"Apa yang senior Lucas bicarakan?"
Beberapa gadis langsung menarik Selena duduk di kursi, dan mereka mengerumuni gadis itu dengan banyak pertanyaan yang membuat Selena pusing.
"Hanya masalah masuk ke klub OSIS saja." jawab Selena singkat. Bagaimanapun, berita tentang dirinya yang menolak masuk ke grup OSIS akan terdengar juga nanti. Daripada teman-temannya ini menuduh dia pembohong, lebih baik langsung memberitahu mereka apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun mereka tahu atau tidak bukanlah urusannya, ia tetap khawatir dengan kemarahn teman-temannya ini jika mereka tahu dari orang lain kalau dia baru saja menolak usulan ketua OSIS.
"Kamu mendaftar? Lalu apa balasannya? Baru saja Bintang ditolak di tempat oleh senior Ben karena kamu tahu..." Dewi berbisik di telinga Selena pelan sekali. Bintang sangat kentara sekali ingin mengejar senior Lucas.
Selena tidak begitu terkejut dengan Bintang yang berniat mendaftarkan diri menjadi anggota OSIS. Karena sejak gadis menyebalkan itu masuk ke dalam kelas, gadis itu sudah mengumumkan sendiri dengan percaya diri bahwa dia tidak akan ditolak. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh salah satu temannya itu sungguh diluar imajinasinya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana malunya, jika ditolak langsung oleh seniornya.
"Aku hanya bertanya sekilas mengenai kegiatannya. Tapi karena aku merasa tidak cocok, aku lebih memilih masuk satu klub saja." ucap Selena menjelaskan pada temannya.
Tiba-tiba, salah satu temannya mengambil duduk di sebelahnya. Gadis berambut sebahu itu begitu antusias saat bertanya tentang Lucas. Apakah pria itu menakutkan? Apakah senior Lucas benar-benar sangat dingin? Apakah benar pria itu benci pada perempuan?
Atas banyak pertanyaan itu, Selena sangat hati-hati menjawabnya, "Rumor tentang senior Lucas, mungkin ada benarnya dan tidak. Kalian lebih baik melihat dan berbicara langsung padanya untuk tahu apakah dia menakutkan atau tidak."
"Sangat mustahil!" gebrakan tangan di atas meja oleh gadis imut di depannya, membuat Selena terperanjat kaget.
Pletak!
"Aw... Nana!"
"Bisa tidak jangan bersikap bar-bar seperti itu!" desis Nana melotot. Tangannya kembali bersiap akan memukul teman imutnya itu jika dia tidak mengontrol antusiasnya yang berlebihan.
Selena mengusap dadanya karena kaget. Badan semungil itu, bisa menggebrak meja hingga membuat kotak pensilnya berhamburan, luar biasa sekali kan?
"Ai~ kalian mungkin tidak tahu, jika selama ini tidak ada dari murid perempuan lainnya yang berani berdekatan dengan senior Lucas. Bahkan meskipun ada juga, mereka tidak akan bertahan lama untuk sekadar berbicara kepadanya."
"Bagaimana dengan teman-teman perempuannya di dalam kelas?"
"Banyak rumor yang mengatakan kalau..."
Selena yang tidak mau terlibat dengan gosip itu, menginterupsi teman-temannya, "Kalau begitu, aku akan membaca buku ini dulu sebelum bel belajar dimulai." ucapnya sambil mengangkat buku paket geografi itu di depan matanya.
Implikasinya jelas, Selena tidak ingin melanjutkan pembahasan itu lagi.
"Baiklah, baiklah, murid rajin, lanjutkan saja belajar mu. Ayo bubar... Kembali ke tempat duduk masing-masing." Dewi dengan penuh perhatian menarik teman-temannya menjauh dari meja Selena. Dan keempat gadis itu mulai melanjutkan bergosipnya tentang Lucas. Sesekali bahkan nama Andre juga terdengar dari obrolan mereka. Yang mana membuat Selena menggelengkan kepalanya tak berdaya.
Teman-temannya ini terlalu banyak waktu luang kan?
***
Cristine menunggu di depan kelas Selena yang kini pintunya sudah di buka. Beberapa menit berlalu saat bel pulang sekolah berbunyi.
Gadis itu mendengar jika Selena pergi ke lantai bawah. Tepatnya pergi ke ruang OSIS karena sebuah panggilan dari ketua OSIS. Lucas.
Pemuda yang dia ketahui sebagai dalang di balik terlukanya Selena waktu itu. Dia tidak akan lupa, sosok pemuda itu. Meski gosip mengenai ketua OSIS terbukti keakuratannya, namun dia tidak dapat duduk diam begitu saja tanpa tahu apa saja yang sudah diperbuat oleh ketua OSIS dinginnya itu kepada sahabatnya sendiri.
"Apa yang terjadi?" Cristine bertanya dengan cemas pada Selena yang baru saja keluar dari kelasnya. Dari raut wajah gadis itu, ia bisa menebak jika sahabatnya ini terlibat dengan masalah.
Apakah seseorang dari OSIS memberi Selena masalah?
Jika iya, adalah tugasnya sebagai seorang sahabat untuk membantu Selena.
"Tidak apa-apa Ris." jawab Selena sambil tersenyum. Meyakinkan Cristine kalau dia memang baik-baik saja. Tadi dia tak sengaja membuat kesalahan hingga akhirnya ditegur oleh guru karena kedapatan sedang melamun.
"Kamu yakin?" tanya Cristine lagi tak percaya. Jika disuruh bersikap berpura-pura baik-baik saja, maka Selena adalah orang yang sangat lihai dalam melakukan hal itu.
Selena mengangguk, sambil mengamit lengan sahabatnya, dia mengajak Cristine pulang. "Tadi, saat jam belajar di mulai, aku tak sengaja berbuat kesalahan. Itu sebabnya tadi guru Fisika menyuruhku ke depan untuk mengerjakan soal di papan tulis."
"Lalu apa yang terjadi?" tanya Cristine penasaran. Selain pelajaran bahasa Inggris dan bahasa daerah yang menjadi kekurangan akademik sahabatnya, Selena dapat dengan mudah mengerjakan semua tugas sekolah.
"Aku salah memberikan jawaban, dan karena itu guru sedini memberiku nasehat untuk memerhatikan pelajaran di masa depan." Ucap Selena malu-malu. Seumur hidupnya dia bersekolah, baru kali ini dia merasa dipermalukan di depan teman-temannya di depan kelas.
Cristine dan Selena sudah menuruni tangga saat Cristine kemudian teringat dengan sesuatu, "Aku mendengar dari Ratu kalau kamu di panggil oleh senior Lucas. Apakah itu benar?"
"Humm... Hanya panggilan biasa saja." Jawab Selena sekenanya.
Cristine memicingkan mata mendengar jawaban Selena yang tidak dapat dia percayai, "Kamu tidak sedang menutup-nutupi apapun dariku kan, Selena?"
"Sungguh. Aku baru saja pergi menemui senior Lucas, dan menolak menjadi bagian dari anggota OSIS. Jadi itu sebabnya, ketua memanggilku untuk menanyakan alasannya aku melakukan hal itu."
Cristine bahkan lebih terkejut saat dia mendengar ini. Selain beberapa temannya yang mengajukan diri dalam keanggotaan OSIS, dia juga termasuk orang itu.
***
Don't forget support for this novel. Please vote, review and comment if you like this story. Thank you, guys.