjang didepan sana,jalani kehidupan kamu dengan baik nak, Ar pasti akan merasa sedih di akhirat nanti jika melihat kamu seperti ini" ucap Wira . dia memeluk putrinya dengan erat.Dia tidak ingin putrinya terus menerus sedih seperti ini.

Nindya tidak menjawab,dia terus menangis dan berusaha mengikhlaskan kepergian Arkana walaupun sulit untuk dia menerimanya.

Nindya mencium nisan Arkana dan berkata "Ar,tunggu aku disana. aku akan menyusul kamu ,kita akan bersama lagi nanti disana . Ar,aku hanya mencintai kamu. tidak ada yang bisa menggantikan kamu di hatiku,selamanya hanya kamu yang aku cintai. hiks..hiks...hiks.." ucap Nindya ,dia menangis keras.

nidnya pun melanjutkan kata-katanya" kamu yang tenang disana. Aku berjanji akan menjaga diri aku dan cinta aku untuk kamu. Ar ,aku juga berjanji. Akan sering datang kemari untuk menjenguk kamu. kamu tidak perlu khawatir Ar"

Nindya menunduk dan meremas gundukan tanah dan bunga segar yang ada didepannya. Nindya masih tidak percaya didalam hatinya ,jika ini adalah makan Arkana pria yang dia cintai dan juga pria ini adlaha calon suaminya. acara pernikahan yang dia impikan bersama Arkana berubah menjadi acara berkabung. hari dimana harusnya dia melakukan sesi foto prewedding berubah menjadi hari pemakaman Arkana dan perpisahannya untuk selamanya.

hari sudah mulai gelap. Wira pun berkata " Nindya ,ayo kita pulang. sudah mau malam" ucap Wira dan dia membujuk Nindya untuk pulang.

Nanny ,mama Nindya pun mendekatinya dan berkata " iya Dya,ayo kita pulang. masiha da hari esok jika kamu ingin melihat Ar lagi kesini" ucap Nanny ,dia membujuk Nindya.

Nindya menggelengkan kepalanya dan berkata " tidak ma,Dya ingin disini. Dya ingin bersama Ar" ucap Nindya dengan keras kepala.

Wira pun berkata " Dya,jangan berbuat konyol. Ar sudah meninggal. kamu harus menyayangi diri kamu sendiri kamu sendiri. masa depan kamu masih panjang ,ayo Dya kita pulang" ucap Wira, dia memaksa Nindya untuk bangun.

Nindya menolak ,namun Wira terus memaksanya. karena papanya terus memaksanya dan Nindya tidak bisa melawannya, membuatnya menjadi menyerah.

Nindya pun berkata " baiklah pa ,aku ikut papa oulang. tapi aku ingin pamit dulu sama Ar". ucap Nindya ,dia kembali kearah nisan Arkana dan menciumnya . Nindya pun berkata " Ar,aku pulang dulu ya. besok aku akan kbali lagi kemari. selamat tinggal Ar, sampai jumpa lagi besok" ucap Nindya, dia seperti sedang bicara dengan Arkana yang masih hidup.

melihat ini ,membuat semua yang ada disana semakin sedih dan air mata pun menetas kembali.

Nindya pun bangun dan dibantu Wira untuk berjalan.

saat Nindya berjalan pergi. Dia menoleh kebelakang dan melambaikan tangannya kearah makan Arkana dan beekata " selamat tinggal Ar. selamat tinggal untuk selamanya ,hiks..hiks ..hiks" ucap Nindya ,dia pun berbalik lagi dan berjalan lurus ke depan.

setelah berjalan cukup lama,akhirnya mereka pun sampai di tempat mobil tadi terparkir. mereka berlima pun masuk dan setelah itu mobil itu pun dinyalakan ,melaju menuju rumah Nindya.