webnovel

Kamu Seperti Kekasihku

Setelah kehilangan kekasihnya sekaligus calon suaminya yang bernama Arkana, Nindya harus menghadapi banyak masalah. Dia harus rela menikah dengan pria bernama Ray karena dia harus melakukan sebuah pernikahan bisnis. Namun, disaat Nindya berada di jurang keputus asaannya. Dia bertemu dengan pria yang 'mirip dengan Arkana.' Akankah Nindya meneruskan pernikahan dengan Ray? Atau mungkin dia memilih untuk bersama dan memperjuangkannya cintanya bersama pria yang mirip dengan Arkana? Lalu, Akankah kematian Arkana mengungkapkan banyak misteri yang tersembunyi selama ini?

Dhini_218 · Urban
Not enough ratings
51 Chs

ternyata ini bukan mimpi

Nindya yang berada di ranjang rumah sakit ,dia tertidur lelap karena efek obat penenang. Sally yang menjaganya tepat disampingnya. Sally merasa sedih, karena sahabatnya kehilangan pria yang sangat dia cintai tepat mereka akan segera melakukan upacara pernikahan. Sally ikut menangis karena sahabat terbaiknya sedang berada dalam keadaan duka.

saat Sally duduk dengan tenang, Wira dan istrinya pun datang dan dibelakangnya ada Fera . sahabat sally dan Nindya ,Fera baru saja pulang dari London . karena pekerjaannya sebagai model,menuntut dia untuk pergi kemana pun , untuk memenuhi panggilan kerjanya.

Fera memeluk Sally dan dia pun berkata " sal,apakah benar ,kalau Arkana meninggal?" ucap Fera dengan wajah sedih.

Sally menganggum dan berkata " Arkana meninggal dalam kecelakaan mobil. saat itu Arkana ingin menyusul Nindya untuk fitting baju pernikahan dan juga untuk foto prewedding. " ucap sally. dengan sedih.

Fera menangisi karena sahabatnya mendapatkan musibah sebesar ini. gmfera tahu cinta Nindya pad Arkana sangat besar. bahkan seluruh hatinya dia berikan untuk Arkana. Fera sangat iri dengan hubungan Nindya dan Arkana. karena cinta dia untuk Rey tidak pernah di tanggapi. Rey menyukai Nindya ,bahkan dia putus asa saat tahu Nindya akan menikah dengan Arkana. dia berubah menjadi pria playboy yang suka bermain perempuan. setiap fera ingin mendekati Rey ,Rey selalu menolaknya. membuat Fera merasakan hatinya sakit.

Sally tahu perasaan Fera terhadap Rey ,dan perasaan Rey terhadap Nindya. Namun Sally tidak peduli dengan urusan mereka. karen yang Sally tahu Nindya dan Arkana tidak akan terganggu dengan perasaan mereka.

Wira dan istrinya merasa sedih karena melihat putrinya yang putus asa, karena kehilangan Arkana tepat dihari mereka akan melakukan fitting baju pengantin dan foto prewedding.

hari pernikahan yang ditunggu-tunggu Nindya telah menjadi berita berkabung untuknya. bukan hari bahagia yang dia impikan selama bertahun-tahun saat menjalin hubungan bersama Arkana..

Nindya membuka matanya,dia melihat ke sekeliling nya. yang dia lihat ada orang tuanya ,Fera dan juga sally.

sambil memegang dahinya , Nindya berusaha bangun dan duduk di atas ranjang itu.

Nindya pun bertanya " mama,papa kenapa kalian ada disini? oh ya ,dimana Ar ,aku ingin bertemu dengan nya " ucap Nindya ,dia mengira jika kejadian sebelum dia pingsan ,itu adalah sebuah mimpi.

mereka berempat pun terdiam. mereka tidak sanggup mengatakan sebenarnya.

Fera yang sebenarnya sangat bersimpati pada Nindya. akhirnya dia pun berkata " Nin ,Arkana sudah meninggal. sekarang mayatnya sudah dibawa ke tempat pemakaman " ucap Fera dengan suara terbata-bata.

dia merasa takut jika Nindya histeris kembali.

Nindya pun menangis dan berkata " jadi, jadi tadi itu adalah kenyataan. Ar..Ar ..Ar meninggalkan aku. itu tidak mungkin,kalian bohong kan? ma,pa... ayo katakan ,jika ini semua bohong kan?" ucap Nindya ,dia berteriak sambil menangis.

Wira pun berkata " ini nyata nak,kamu harus menerimanya. kalian tidak ditakdirkan untuk bersama. nak,kamu harus mengikhlaskan kepergian Arkana . papa yakin ,jika kamu bahagia. Arkana juga akan bahagia disana " ucap Wira ,dia memeluk putrinya . dia berusaha menguatkan putrinya untuk menerima semua kenyataan pahit ini.

Nindya melepaskan pelukan papanya dan berkata " pa, antar aku menemui Ar sekarang " ucap Nindya ,dia pun hendak bangun dari tempat tidurnya. namun kepalanya terasa pusing. dia masih dalam pengaruh obat penenang.

Wira tidak ingin mengantarkan putrinya dalam keadaan seperti ini. dia takut putrinya sakit lagi.

namun Nindya terus memaksanya .karena merasa tidak tega melihat putrinya.

akhirnya mereka berlima pun pergi menuju tempat peristirahatan terakhir Arkana.