Malam berlalu, setelah Jodi memutuskan mencari penginapan di dekat pinggiran kota. Aku dan Una tidur bersama dalam satu kamar.
Aku, yang beralasan ingin tidur lebih awal lantaran tak ingin mendengar apa yang Una ceritakan tentang Jodi.
Akh, sial. Sungguh sial, entah kenapa aku merasakan pilu di hati. Ada rasa kecewa, ingin marah, sedih, juga marah. Tapi pada siapa? Apa alasan untukku seperti itu?
"Rose, sudah tidur? Ih, tumben banget sih udah tidur duluan? Aku mau curhat nih..."
"Na, aku beneran ngantuk. Besok saja," jawabku dengan malas serta membelakanginya yang tidur di kasurku.
"Ih, nyebelin ah. Aku telepon Jodi tapi dia tidak menerima panggilan teleponku." Una terdengar kesal di belakangku.
Aku berusaha segera memejamkan kedua mataku meskipun sulit. Dalam hatiku masih berkecamuk, masih penuh tanda tanya.
Tak lama kemudian. Lagi telah tiba, setelah aku baru saja terlelap. Aku melihat Una masih mendengkur, aku bergegas ke kamar mandi mencuci wajahku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com