webnovel

Kebencian Yang Mengerikan

Lilian melihat ke Nadine meminta jawaban.

" Baiklah, ikut Prast saja. Disini anginnya kencang, kasihan bayinya " Nadine terpaksa setuju.

Ketika semua orang tiba didekat mobil Prast terparkir, Prast langsung membuka pintu penumpang dibarisan depan. Dan Bram membuka pintu penumpang dikursi belakang, semua orang tahu Bram membuka pintu untuk siapa. Hati dua pria yang ada disana berharap Aryumi yang berjalan di belakang Prast tahu dia harus duduk dimana.

Aryumi yang saat ini sedang serius dengan handphonenya berjalan memutar menyisakan Nadine yang berjalan dibelakangnya.

Dua pria itu lega melihat Aryumi membuka pintu untuk duduk di kursi belakang.

" Ingat bawa baju ganti, lihat apa yang kurang didalam tas perlengkapan bayi " bisik Bram. Lilian mengangguk sambil menerima tas yang diberikan Adiyaksa sebelum pergi. Bram membenarkan selimut bayi perempuan itu agar tetap hangat lalu menutup pintu mobil.

Nadine masih berdiri diluar, salah tingkah. "Masuklah, kita nggak akan pernah sampai jika kau hanya berdiri disini" Tegur Prast kepada Nadine.

Mendengar teguran Prast, kuping Nadine serasa terbakar. Pria-pria licik ini, ini semua pasti akal-akalan mereka. Batin Nadine.

Nadine bukan gadis polos seperti Lilian, dia tahu benar seperti apa liciknya saudara-saudara laki-lakinya di panti. Ketika mereka sudah punya tujuan, jalan dan cara apapun pasti mereka tempuh.

Nadine masuk ke mobil dan melirik kebelakang ke arah Aryumi duduk dengan tatapan geram. Aryumi merasakan tatapan Nadine tapi dia tetap bermain dengan handphonenya, pura-pura tak bersalah.

"Apakah ada sesuatu yang mau dibeli?" tanya Prast ketika mobil telah masuk kejalan raya.

" Tidak ada " kata Nadine singkat sambil menggelengkan kepalanya.

Lilian duduk dengan tenang dengan menatap bayi dalam pelukannya yang sedang tertidur nyenyak. "Apakah ibumu tahu jika dia memiliki saudara perempuan? jika dia tahu pernahkah dia mencariku?" tanya Lilian dalam hati.

Prast melihat kebelakang dari kaca spion. "Belilah cemilan atau apapun yang bisa dimakan, kelihatannya kami bakal lama dirumah kalian" Kata Prast tiba-tiba.

Nadine tidak menoleh kebelakang untuk mencari tahu apa yang ada dibelakang sana, tapi dia mengerti maksud dari kata-kata Prast. " Tidak perlu, nanti pesan melalui layanan antar saja " Kata Nadine.

Aryumi dan Lilian juga mengerti situasi mereka sekarang. Aryumi yang duduk dibelakang kursi supir juga bisa melihat mobil yang membuntuti mereka, sepertinya itu lebih dari dua mobil.

"Apakah itu datang untuk kita atau bayi ini?" tanya Aryumi penasaran.

" Tidak tahu pasti, tapi salah satunya pasti orang suruhan Bella " kata Prast berasumsi. Prast lalu memberikan handphonenya kepada Nadine. " Tekan dua, itu panggilan cepat buat Bram " perintah Prast. Suasana didalam mobil masih tenang. "Pakai sabuk pengamannya yang benar " Perintahnya lagi lalu menatap bayi dalam pelukan Lilian, sedikit kecemasan terlihat dimata Prast.

" Tidak apa, dia pernah melewati ini, kali ini dia juga bisa " Bisik Lilian memberi semangat pada Prast.

Panggilan telepon diangkat pada dering ketiga " Ya Prast " Bram berbicara cepat, ketika dia melihat panggilan dari Prast, Bram tahu ada yang tidak beres.

"Arahkan beberapa kendaraan untuk memecah mobil yang membuntuti kami, ada tiga mobil kurasa. Lima belas menit lagi kami tiba diperempatan Selatan. Cepatlah " Prast berbicara dengan cepat. Di ujung telepon Bram cepat menjawab " Oke, hati-hati " katanya dengan suara yang masih tenang, tapi tidak dengan matanya, itu biru yang dingin menusuk.

Didalam mobil

Lilian mempererat dekapannya "Mi, cari bantal atau kain yang tebal dalam tas itu" Perintah Lilian kepada Aryumi. Mendengar perintah Lilian Aryumi langsung bergegas membongkar isi tas bayi, memang ada bantal didalamnya yang langsung diletakkan Aryumi disisi luar dari bayi perempuan itu. Lalu Aryumi juga mengambil selimut tebal dan meletakkannya di sisi luar dari kepala bayi, untuk berjaga-jaga jika ada hentakan.

Mungkin karena terbungkus dengan tambahan selimut yang berlapis-lapis yang mengakibatkan dia tidak leluasa atau perasaannya yang peka terhadap bahaya, bayi itu menggeliat dan mengeluarkan suara rengekan. " Tenanglah, ada tiga bibimu disini. Ada Paman Prast juga disini, jangan takut" bisik Lilian. Tiga orang lainnya yang mendengar kata-kata Lilian diam terpaku, merasa sedih.

Mungkin seperti inilah malam Lilian dibawa hingga sampai ke Panti asuhan untuk diselamatkan. Pria yang membawanya pasti mempertaruhkan nyawa untuk membawa Lilian dengan selamat.

Rumah Mono berada disisi luar kota, jauh dari pusat keramaian, sedangkan rumah Lilian ada ditengah kota. Pada hari-hari biasa itu tidak terasa jauh atau sepi. Tapi malam ini itu terasa seperti ratusan kilo jaraknya.

Air mata sudah menggenang dipelupuk mata Lilian tapi dia menahannya agar tidak runtuh. Dipegangnya jari-jari bayi itu dari balik lapisan kain, ketika tangan mungil itu menggenggam jari Lilian, jantung Lilian langsung berdegup kencang. Ya, bayi ini hanya bisa mengandalkan dirinya saat ini, dia tidak bisa takut.

Ketika tiba di jalur Hill Road, hentakan kuat datang dari belakang. Bagian depan Mobil Pras keluar dari jalurnya berpindah kesisi lain. Prast langsung banting setir berbelok kembali kejalurnya. Semua yang ada di mobil merasa tegang. Jalur Hill Road ini sisi satunya adalah tebing batu dan sisi yang lain jurang curam yang dibawahnya adalah aliran sungai yang deras.

Sipenabrak jelas mengarahkan mobil Prast ke sisi yang terdapat jurang. Menuntun kematian mereka.

" Kebencian yang mengerikan " Desis Prast, tetap konsentrasi dengan jalan didepan dan menambah kecepatan mobil.

Suara deru mobil terdengar lagi dari belakang. Suasana tegang terasa didalam mobil. Lilian memeluk erat bayi Roseann dan memegang erat seatbelt sambil memejamkan mata dan berdoa.

Tinggalkan jejakmu please, by coment atau powerstone

kabut_malamcreators' thoughts