Qin Lan juga tidak ingin meninggalkan mereka. Namun ia tidak ingin terlalu terbuai pada kehidupan duniawi saja. Ia takut sakitnya kambuh dan belum bisa melakukan kebaikan untuk orang lain.
Itulah alasannya ingin mengabdikan sisa hidupnya yang mungkin tidak lama lagi untuk mengurus anak-anak panti.
"Zhaoxing, aku yakin kalian bisa bahagia kali ini. Aku tidak ingin mengganggu kebahagiaan kalian," terang Qin Lan.
"Aku mohon jangan pergi, Bu. Jangan pernah meninggalkan kami lagi untuk yang kedua kalinya," sergah Zhaoxing dengan penuh harap. Air matanya kini mulai menetes, tidak peduli meski ia seorang pria.
"Aku tidak akan pergi kemana-mana. Ibu masih tinggal di sekitar Hangzhou. Meski kita terpisah tapi hati kita tetap menyatu. Kau bisa mengunjungi ibu kapanpun kalian mau," terang Qin Lan.
"Tapi kita tidak serumah. Aku tidak bisa melihat Ibu sepanjang hari." Zhaoxing menundukkan kepalanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com