Bara hanya bisa terdiam hingga lupa bagaimana caranya bernapas. Ya, wanita itu memang Pradita. Ingin sekali, Bara melangkah maju dan mendekati wanita itu.
Semua ini bukan hanya sekedar kebetulan jika Bara terus menerus bertemu dengan wanita itu dua kali dalam waktu yang berdekatan. Mereka memang berjodoh dan Bara akan mempercayai hal itu.
Tidak masalah bukan jika ia hanya menyapanya saja sebentar? Bara tidak akan mengatakan sesuatu hal yang membuat wanita itu mengamuk, bukan?
Berbagai pertimbangan berkecamuk di dada Bara. Ia ingin mendekat, tapi langkahnya terasa begitu berat. Ia harus menguatkan hatinya meski tangan dan kakinya gemetar karena adrenalin yang seketika memompa darah di sekujur tubuhnya.
Bara menarik napas dalam-dalam dan tepat saat ia baru saja melangkah, seorang pria menyabotase jalannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com