webnovel

Duda Tampan : Mengejar Istri yang Kabur

Urbano
Concluído · 1.3M Modos de exibição
  • 407 Chs
    Conteúdo
  • 4.9
    27 Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

(TAMAT) Mature Content Demi menepati janjinya dengan sang kekasih, Lin Xiao Yi rela kabur meninggalkan rumah suaminya yang bernama Li Zheng Yu tepat saat malam pertamanya. Namun Lin Xiao Yi harus menerima kenyataan pahit karena justru harus melihat kekasihnya berselingkuh dengan saudara kembarnya. Setahun kemudian Lin Xiao Yi bertemu dengan suaminya dengan keadaan yang tidak terduga. Dia dipaksa menjadi pengasuh anak tirinya yang berumur empat tahun. Padahal Lin Xiao Yi sangat tidak suka dengan anak kecil. Akankah Lin Xiao Yi dan Li Zheng Yu mengetahui jika mereka sudah menikah? Bagaimanakah sikap Li Zheng Yu setelah mengetahui jika pengasuh anaknya adalah istrinya yang kabur sebelum ia menyentuhnya pada malam pertama? Ikuti kisah selengkapnya hanya di aplikasi Webnovel. Jangan lupa baca juga cerita saya yang lainnya dengan judul Istri Simpanan. Follow me, Instagram : Nayya_phrustazies Facebook : Nayya Phrustazies

Tags
3 tags
Chapter 1Bab 1 - Kabur di malam pertama

Shanghai, China.

Seorang gadis berpakaian pengantin berwarna putih berlari-lari di pinggir jalan sambil sesekali menoleh ke belakang. Nafasnya terengah-engah dengan kedua tangan digunakan untuk memegang gaunnya yang panjang. Tidak ada raut kesedihan sama sekali di wajahnya. Yang tampak hanyalah raut wajah yang ketakutan. 

Rambut yang tadinya disanggul rapi kini sudah acak-acakan. Rambutnya sudah bertebaran di wajahnya dengan peluh keringat yang membuatnya semakin lengket.

Gadis bermata coklat terang itu baru saja kabur dari rumah suami yang sama sekali belum pernah dilihatnya. Gadis berambut panjang itu bernama Lin Xiao Yi.

Saat pernikahan dilakukan, Lin Xiao Yi tidak sedikitpun menoleh ke arah sang suami. Ia sudah jijik dengan kabar yang beredar jika suaminya adalah seorang pria tua yang jelek dan jahat. Itulah desas-desus yang terdengar sampai di telinganya penyebab pria itu ditinggalkan oleh istrinya. Menurut kabar yang beredar pria itu juga sudah mempunyai dua anak.

Lin Xiao Yi tidak sanggup jika harus menikah dengan seorang duda. Apalagi dia sudah mempunyai kekasih dan mereka saling mencintai. Dari pada dirinya harus melayani pria tua bangka, Lin Xiao Yi memilih kabur di malam pertamanya.

Awalnya bukan Lin Xiao Yi yang seharusnya menikah dengan pria itu melainkan kakak kandungnya. Namun sayang sekali ibunya meminta agar  Lin Xiao Yi yang menggantikan posisi saudaranya.

Lin Xiao Yi terus menolak tapi sayang sekali karena tidak ada yang mendukungnya. Semua orang memojokkannya padahal saat ini sudah memiliki kekasih.

Kini pukul sudah satu dini hari. Sepertinya orang-orang yang mengejarnya sudah tidak terlihat. Lin Xiao Yi bisa bernafas dengan lega.

Dengan nafas yang tersengal, Lin Xiao Yi terus menyeret kakinya menuju ke apartemen kekasihnya yang bernama Yu Chen. Setidaknya untuk malam ini saja Lin Xiao Yi berniat menginap dan bersembunyi di sana.

Terlalu banyak berlari membuat kakinya lecet dan terasa sakit. Namun dengan tekad bulat, Lin Xiao Yi berusaha untuk tetap bertahan.

Setelah setengah jam melangkah akhirnya Lin Xiao Yi sudah sampai. Ia berdiri di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi di tengah kota Shanghai. Sebenarnya ada perasaan ragu ketika hendak melangkah masuk karena hari sudah larut malam. Tapi gadis itu tidak memiliki tempat untuk bersembunyi. Hanya Yu Chen lah satu-satunya harapan yang bisa menolongnya.

Lin Xiao Yi segera masuk ke dalam lift menuju lantai 10. Dimana apartemen kekasihnya berada. Saat ini gadis itu sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya. Mengatakan jika dirinya sudah menepati janjinya untuk tidak menikah dengan pria lain.

"Yu Chen, aku datang untuk menepati janji," gumam Lin Xiao Yi denvanata berkaca-kaca.

Tidak sulit untuk membuka pintu apartemen Yu Cheb karena Lin Xiao Yi sudah sering berkunjung. Yu Chen juga memberitahukan sandi agar bisa masuk tanpa harus permisi. Gadis itu langsung menekan tombol yang ada di dekat pintu.

Untuk malam ini dirinya akan aman. Besok Lin Xiao Yi berencana mengajak kekasihnya untuk pindah ke luar kota. Terserah kemana yang terpenting mereka bisa hidup bersama.

Mereka berencana akan memulai kehidupan baru yang pasti akan sangat membahagiakan.

Lin Xiao Yi memegang dadanya yang tidak tahu mengapa justru saat ini berdebar. Gadis itu berjalan mengendap-endap agar tidak menimbulkan suara langkah kaki. Ingin memberikan kejutan untuk Yu Chen yang sekarang mungkin sudah terlelap. 

Baru saja tangannya terulur hendak membuka pintu. Terdengar suara desahan dan lenguhan yang berasal dari dalam kamar. Perlahan tapi pasti suara itu semakin lama semakin keras. Suara itu seperti suara seorang pria dan wanita yang tengah menikmati permainan.

Hawa panas seketika menyelimuti tubuh Lin Xiao Yi. Suara pria itu terdengar seperti Yu Chen. Dengan perlahan akhirnya Lin Xiao Yi membuka pintu untuk memastikan apa yang terjadi. Namun ia berharap jika itu hanyalah suara film yang sedang diputar oleh Yu Chen.

Jangan heran jika pria terkadang memang suka menonton film dewasa untuk mengusir rasa bosan.

Namun sayang sekali karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dada Lin Xiao Yi langsung terasa amat perih dan sesak tatkala melihat kekasihnya sedang berhubungan badan dengan seorang wanita. Yang paling mengejutkan bagi Lin Xiao Yi, wanita itu adalah kakak kandungnya sendiri.

Brakk …

Lin Xiao Yi tak kuasa menahan amarahnya hingga membuka pintu dengan sangat keras. Sorot matanya memerah dengan dada yang naik turun merasakan jantungnya seperti ditusuk-tusuk dengan pisau tumpul hingga terasa sangat menyakitkan.

Kedua insan yang sedang dimabuk itu menoleh ke arah Lin Xiao Yi karena merasa terkejut dan cukup terganggu dengan kehadirannya.

"Lin Xiao Yi, kenapa kau ada disini?" Yu Chen terbelalak lebar kemudian segera menutupi tubuhnya dengan selimut. Wajahnya langsung pucat melihat Lin Xiao Yi berada di tengah pintu, seperti seekor singa yang hendak menerkam mangsanya.

"Yu Chen, teganya kau bermain di belakangku!" teriak Lin Xiao Yi dengan nafas yang menggebu. Ingin sekali rasanya ia melemparkan sebuah bom ke arah mereka agar mati sekarang juga.

"Xiao Yi, kenapa kau bisa datang kemari? Bukankah kau sekarang seharusnya sedang melakukan ritual malam pertama dengan suamimu?" tukas saudara Lin Yiao Yi yang bernama Lin Xiao Ling. Mereka adalah saudara kembar meski sifat mereka berbanding terbalik.

"Yu Chen, bukankah kau berjanji menungguku? Aku sekarang sudah menepati janjiku, tapi inikah balasannya?" teriak Lin Xiao Yi dengan suara meninggi dan sorot mata yang berapi-api. Selama hidup tak pernah sekalipun semarah ini. Biasanya ia cenderung lebih pendiam.

"Xiao Yi, kau sudah menikah. Kami hanya melakukan apa yang seharusnya kau lakukan malam ini bersama suamimu," tukas Lin Xiao Ling sembari tersenyum miring. Bibir sebelah atasnya tertarik ke atas membentuk senyuman mengejek.

"Kalian sungguh menjijikkan!" teriak Lin Xiao Yi. Ia mengambil sandal kemudian melemparkannya ke wajah Yu Chen dan Lin Xiao Long secara bergantian.

"Cukup, hentikan Xiao Yi!" teriak Yu Chen karena sandal itu mengenai kepalanya dan cukup membuatnya terasa sakit karena sandal itu terbuat dari bahan yang keras.

"Kau memang pria brengsek, Yu Chen!" pekik Lin Xiao Yi dengan bulir bening yang kini perlahan mulai menetes di pipinya.

Lin Xiao Yi kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar itu.

"Xiao Yi, tunggu!" sergah Yu Chen sembari mengusap gusar wajahnya hingga rambut. Ada perasaan menyesal karena sudah tertipu dengan rayuan Lin Xiao Ling.

"Yu Chen, tidak usah mengejarnya. Biarkan dia pergi dan lanjutkan permainan kita," tukas Lin Xiao Ling tanpa malu.

"Sebaiknya kau pergi sekarang juga dari sini," usir Yu Chen sembari melemparkan baju Lin Xiao Ling yang berserakan di lantai. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari hal yang disesalinya seumur hidup.

Você também pode gostar

Setelah Meninggalkan CEO, Dia Mengejutkan Dunia

``` Mo Rao lahir di keluarga dokter militer. Orang tuanya telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nenek Fu Ying, sehingga yang terakhir memaksa Fu Ying untuk menerima Mo Rao sebagai istrinya. Mo Rao selalu tahu bahwa Fu Ying memiliki gadis pujaan bernama Qu Ru. Gadis ini gagal menikah dengan Fu Ying sebagaimana keinginannya karena nenek Fu Ying menghalanginya. Setelah menikah, Fu Ying sangat memperhatikan Mo Rao. Mereka bahkan sangat cocok terutama di atas ranjang. Fu Ying selalu menemukan dirinya tenggelam dalam kelembutan Mo Rao. Hingga suatu hari, Fu Ying berkata, “Qu Ru telah kembali. Mari kita bercerai. Aku akan mentransfer properti yang telah aku janjikan kepadamu atas namamu.” Mo Rao berkata, “Bisakah kita tidak bercerai? Bagaimana jika... aku hamil...?” Fu Ying menjawab tanpa hati, “Aborsi saja! Aku tidak ingin ada lagi hambatan antara aku dengan Qu Ru. Lagipula, Qu Ru memiliki leukemia, dan sumsum tulangmu secara kebetulan cocok dengan dia. Jika kamu bersedia mendonasikanmu, aku bisa menjanjikanmu apa saja.” Mo Rao berkata, “Bagaimana jika syaratku adalah kita tidak bercerai?” Mata Fu Ying berubah dingin. “Mo Rao, jangan terlalu serakah. Bahkan jika aku menjanjikanmu demi Qu Ru, kamu tahu sendiri aku tidak mencintaimu.” Kata-kata ‘aku tidak mencintaimu’ menusuk hati Mo Rao seperti sebilah pisau. Senyumnya tiba-tiba menjadi terpelintir dan dia bukan lagi wanita penurut seperti dulu. “Fu Ying, ini pertama kalinya kamu membuatku muak. Kamu menyebutku serakah, tapi bukankah kamu sama? Kamu ingin aku menceraikanmu agar kamu bisa bersama dengan Qu Ru? Baik, aku setuju dengan itu. Tapi kamu bahkan bermimpi kalau aku akan menyelamatkannya? Jangan lupa, tidak ada yang namanya mendapatkan semua yang terbaik dalam hidup, sama seperti antara kamu dan aku.” Kemudian Mo Rao pergi. Fu Ying benar-benar merasa sesak, dan perasaan ini membuatnya gila. Ketika Mo Rao muncul sekali lagi, dia telah menjadi bintang yang menyilaukan. Ketika dia muncul di hadapan Fu Ying, bergandengan tangan dengan kekasih barunya, Fu Ying tidak peduli lagi dan berkata, “Sayang, bukankah kamu bilang kamu hanya akan mencintaiku?” Mo Rao tersenyum samar. “Maaf, mantan suami. Aku salah dulu. Kamu hanya pengganti. Aku sebenarnya mencintai orang lain.” ```

Mountain Springs · Urbano
Classificações insuficientes
670 Chs
Índice
Volume 1

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Gostava
Mais recente
Ayun_8947
Ayun_8947Lv10

APOIO