“Vidwan, aku baru saja menerima surat elektronik dari kampusmu.” Aditi langsung beranjak dari depan laptopnya yang menyala begitu mendengar suara pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Ketidaksabaran tergambar jelas di wajah Aditi sehingga dengan terburu-buru ia segera menghampiri sang suami. Aditi, dengan wajah semringah, berjalan menghampiri Vidwan yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk berukuran sedang. Sesekali laki-laki itu melirik pantulan dirinya pada cermin yang tingginya nyaris sama dengan tinggi tubuhnya.
“Apa isinya?” Tanya Vidwan tanpa melihat Aditi. Laki-laki itu justru memperlihatkan raut wajah kurang tertarik. Setelah yakin rambutnya tidak lagi basah, Vidwan kemudian mengangsurkan handuk yang telah dipakainya pada Aditi dengan cara dilempar. Beruntung, Aditi yang meskipun terkejut tetap bisa menangkap handuk itu dengan sigap.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com