Hidup harus dengan pandangan positif. Dengan banyak kekurangan yang diberikan, Tuhan pasti juga memberikan banyak kelebihan, Tuhan itu Maha Adil bukan? Lilian,, Walau dia merasa hidupnya sangat adil, walau tinggal dipanti, tapi dia memiliki keluarga besar, delapan puluh sembilan saudara dan saudari, kurang apa? Besar dengan hidup pas-pasan sebagai anak panti asuhan. Tapi Tuhan memberinya kecerdasan yang memudahkan hidup. Apakah dia masih ingin mengeluh? Apakah dia berhasil mencapai tujuan hidupnya? Tuhan selalu memberi apa yang memang benar-benar kita butuhkan. Walau kadang itu tak sesuai dengan doa. Bukankah Tuhan Maha tahu.. So,,,ikutin ceritanya readers..
Dia melihat seorang wanita yang sedang menyusui bayi, ada seorang pria di sisi wanita itu, tapi dia tak bisa melihat jelas wajah sang pria.
Dia merasa tak mengenal sang wanita, tapi wajah wanita itu terlihat familiar, dimana dia pernah melihatnya? benarkah dia pernah melihatnya?
Tapi tunggu dulu,,,
Mata wanita itu seperti miliknya, coklat terang. Suara wanita itu bersenandung juga terdengar seperti miliknya.
Apakah itu dirinya dimasa yang akan datang? Akankah dirinya juga akan menjalani kehidupan "berkeluarga" yang seperti itu?
Kring,,,kring,,kring
Bunyi alarm membuat liilian terjaga dari mimpinya.
Mengapa dia selalu memimpikan wanita yang sama berturut-turut selama beberapa malam ini? Siapa dia?
Lilian selalu melihat kehidupan wanita itu dalam mimpinya, semua kebahagiaannya!
Apa arti mimpinya?
Apakah mimpinya punya maksud tertentu?
Jawaban yang tepat buat saat ini hanya satu: " Tuhan sedang mengejeknya!"
Apakah Tuhan sedang mengejeknya, dengan kesempurnaan kehidupan wanita dalam mimpinya. ?
Ya benar, Tuhan sedang mengejeknya, di umur dua puluh delapan tahun dia belum memiliki hubungan asmara yang serius, tapi wanita yang muncul dalam mimpinya yang terlihat seumuran dengannya telah menikah, memiliki anak dan bahkan mendapatkan laki-laki yang terlihat sangat mencintainya.
Dari tiga hal yang telah dicapai wanita itu, tak ada satupun yang telah dicapainya.
Tuhan jangan mengejekku...
Lilian besar di panti asuhan, tak pernah merasakan hidup dalam satu hubungan yang dipanggil " keluarga ".
Walau begitu dia tak pernah merindukannya, tak pernah hidupnya terasa kurang hanya karena dia tak memiliki keluarga.
Satu-satunya kekurangan yang dia rasakan dalam hidupnya adalah dia tak memiliki uang yang banyak.
Keluarga, dia menjadikan delapan puluh sembilan anak-anak yang besar bersama dirinya di panti asuhan adalah keluarganya, saudaranya! Dia tak perlu susah-susah lagi mencari yang namanya keluarga.
Nah, untuk yang namanya uang, dia harus mendapatkannya, harus banyak, biarlah dia tak pernah melihat keluarga biologisnya, tapi dia ingin melihat kota-kota indah didunia, dia ingin berkeliling dunia, maka dari itu dia harus mengumpulkan uang yang banyak.
Untuk keinginannya ini Tuhan harus mengabulkannya, karena dia tak memiliki banyak keinginan dalam doa-doanya.
Hanya uang yang banyak. Tuhan kau dengar itu? Hanya uang yang banyak, tidak yang lain, bahkan keluarga kandung sekalipun! Jangan beri yang tidak aku butuhkan, jangan beri.
Bagaimana jika pria yang tampan?
Sepertinya, dengan keadaan dirinya saat ini, tidak mungkin pria yang tampan dan memiliki banyak uang akan datang untuk dirinya bukan? Itu pemikiran yang bodoh, Tuhan akan marah kepadanya karena memikirkan hal-hal yang bodoh, karena Tuhan telah memberikannya kecerdasan, satu hal yang selalu memudahkan hidupnya.
Yah, kebenaran saat ini adalah dia harus bergegas bangkit dari tempat tidurnya.
Sudah waktunya bergerak lagi.
Bekerja untuk uang yang banyak!
Untuk mimpi-mimpinya seumur hidup!
Keliling dunia melihat kota-kota indah didunia!
Lilian tinggal dikontrakan dengan tiga kamar tidur. Walau dia punya cukup uang buat mengontrak untuk dirinya sendiri, tapi itu adalah pemborosan. Jika bisa dia tetap tinggal dikamar lamanya di panti asuhan, tapi ibu panti tidak mengijinkannya, dia sudah cukup tua untuk terus tinggal du panti.
"kamu harus banyak mengenali orang, mengenali dunia" hanya dengan kata-kata itu dia "diusir" dari kamarnya oleh satu-satunya wanita yang dipanggilnya ibu seumur hidup ini. Dia bukan sakit hati meninggakan kamar kecilnya, tapi hatinya sakit meninggalkan wanita tua itu dan sedikit sakit hati karena harus mengeluarkan uang tambahan buat kontrakan. Ini jelas membuatnya sedikit lebih lama meninggikan tumpukan uangnya kan?
Jadi, disinilah dia.
Dua kamar masih dalam keadaan pintu tertutup.
Aryumi, bekerja sebagai recepsionist, dia berumur lima tahun lebih muda dari Lilian, masih dua puluh tiga tahun. Bekerja di tempat yang sama dengan Lilian tapi beda posisi.
Nadine, seorang dokter dirumah sakit swasta terbesar dikota ini. Cantik, energik, seumuran dengan Lilian.
Mereka sama-sama besar di panti asuhan, sama-sama berasal dari ruangan yang sama. Kata saudara-saudara yang lain mereka pembuat masalah yang tak terpisahkan.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, Lilian membangunkan kedua penidur itu. Lalu langsung kedapur membuat sarapan ringan favorit mereka bertiga, Roti isi.
Masing-masing duduk di meja makan dengan sarapan dan segelas susu hangat. Berbicara tentang pekerjaan hari ini.
Lilian bekerja sebagai Marketing Senior dari sebuah hotel terbesar di kota ini, Grand City. Hari ini akan ada tamu penting yang dijadwalkan untuk bertemu dengan CEO tempatnya bekerja, dia diminta langsung untuk mendampingi sang bos besar.
Nadine masih dengan topik pembicaraan yang sama, kecelakaan yang terjadi beberapa hari yang lalu. Kecelakaan itu menewaskan pasangan suami istri, yang membuat semakin miris adalah mereka baru saja memiliki bayi yang belum berusia empat minggu. Sang wanita adalah model terkenal, dan sang pria berasal dari keluarga terpandang nomor satu dikota ini. Banyak desas desus yang beredar tentang kecelakaan ini, karena mereka menikah secara sembunyi sembunyi dan pria itu ternyata telah dijodohkan dengan gadis pilihan keluarga. Cerita yang memusingkan, kenapa hidup wanita itu seperti didalam drama-drama.
Nadine selalu seperti ini, dia akan cepat tersentuh dengan kisah anak-anak yang ditinggal orang tua, karena faktor pengalaman hidup.
Aryumi, tak ada yang istimewa dilihatnya di meja terdepan dalam beberapa hari ini, jadi dia menjadi pendengar yang baik kali ini.
Ketika saatnya untuk berangkat ke kantor, ini adalah saatnya perang kecil pun muncul. Tidak ada yang dengan ikhlas untuk menjadi "supir"..